Keadilan Ala Barat : Filsuf Kontemporer - Rawls

Dari sejak pendiriannya, pemikiran politik Amerika memiliki daya-tahan lama untuk memusatkan perhatian/bahasan pada keadilan. Pembukaan...

Saturday, April 8, 2017

David Hume 4 : Epistemologi (Hubungan Sebab-Akibat)


Banyak Epistemologi Hume didorong oleh tinjauan terhadap persoalan filosofis penting, seperti Ruang dan Waktu, Hukum Sebab-Akibat, Objek-Objek Eksternal, Identitas Pribadi, dan Kehendak Bebas. Dalam analisisnya tentang persoalan-persoalan tersebut dalam karyanya Treatise, Dia berulang kali melakukan tiga hal.

Pertama, Ia berpendapat Skeptis bahwa kita tidak dapat memperoleh pengetahuan yang sempurna terhadap pengertian filosofis penting tentang persoalan-persoalan di atas.

Kedua, Dia menunjukkan bagaimana pemahaman memberikan Ide yang sangat terbatas kepada kita dalam pengertian terhadap persoalan-persoalan di atas.

Ketiga, Dia menjelaskan bagaimana beberapa pandangan yang keliru pada pengertian-pengertian itu didasarkan pada khayalan dan selaras dengan itu, Ia menganjurkan kita untuk menolak Ide-Ide yang keliru tersebut.

Kita akan mengikuti skema ketiga bagian ini ketika kita meninjau diskusi Hume terhadap berbagai topik filsafat di atas.


c. Sebab-Akibat

Menurut Hume, pengertian Sebab-Akibat adalah Ide yang kompleks yang tersusun dari Tiga-Ide-Dasar :

(1) Ide Prioritas-Dalam-Waktu.
(2) Ide Kedekatan-Dalam-Ruang.
(3) Ide Hubungan-Yang-Pasti

Mengenai Ide Prioritas-Dalam-Waktu, jika saya mengatakan bahwa kejadian A menyebabkan peristiwa B, satu hal yang saya maksud adalah A terjadi sebelum B. Jika B itu terjadi sebelum A, maka akan Absurd untuk mengatakan bahwa A adalah penyebab B.

Mengenai Ide Kedekatan-Dalam-Ruang, jika saya mengatakan bahwa A menyebabkan B, maka saya bermaksud mengatakan bahwa B adalah berdekatan dengan, atau dekat dengan A. Sebagai contoh, jika saya melempar batu, dan pada saat itu jendela rumah seseorang pecah, saya tidak akan menyimpulkan bahwa batu saya yang memecahkan jendela berada di sisi dunia yang lain. Jendela yang pecah dan batu harus berdekatan satu sama lain dalam ruang yang sama.

Meskipun demikian, Ide Prioritas dan Ide Kedekatan saja, tidak menyusun seluruh pengertian kita tentang hukum kausalitas. Sebagai contoh, jika saya bersin dan lampu mati, saya tidak akan menyimpulkan bahwa bersin saya adalah penyebab lampu menjadi mati, meskipun kondisi Ide Prioritas dan Ide Kedekatan terpenuhi. Kita juga meyakini bahwa ada Ide Hubungan-Yang-Pasti antara sebab A dan akibat B.

Selama periode modern filsafat, filsuf memikirkan Ide Hubungan-Yang-Pasti sebagai sebuah gaya atau kekuatan yang menghubungkan dua peristiwa. Ketika bola biliar A menabrak bola biliar B, ada kekuatan dari satu peristiwa memberikan ke yang lain.

Sesuai dengan Tesis-Copy Empiris, bahwa semua Ide Di-Salin-Dari-Impresi, Hume mencoba untuk mengungkap pengalaman yang menimbulkan pengertian kita tentang Ide Prioritas, Ide Kedekatan, dan Ide Hubungan-Yang-Pasti. Dua yang pertama adalah mudah untuk menjelaskan. Ide Prioritas ditelusuri ke berbagai pengalaman kita dalam Waktu. Ide Kedekatan ditelusuri ke berbagai pengalaman kita dalam Ruang. Tetapi pengalaman apa yang memberi kita Ide Hubungan-Yang-Pasti ? Ide Hubungan-Yang-Pasti ini adalah fokus khusus analisis Hume terhadap Hukum Sebab-Akibat.

Pandangan Hume adalah bahwa Ide Hubungan-Yang-Pasti dalam Hukum-Sebab-Akibat yang tepat merupakan Kualitas-Sekunder yang dibentuk oleh Kesadaran-Pikiran (Mind), dan tidak sebagai Kualitas-Primer fitur dari dunia luar.

(1) Dia dengan Skeptis berpendapat bahwa kita tidak bisa mendapatkan Ide Hubungan-Yang-Pasti Sebab-Akibat dengan mengamatinya melalui pengalaman indra (Treatise, 1.3.14.12 dst.). Kita tidak memiliki indra luar untuk menangkap Impresi dari kekuatan penyebab ketika kita mengamati hubungan Sebab-Akibat. Semua yang kita lihat adalah penyebab A terus saling berhubungan dengan efek B. Juga tidak timbul dari Impresi-Internal, seperti, ketika kita melihat ke dalam diri merefleksikan gerakan tubuh yang dikehendaki atau kehendak dari penciptaan pikiran. Pengalaman-pengalaman internal terlalu sulit dipahami, dan di dalamnya tidak ada kandungan yang dapat memberikan Ide Hubungan-Yang-Pasti.

(2) Ide Hubungan-Yang-Pasti yang kita miliki muncul dengan proses sebagai berikut : kita mengalami adanya hubungan yang tetap antara peristiwa A dan B, pengalaman indra yang berulang-ulang di mana peristiwa mirip A selalu diikuti oleh peristiwa mirip B. Ini menghasilkan kebiasaan sehingga atas setiap peristiwa A terjadi, kita mengharapkan diikuti oleh terjadinya peristiwa B. Hal ini, pada gilirannya, menghasilkan Perasaan-Internal-Harapan " untuk mengganti sebuah objek dengan ide yang biasanya hadir " yang merupakan Impresi dari mana Ide Hubungan-Yang-Pasti disalin (Treatise, 1.3.14.20).

(3) Sebuah pengertian umum tetapi keliru tentang topik ini adalah bahwa Kepastian berada dalam obyek itu sendiri. Dia menjelaskan keyakinan yang salah ini dengan kecenderungan alami yang dipunyai kita untuk menganggap kualitas persepsi subyektif sebagai hal-hal eksternal (Treatise, 1.3.14.24).


Sumber :
www.iep.utm.edu/hume/#H1
Pemahaman Pribadi


No comments:

Post a Comment