Keadilan Ala Barat : Filsuf Kontemporer - Rawls

Dari sejak pendiriannya, pemikiran politik Amerika memiliki daya-tahan lama untuk memusatkan perhatian/bahasan pada keadilan. Pembukaan...

Wednesday, July 19, 2017

Rene Descartes 1 : Hidup Dan Karyanya


René Descartes sering dinilai sebagai "bapak-filsafat-modern".

Gelar ini dibenarkan karena dia terputus dengan filsafat-skolastik-Aristotelian tradisional yang lazim pada masanya juga karena pengembangan dan pengenalan pengetahuan-ilmiah-mekanistik baru olehnya.

Terputusnya secara mendasar dengan filsafat-skolastik mempunyai dua sisi arti.

Pertama, Descartes berpikir bahwa metode-skolastik cenderung diragukan karena ketergantungannya pada sensasi sebagai sumber-semua-pengetahuan.

Kedua, ia ingin mengganti model-kausal-terakhir terhadap penjelasan-ilmiah dari metode-skolastik dengan model-mekanistik yang lebih modern.

Descartes berusaha membahas persoalan filsafat yang pertama (kepercayaan pada 'sensasi' sebagai sumber-segala-pengetahuan) melalui metode-keraguan-nya.

Strategi dasarnya adalah menganggap-salah keyakinan apapun yang dikuasai/dicengkeram bahkan oleh sedikit keraguan.

"Keraguan-hiperbolik" ini kemudian berperan membersihkan jalan bagi apa yang dianggap Descartes sebagai pencarian tanpa praduga/prasangka untuk mencapai/memperoleh kebenaran.

Pembersihan dari kepercayaan yang dipegang sebelumnya oleh dirinya kemudian menempatkannya pada sebuah epistemologis-dasar-nol. Dari sini Descartes menetapkan untuk menemukan sesuatu yang tidak-diragukan-lagi atau pengetahuan yang mengatasi-semua-keraguan.

Dia akhirnya menemukan bahwa "saya ada" tidak mungkin diragukan dan karena itu "saya ada" adalah kepastian-mutlak.

Adalah dari titik ini Descartes melanjutkan menunjukkan eksistensi Tuhan dan bahwa Tuhan tidak-dapat menjadi penipu.

Hal ini, pada gilirannya, berperan untuk menetapkan kepastian segala-sesuatu yang dipahami dengan jelas-dan-terpilah serta memberikan landasan epistemologis Descartes untuk ditemukan.

Begitu kesimpulan ini tercapai, Descartes mampu melanjutkan untuk membangun kembali sistem keyakinan sebelumnya yang meragukan di atas fondasi yang mutlak-pasti.

Keyakinan-keyakinan ini, yang didirikan kembali dengan kepastian-yang-mutlak, termasuk di dalamnya eksistensi dunia-tubuh yang berada di luar pikiran, perbedaan dualistik pikiran-immaterial dan tubuh, serta model-fisika-mekanistik-nya berdasar pada ide/gagasan yang jelas-dan-terpilah dari geometri.

Titik ini mengarah pada keterputusan besar yang kedua dengan tradisi Aristotelian-skolastik dimana Descartes bermaksud untuk menggantikan sistem Aristotelian-skolastik yang berdasar pada penjelasan-kausal-terakhir dengan sistemnya yang berdasarkan pada prinsip-prinsip mekanistik.

Descartes juga menerapkan kerangka mekanistik ini terhadap operasi-kerja tumbuhan, hewan dan tubuh-manusia, sensasi dan hasrat.

Semua ini pada akhirnya mencapai puncak pada sistem-moral yang didasarkan pada ide/gagasan 'kemurahan-hati'.


Penyajian tulisan di bawah ini memberikan gambaran umum tentang pemikiran filosofis Descartes yang berkaitan dengan berbagai masalah metafisik, epistemologis, religius, moral dan ilmiah, yang mencakup berbagai karya dan korespondensi yang diterbitkannya.


Hidup Dan Karyanya

René Descartes dilahirkan dari pasangan Joachim Descartes dan Jeanne Brochard pada tanggal 31 Maret 1596 di La Haye, Prancis di dekat Tours.

