Pertama, Ia berpendapat Skeptis bahwa kita tidak dapat memperoleh pengetahuan yang sempurna terhadap pengertian filosofis penting tentang persoalan-persoalan di atas.
Kedua, Dia menunjukkan bagaimana pemahaman memberikan Ide yang sangat terbatas kepada kita dalam pengertian terhadap persoalan-persoalan di atas.
Ketiga, Dia menjelaskan bagaimana beberapa pandangan yang keliru pada pengertian-pengertian itu didasarkan pada khayalan dan selaras dengan itu, Ia menganjurkan kita untuk menolak Ide-Ide yang keliru tersebut.
Kita akan mengikuti skema ketiga bagian ini ketika kita meninjau diskusi Hume terhadap berbagai topik filsafat di atas.
f. Kehendak Bebas
Pada persoalan Kehendak-Bebas dan Determinisme atau dalam terminologi Hume Kebebasan dan Kepastian, Ia membela Determinisme atau Kepastian.
(1) Hume pertama kali berpendapat bahwa :
" Semua tindakan dari kehendak memiliki penyebab tertentu " (Treatise, 2.3.2.8), sehingga tidak ada tindakan yang dikehendaki yang tanpa memiliki sebab.
" Semua tindakan dari kehendak memiliki penyebab tertentu " (Treatise, 2.3.2.8), sehingga tidak ada tindakan yang dikehendaki yang tanpa memiliki sebab.
(2) Dia kemudian membela pengertian tentang kehendak yang merespon secara konsisten terhadap motivasi penyebab yang medahului, Ia berpendapat :
" Tindakan kita memiliki kesatuan yang konstan dengan motif, emosi, dan lingkungan kita " (Treatise, 2.3.1.4).
Motif-motif ini menghasilkan tindakan-tindakan yang memiliki kepastian kausalitas yang sama, seperti yang teramati dalam Hubungan-Sebab-Akibat yang kita lihat pada Objek-Objek-Eksternal, seperti ketika bola biliar A menabrak dan mendorong bola biliar B. Dengan cara yang sama, kita secara teratur mengamati hubungan yang sangat solid antara motif A dan tindakan B, dan kita percaya hubungan yang dapat diprediksi dalam kehidupan normal kita. Misalkan seorang musafir, dalam menceritakan pengamatannya terhadap perilaku aneh dari penduduk asli di negeri yang jauh, mengatakan kepada kita bahwa motif-motif identik menyebabkan tindakan yang sama sekali berbeda pada penduduk asli tersebut. Kita tentu tidak akan percaya laporan musafir. Dalam dunia bisnis, politik, dan urusan militer, para pemimpin kita berharap perilaku yang dapat diprediksi dari kita, sejauh motif yang sama di dalam diri kita akan selalu menghasilkan tindakan yang sama. Seorang tahanan yang akan segera dieksekusi akan menganggap bahwa motivasi dan tindakan para penjaga penjara dan algojo telah ditetapkan begitu kaku, bahwa mereka akan melaksanakan tugas mereka dan melakukan eksekusi secara mekanis, dengan tidak ada kesempatan untuk perubahan hati (Treatise , 2.3.1.5 dst.).
" Tindakan kita memiliki kesatuan yang konstan dengan motif, emosi, dan lingkungan kita " (Treatise, 2.3.1.4).
Motif-motif ini menghasilkan tindakan-tindakan yang memiliki kepastian kausalitas yang sama, seperti yang teramati dalam Hubungan-Sebab-Akibat yang kita lihat pada Objek-Objek-Eksternal, seperti ketika bola biliar A menabrak dan mendorong bola biliar B. Dengan cara yang sama, kita secara teratur mengamati hubungan yang sangat solid antara motif A dan tindakan B, dan kita percaya hubungan yang dapat diprediksi dalam kehidupan normal kita. Misalkan seorang musafir, dalam menceritakan pengamatannya terhadap perilaku aneh dari penduduk asli di negeri yang jauh, mengatakan kepada kita bahwa motif-motif identik menyebabkan tindakan yang sama sekali berbeda pada penduduk asli tersebut. Kita tentu tidak akan percaya laporan musafir. Dalam dunia bisnis, politik, dan urusan militer, para pemimpin kita berharap perilaku yang dapat diprediksi dari kita, sejauh motif yang sama di dalam diri kita akan selalu menghasilkan tindakan yang sama. Seorang tahanan yang akan segera dieksekusi akan menganggap bahwa motivasi dan tindakan para penjaga penjara dan algojo telah ditetapkan begitu kaku, bahwa mereka akan melaksanakan tugas mereka dan melakukan eksekusi secara mekanis, dengan tidak ada kesempatan untuk perubahan hati (Treatise , 2.3.1.5 dst.).
(3) Terakhir, Hume menjelaskan mengapa orang sering percaya pada kehendak yang tanpa penyebab (Treatise, 2.3.2.1 dst.). Salah satu penjelasan adalah bahwa orang-orang keliru percaya bahwa mereka memiliki perasaan kebebasan saat melakukan tindakan. Alasannya adalah bahwa, ketika kita melakukan tindakan, kita merasa ada semacam " Kelonggaran atau Ketidakpedulian " dalam bagaimana tindakan itu muncul, dan beberapa orang salah melihat ini sebagai " Bukti intuitif kebebasan manusia " (Treatise , 2.3.2.2).
Dalam karyanya Treatise, Hume menolak gagasan Kebebasan sepenuhnya. Meskipun Ia tidak memberikan definisi Kebebasan dalam karyanya itu, Ia berpendapat bahwa gagasan Kebebasan tidak sesuai dengan Kepastian dan pengertian yang terbaik adalah, " Kebebasan berarti kesempatan ". Meskipun demikian, dalam karyanya Inquiry, Ia mengambil pendekatan yang lebih sesuai. Semua tindakan manusia disebabkan oleh motif spesifik yang mendahului, tapi Kebebasan dan Kepastian dapat dipertemukan ketika kita mendefinisikan Kebebasan sebagai " Kekuatan untuk bertindak atau tidak bertindak, yang diitentukan oleh kehendak " (Inquiry, 8). Tidak ada dalam definisi ini Kebebasan bertentangan dengan gagasan Kepastian.
Sumber :
http://www.iep.utm.edu/hume/#H1
Pemahaman Pribadi
Dalam karyanya Treatise, Hume menolak gagasan Kebebasan sepenuhnya. Meskipun Ia tidak memberikan definisi Kebebasan dalam karyanya itu, Ia berpendapat bahwa gagasan Kebebasan tidak sesuai dengan Kepastian dan pengertian yang terbaik adalah, " Kebebasan berarti kesempatan ". Meskipun demikian, dalam karyanya Inquiry, Ia mengambil pendekatan yang lebih sesuai. Semua tindakan manusia disebabkan oleh motif spesifik yang mendahului, tapi Kebebasan dan Kepastian dapat dipertemukan ketika kita mendefinisikan Kebebasan sebagai " Kekuatan untuk bertindak atau tidak bertindak, yang diitentukan oleh kehendak " (Inquiry, 8). Tidak ada dalam definisi ini Kebebasan bertentangan dengan gagasan Kepastian.
Sumber :
http://www.iep.utm.edu/hume/#H1
Pemahaman Pribadi
No comments:
Post a Comment