Pertama, Ia berpendapat Skeptis bahwa kita tidak dapat memperoleh pengetahuan yang sempurna terhadap pengertian filosofis penting tentang persoalan-persoalan di atas.
Kedua, Dia menunjukkan bagaimana pemahaman memberikan Ide yang sangat terbatas kepada kita dalam pengertian terhadap persoalan-persoalan di atas.
Ketiga, Dia menjelaskan bagaimana beberapa pandangan yang keliru pada pengertian-pengertian itu didasarkan pada khayalan dan selaras dengan itu, Ia menganjurkan kita untuk menolak Ide-Ide yang keliru tersebut.
Kita akan mengikuti skema ketiga bagian ini ketika kita meninjau diskusi Hume terhadap berbagai topik filsafat.
d. Objek Eksternal
Pandangan Hume pada Objek-Objek-Eksternal adalah bahwa Kesadaran-Pikiran ( Mind ) diprogram untuk membentuk suatu konsep dunia-luar, meskipun demikian konsep atau Ide ini sesungguhnya hanyalah sebuah produk rekayasa (fabrikasi).
(1) Pendapat Skeptis Hume mengenai ini adalah kita tidak dapat memiliki konsepsi yang valid mengenai eksistensi benda-benda eksternal (Treatise, 1.2.6.9).
(2) Namun demikian, Ia berpendapat bahwa kita memiliki pendapat Vulgar (polos) atau kepercayaan umum yang tidak terhindarkan terhadap eksistensi yang kontinyu dari Objek-Objek-Eksternal. Penjelasannya cukup panjang, tetapi melibatkan sifat-sifat yang mengikutinya. Persepsi terhadap Objek-Objek-Eksternal adalah terputus-putus dan tidak memiliki kesatuan dari dan dalam diri mereka sendiri (Treatise, 1.4.2.29). Dalam upaya untuk mengatur persepsi-persepsi kita, pertama, secara alami kita berasumsi bahwa tidak ada perbedaan antara persepsi-persepsi kita dan Objek-Objek-Eksternal yang dipersepsikan. Ini yang disebut pandangan persepsi Vulgar (polos). Kita kemudian membawa (membaurkan) semua Ide-Ide (dari persepsi), hal ini juga menempatkan Kesadaran-Pikiran ( Mind ) kita pada disposisi yang sama (Treatise, 1.4.2.33), yaitu dengan mengasosiasikan Ide-Ide yang serupa dan atribut identitasnya kepada penyebabnya. Akibatnya, kita secara alami menciptakan eksistensi yang kontinyu dan eksternal dari objek-objek (atau persepsi) yang menghasilkan Ide-Ide ini (Treatise, 1.4.2.35). Pada akhirnya, kita terus percaya pada eksistensi benda-benda ini karena kekuatan dari kesamaan antara Ide-Ide (Treatise, 1.4.2.36). Meskipun keyakinan ini secara filosofis tidak dibenarkan, Hume merasa dia telah memberikan penjelasan yang akurat tentang bagaimana kita pasti tiba pada Ide eksistensi Objek-Objek-Eksternal.
(3) Berbeda dengan penjelasan Ide sebelumnya, Ia menganjurkan agar kita meragukan gagasan yang lebih sempurna tetapi keliru dari pengertian eksistensi yang disebut sebagai " pandangan yang filosofis ", pandangan yang membedakan antara persepsi dan objek-eksternal yang menyebabkan persepsi itu sendiri. Motivasi psikologis menerima pandangan ini adalah : imajinasi kita memberitahu kita bahwa persepsi-persepsi yang serupa memiliki eksistensi yang kontinyu, namun kemudian refleksi kita memberitahu kita bahwa eksistensi mereka terganggu. Ditarik oleh kedua kekuatan tersebut, kita menganggap gangguan sebagai persepsi dan kontinyuitas sebagai objek (Treatise, 1.4.2.52)
Sumber :
http://www.iep.utm.edu/hume/#H1
Pemahaman Pribadi
Sumber :
http://www.iep.utm.edu/hume/#H1
Pemahaman Pribadi
No comments:
Post a Comment