Dia adalah anak bungsu pasangan itu dari tiga anaknya yang bertahan hidup. Anak tertua, Pierre, meninggal tak lama setelah kelahirannya pada tanggal 19 Oktober 1589. Saudaranya, Jeanne, kemungkinkan lahir dalam tahun berikutnya, sementara kakaknya yang bertahan hidup, juga bernama Pierre, lahir pada tanggal 19 Oktober 1591.

Klan Descartes adalah keluarga borjuis yang hampir semuanya berprofesi sebagai dokter dan beberapa menjadi pengacara. Joachim Descartes masuk dalam kategori yang terakhir, berprofesi sebagai pengacara dan menghabiskan sebagian besar karirnya sebagai anggota parlemen provinsi.

Setelah kematian ibu mereka, yang terjadi tidak lama setelah kelahiran René, ketiga anak Descartes dikirim ke nenek dari ibu mereka, Jeanne Sain, untuk dibesarkan di La Haye dan tinggal di sana bahkan setelah ayah mereka menikah lagi pada tahun 1600.

Tidak banyak yang diketahui tentang masa kecilnya, tapi René dianggap anak yang sakit-sakitan dan rapuh, begitu parahnya sehingga ketika dia dikirim ke luar kota ke akademi-Yesuit di La-Fleche pada hari paskah tahun 1607. Di mess, René tidak diwajibkan untuk bangun pagi pada jam 5:00, tidak seperti anak laki-laki lain yang diwajibkan melakukan doa pagi namun ia diijinkan untuk beristirahat sampai pukul 10:00 menjelang siang.

Di La-Fleche, Descartes melengkapi proses belajar kurikulum umum dalam tata-bahasa dan retorika dan kurikulum filosofis dengan belajar ilmu verbal-arts (seni-verbal) termasuk di dalamnya tata-bahasa, retorika dan dialektika atau logika dan mathematical-arts (seni-matematika) yang terdiri dari aritmatika, musik, geometri dan astronomi. Proses belajarnya ditutup dengan pelajaran metafisika, filsafat-alam dan etika.

Descartes diketahui meremehkan subjek pelajaran yang tidak praktis meskipun memiliki ketertarikkan pada kurikulum matematika. Namun di atas semua itu dia menerima pendidikan-pengembangan-kualitas-individu (arts-liberal-education) yang sangat luas sebelum meninggalkan La-Fleche di tahun 1614.

Sedikit yang diketahui tentang kehidupan Descartes dari tahun 1614-1618. Namun yang diketahui adalah selama tahun 1615-1616 ia menerima gelar dan lisensi-hukum-perdata dan kanonik (hukum gerejawi internal yang mengatur gereja-katolik) di Universitas-Poiters.

Meski demikian, beberapa spekulasi menyebutkan bahwa selama tahun 1614-1615 Descartes mengalami gangguan saraf di sebuah rumah di luar kota Paris dan bahwa ia tinggal di Paris dari tahun 1616-1618. Cerita ini diambil pada musim panas tahun 1618 ketika Descartes pergi ke Belanda untuk menjadi relawan bagi tentara Maurice-Of-Nassau.

Pada rentang waktu inilah dia bertemu dengan Isaac Beekman, yang mungkin merupakan pengaruh terpenting pada awal masa dewasanya. Adalah Beekman yang menghidupkan kembali minat Descartes dalam ilmu-pengetahuan dan membuka matanya terhadap kemungkinan menerapkan teknik matematika ke bidang lain.

Sebagai hadiah tahun baru untuk Beekman, Descartes menyusun sebuah risalah tentang musik, yang kemudian dianggap sebagai cabang matematika, berjudul Compendium Musicae.

Pada tahun 1619 Descartes mulai mengerjakan masalah-masalah matematis dan mekanis dengan serius di bawah bimbingan Beekman dan akhirnya ia meninggalkan pengabdiannya di Maurice-Of-Nassau, untuk berencana melakukan perjalanan ke Jerman bergabung dengan tentara Maximilian-Of-Bavaria.

