Dalam semua diskusi pada topik Epistemologi sebelumnya, Hume melakukan tindakan yang seimbang antara membuat Serangan-Skeptis (langkah 1) dan menawarkan Teori-Positif berdasar keyakinan alamiah (langkah 2). Meskipun demikian, dalam kesimpulan untuk Buku 1, Ia tampak menaikkan Skeptisisme ke tingkat yang lebih tinggi dan mengungkap Kontradiksi yang terkandung di dalamnya (inherent) bahkan juga di dalam teori-teori filsafat terbaik Hume sendiri. Dia mencatat adanya tiga kontradiksi tersebut.
(1) Kontradiksi-Pertama, berpusat pada apa yang kita sebut Induksi. Penilaian kita berdasarkan pengalaman masa lalu yang semuanya mengandung unsur keraguan. Kita kemudian terdorong untuk membuat penilaian terhadap keraguan itu, dan karena penilaian ini juga didasarkan pada pengalaman masa lalu, maka pada gilirannya akan menghasilkan keraguan baru. Meskipun demikian sekali lagi, kita terdorong untuk membuat penilaian tentang keraguan kedua ini, dan siklus itu terus berlanjut. Hume menyimpulkan bahwa " Tidak ada objek terbatas yang bertahan hidup di bawah penurunan berulang-ulang yang tak terbatas ".
(2) Kontradiksi-Kedua melibatkan konflik antara dua Teori-Persepsi-Terhadap-Dunia-Eksternal, yang proses penalaran alamiah kita membawa ke arah dua teori tersebut. Salah satunya adalah kecenderungan alami kita untuk percaya bahwa kita langsung melihat Benda-Benda-Seperti-Apa-Adanya, dan yang lainnya adalah pandangan yang lebih filosofis bahwa kita hanya pernah melihat Gambar-Mental atau Salinan dari Objek-Objek-Eksternal.
(3) Kontradiksi-Ketiga melibatkan konflik antara Penalaran-Kausalitas dan Keyakinan terhadap Eksistensi-Kontinyu-Materi.
Setelah mencatat kontradiksi-kontradiksi ini, Hume putus asa atas kegagalan penalaran metafisiknya , Ia berkata :
(1) Kontradiksi-Pertama, berpusat pada apa yang kita sebut Induksi. Penilaian kita berdasarkan pengalaman masa lalu yang semuanya mengandung unsur keraguan. Kita kemudian terdorong untuk membuat penilaian terhadap keraguan itu, dan karena penilaian ini juga didasarkan pada pengalaman masa lalu, maka pada gilirannya akan menghasilkan keraguan baru. Meskipun demikian sekali lagi, kita terdorong untuk membuat penilaian tentang keraguan kedua ini, dan siklus itu terus berlanjut. Hume menyimpulkan bahwa " Tidak ada objek terbatas yang bertahan hidup di bawah penurunan berulang-ulang yang tak terbatas ".
(2) Kontradiksi-Kedua melibatkan konflik antara dua Teori-Persepsi-Terhadap-Dunia-Eksternal, yang proses penalaran alamiah kita membawa ke arah dua teori tersebut. Salah satunya adalah kecenderungan alami kita untuk percaya bahwa kita langsung melihat Benda-Benda-Seperti-Apa-Adanya, dan yang lainnya adalah pandangan yang lebih filosofis bahwa kita hanya pernah melihat Gambar-Mental atau Salinan dari Objek-Objek-Eksternal.
(3) Kontradiksi-Ketiga melibatkan konflik antara Penalaran-Kausalitas dan Keyakinan terhadap Eksistensi-Kontinyu-Materi.
Setelah mencatat kontradiksi-kontradiksi ini, Hume putus asa atas kegagalan penalaran metafisiknya , Ia berkata :
" Pandangan yang intens terhadap kontradiksi dua sisi ini dan ketidaksempurnaan akal manusia telah begitu menempa saya, dan memanaskan otak saya, sehingga saya siap menolak semua keyakinan dan penalaran, dan dapat menganggap tidak ada pendapat bahkan sebagai pendapat yang lebih mungkin atau lebih mendekati dengan pendapat yang lain. " [Treatise , 1.4.7.8].
Dia kemudian menenangkan rasa putus asanya dengan mengakui alam yang memaksanya untuk menyisihkan spekulasi filosofis dan kembali ke aktivitas normal kehidupan umum. Meskipun demikian, Dia melihat bahwa pada saatnya Ia akan tertarik kembali ke spekulasi filosofis dalam rangka untuk menyerang takhayul dan mendidik dunia.