Sepanjang tahun ini (1619) Descartes ditempatkan di Ulm dan memiliki tiga mimpi yang menginspirasinya mencari metode-baru untuk penyelidikan-ilmiah dan membayangkan gambaran sebuah ilmu-pengetahuan-terpadu.

Segera setelah itu, pada tahun 1620, dia mulai mencari metode-baru ini, ia memulai tetapi tidak pernah menyelesaikan beberapa karya tentang metode-baru-nya, termasuk konsep pertama dari sebelas aturan dalam Rules for the Direction of the Mind.

Descartes terus mengerjakannya dengan putus-sambung selama bertahun-tahun sampai akhirnya, demi kebaikan, ditinggalkan untuk selamanya pada tahun 1628.

Selama masa ini, dia juga mengerjakan proyek-proyek lain yang lebih berorientasi pada ilmu-pengetahuan seperti optik. Dalam rangkaian penyelidikan ini, ada kemungkinan dia menemukan hukum-pembiasan-cahaya pada awal tahun 1626. Juga pada saat inilah, Descartes memiliki hubungan yang teratur dengan Pastor Marin Mersenne, yang akan menjadi teman lamanya dan berhubungan dengan komunitas intelektual selama 20 tahun di Belanda.

Descartes pindah ke Belanda pada akhir tahun 1628, dan meskipun beberapa kali berpindah alamat dan melakukan beberapa kali perjalanan kembali ke Prancis, dia tetap tinggal di sana sampai pindah ke Swedia atas undangan Ratu Christina pada akhir tahun 1649.

Dia pindah ke Belanda untuk mencapai kesendirian dan ketenangan yang tidak ia dapat di Paris dengan semua gangguan dan tamu yang datang terus-menerus.

Di sinilah pada tahun 1629 Descartes mulai mengerjakan sebuah "risalah-kecil", yang memerlukan kira-kira tiga tahun untuk menyelesaikannya, berjudul The World. Karya ini dimaksudkan untuk menunjukkan bagaimana fisika-mekanistik dapat menjelaskan beragam fenomena di dunia tanpa mengacu pada prinsip-prinsip skolastik tentang forma-substansial dan kualitas-nyata, juga menegaskan kembali konsepsi heliosentris tentang tata-surya.

Namun kutukan terhadap Galileo oleh inkuisisi karena mempertahankan tesis ini membuat Descartes menahan publikasi karya tersebut.

Dari tahun 1634-1636, Descartes menyelesaikan esai ilmiahnya Dioptique and Meteors, yang menerapkan metode-geometris-nya pada bidang-bidang ini.

Dia juga menulis kata pengantar esai ini pada musim dingin tahun 1635/1636 untuk dilampirkan pada karya itu sebagai tambahan lampiran yang lain tentang geometri.

Kata pengantar ini menjadi karya The Discourse on Method dan diterbitkan dalam bahasa Prancis bersamaan dengan tiga esai lainnya pada bulan Juni 1637.

Dan dalam catatan pribadinya, dalam rentang waktu ini, putrinya Francine lahir pada tahun 1635, ibunya menjadi pembantu di rumah tempat Descartes menumpang tinggal. Tetapi Francine meninggal di usia lima tahun karena demam pada tahun 1640 ketika dia merencanakannya untuk tinggal dengan kerabat di Prancis untuk memastikan pendidikannya.

Descartes mulai mengerjakan Meditations on First Philosophy pada tahun 1639.

Melalui Mersenne, Descartes meminta kritik karya ini dari kalangan orang terpelajar di masanya, termasuk Antoine Arnauld, Peirre Gassendi, dan Thomas Hobbes.

Edisi pertama Meditations diterbitkan dalam bahasa latin tahun 1641 dengan enam set keberatan dan balasannya.

Edisi kedua yang diterbitkan pada tahun 1642 juga memasukkan tujuh set keberatan dan balasannya serta sepucuk surat kepada Pastor Dinet dimana Descartes membela sistemnya dari tuduhan melawan ortodoksi.

Tuduhan ini muncul di Universitas-Utrecht dan Leiden dan berasal dari berbagai kesalahpahaman tentang metode-nya dan dugaan penentangan tesisnya kepada Aristoteles dan Iman Kristen.

Kontroversi ini membuat Descartes mengirim dua surat terbuka melawan musuh-musuhnya.

Yang pertama berjudul Notes on a Program yang dikirim pada tahun 1642 di mana Descartes membantah tesis muridnya yang baru saja diasingkannya, Henricus Regius, seorang profesor bidang medis di Utrecht.

Surat Notes on a Program dimaksudkan tidak hanya untuk menolak apa yang dipahami Descartes sebagai tesis Regius yang salah, tetapi juga untuk menjauhkan diri dari mantan muridnya, yang telah memulai keributan di Utrecht dengan membuat pendapat melawan ortodoksi mengenai sifat alami manusia.

Yang kedua adalah sebuah serangan panjang yang diarahkan pada rektor Utrecht, Gisbertus Voetius melalui surat Open Letter to Voetius dikirim pada tahun 1643.

Ini sebagai tanggapan atas sebuah pamflet yang secara anonim diedarkan oleh beberapa teman Voetius di Universitas-Leiden, yang menyerang filsafat Descartes lebih jauh lagi.

Surat itu membuat Voetius memerintahkan Descartes untuk menghadap ke Dewan-Utrecht, yang mengancamnya dengan pengusiran dan pembakaran buku-bukunya. Meskipun demikian, Descartes, berhasil melarikan diri ke Den Haag dan meyakinkan Pangeran-Orange untuk campur tangan (melindungi) terhadap perbuatannya.

Pada tahun berikutnya 1643, Descartes memulai sebuah korespondensi yang penuh rasa dan filosofis dengan Putri Elizabeth dari Bohemia, yang dikenal sangat cerdas dan telah membaca karyanya Discourse on Method.

Namun, ketika hubungan dengan Elizabeth ini dimulai, Descartes berada di tengah-tengah penulisan versi buku teks filsafatnya yang berjudul Principles of Philosophy, yang akhirnya dia persembahkan kepada Putri Elizabeth.

Meskipun pada awalnya karya itu seharusnya memiliki enam bagian, Descartes menerbitkannya pada tahun 1644 dengan hanya empat bagian yang selesai : The Principles of Human Knowledge, The Principles of Material Things, The Visible Universe, and The Earth.

Dua bagian lainnya membahas tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia, namun Descartes memutuskan adalah tidak mungkin melakukan semua eksperimen yang diperlukan untuk menuliskannya.

Elizabeth menguji Descartes tentang isu-isu yang tidak pernah dibahas secara rinci sebelumnya, termasuk kehendak-bebas, hasrat dan moral.

Descartes akhirnya terinspirasi untuk menulis sebuah risalah berjudul The Passions of the Soul, yang diterbitkan sebelum keberangkatannya ke Swedia pada tahun 1649.

Juga, selama akhir tahun ini, Meditations and Principles diterjemahkan dari bahasa latin ke bahasa Prancis untuk pembaca yang lebih luas, lebih populer dan diterbitkan pada tahun 1647.

Pada akhir tahun 1646, Ratu Christina dari Swedia memprakarsai korespondensi dengan Descartes melalui seorang diplomat Prancis dan teman Descartes bernama Chanut.

Christina menekankan Descartes untuk membahas masalah moral dan pembahasan tentang kebaikan-mutlak.

Korespondensi ini akhirnya membawa sebuah undangan kepada Descartes untuk bergabung dengan Istana Ratu di Stockholm pada bulan Februari 1649.

Meskipun dia keberatan untuk pergi, Descartes akhirnya menerima undangan Christina pada bulan Juli tahun itu. Dia tiba di Swedia pada bulan September 1649.

Di sana Descartes diminta bangun jam 5:00 pagi untuk menemui Ratu membahas tentang filsafat, yang bertentangan dengan kebiasaannya, yang dikembangkan di La Fleche, bangun terlambat.

Bagaimanapun keputusannya untuk pergi ke Swedia adalah kesialan karena Descartes terkena radang paru-paru dan meninggal pada 11 Februari 1650.


Sumber :
http://www.iep.utm.edu/descarte/#H1
Pemahaman Pribadi



No comments:

Post a Comment