Penekanan Hume pada Kontradiksi-Kontradiksi-Konseptual adalah aspek yang unik dari Skeptisisme-nya, dan jika ada bagian dari filsafatnya yang dapat ditunjuk sebagai Skeptisisme-Humean itu adalah ini. Namun, selama menulis karyanya Treatise pandangannya tentang sifat Kontradiksi-Kontradiksi ini berubah. Pada awalnya Ia merasa bahwa Kontradiksi-Kontradiksi ini terbatas untuk teori tentang Dunia-Eksternal, tetapi teori tentang Kesadaran-Pikiran itu sendiri akan bebas dari Kontradiksi, seperti yang Ia katakan berikut ini :
" Esensi dan komposisi badan eksternal sangat jelas, bahwa dalam penalaran, kita pasti atau bukan sekedar menduga, melibatkan diri kita dalam kontradiksi dan absurditas. Tetapi ketika persepsi Kesadaran-Pikiran diketahui sempurna, dan saya telah menggunakan semua penyebab yang dapat di-imajinasi-kan dalam membentuk kesimpulan, saya selalu berharap untuk menjaga dengan jelas kontradiksi, yang telah hadir setiap sistem lainnya. "[Treatise, 2.2. 6.2].
Saat membuat Lampiran Treatise setahun kemudian, Ia berubah pikiran dan merasa bahwa teori tentang Kesadaran-Pikiran juga memiliki kontradiksi :
" Saya telah terhibur oleh suatu harapan, bahwa bagaimanapun kekurangan teori kita tentang dunia intelektual yang mungkin, pada akhirnya akan terbebas dari kontradiksi dan absurditas yang tampak hadir pada setiap penjelasan yang dapat diberikan akal manusia terhadap dunia materi. Tetapi setelah melihat kembali dengan lebih cermat bagian yang bersangkutan, saya menemukan diri terlibat dalam semacam labirin, yang saya harus mengakui, bahwa saya tidak tahu bagaimana untuk memperbaiki pendapat saya sebelumnya, atau bagaimana memperoleh pendapat yang konsisten. Jika ini bukan penalaran umum yang baik untuk skeptisisme, setidaknya ini sesuatu yang cukup (jika tidak sudah tersedia berlimpah) bagi saya untuk menghibur sifat malu-malu dan kesopanan dalam semua keputusan saya. " [Treatise, Appendix].
Dengan demikian dalam karyanya Treatise, garis dasar Skeptis adalah bahwa bahkan teori-teori kita yang terbaik tentang fenomena fisik dan mental akan diserang dengan Kontradiksi-Kontradiksi tersebut.
Pada bagian penutup dalam karyanya Enquiry, Hume membahas lagi topik Skeptisisme, tetapi memperlakukan masalah ini dengan agak berbeda : Ia menolak Skeptisisme-Ekstrim tetapi menerima Skeptisisme dalam bentuk yang lebih Moderat. Dia menggabungkan Skeptisisme-Pyrrhonian-Ekstrim dengan serangan terselubung kepada semua Penalaran tentang Dunia-Luar, Penalaran-Abstrak tentang Ruang dan Waktu, atau Penalaran-Kausalitas tentang Hal-Hal-Fakta. Meskipun demikian, Dia berpendapat bahwa kita harus menolak Skeptisisme-Pyrrhonian-Ekstrim tersebut karena " tidak ada kebaikan yang tahan lama dapat hasilkan dari sana ". Sebaliknya, Ia menyarankan Skeptisisme yang lebih Moderat atau Akademik yang menurunkan nada Pyrrhonisme dengan cara, Pertama, melatih sikap hati-hati dan kesopanan dalam penilaian kita, dan Kedua, dengan membatasi spekulasi menjadi Penalaran-Abstrak dan Hal-Hal-Fakta.
Pada bagian penutup dalam karyanya Enquiry, Hume membahas lagi topik Skeptisisme, tetapi memperlakukan masalah ini dengan agak berbeda : Ia menolak Skeptisisme-Ekstrim tetapi menerima Skeptisisme dalam bentuk yang lebih Moderat. Dia menggabungkan Skeptisisme-Pyrrhonian-Ekstrim dengan serangan terselubung kepada semua Penalaran tentang Dunia-Luar, Penalaran-Abstrak tentang Ruang dan Waktu, atau Penalaran-Kausalitas tentang Hal-Hal-Fakta. Meskipun demikian, Dia berpendapat bahwa kita harus menolak Skeptisisme-Pyrrhonian-Ekstrim tersebut karena " tidak ada kebaikan yang tahan lama dapat hasilkan dari sana ". Sebaliknya, Ia menyarankan Skeptisisme yang lebih Moderat atau Akademik yang menurunkan nada Pyrrhonisme dengan cara, Pertama, melatih sikap hati-hati dan kesopanan dalam penilaian kita, dan Kedua, dengan membatasi spekulasi menjadi Penalaran-Abstrak dan Hal-Hal-Fakta.
Sumber :
http://www.iep.utm.edu/hume/#H1
Pemahaman Pribadi
No comments:
Post a Comment