Keadilan Ala Barat : Filsuf Kontemporer - Rawls

Dari sejak pendiriannya, pemikiran politik Amerika memiliki daya-tahan lama untuk memusatkan perhatian/bahasan pada keadilan. Pembukaan...

Saturday, July 15, 2017

John Locke 4 : Topik Khusus Dalam Essay


Seperti yang telah dibahas sebelumnya, tujuan utama yang direncanakan dalam karya Essay adalah pemeriksaan Pemahaman manusia dan analisis Pengetahuan.

Tetapi karya Essay agak melebar dan berisi diskusi tentang topik-topik filosofis lainnya.

Beberapa di antaranya akan dibahas di bawah ini.

Meskipun demikian, sebuah kata peringatan diperlukan sebelum melanjutkan.

Terkadang sulit untuk mengatakan apakah Locke membawa dirinya menawarkan teori metafisik atau apakah dia hanya menggambarkan psikologi  sebagai komponen dari manusia.

Misalnya, kita mungkin mempertanyakan apakah penjelasan Lock tentang Identitas Pribadi dimaksudkan untuk memberi syarat yang diperlukan dan cukup untuk menjelaskan metafisika tentang Kepribadian manusia atau apakah itu hanya dirancang untuk memberi tahu pengelompokan apa yang kita lakukan terhadap Atribusi Identitas, yang seharusnya dilaksanakan dan mengapa kita melakukan hal itu.

Kita mungkin akan mempertanyakan lebih jauh lagi, apakah ketika membahas Kualitas Primer dan Sekunder, Locke menawarkan sebuah teori tentang bagaimana persepsi benar-benar bekerja atau apakah diskusi ini hanyalah penyimpangan yang digunakan untuk menggambarkan sebuah titik tentang sifat ide/gagasan kita.

Jadi, sementara banyak topik ini menerima banyak perhatian, hubungan yang tepat dengan tujuan utama yang direncanakan dalam karya Essay sulit ditemukan.


a. Kualitas Primer dan Sekunder

Buku 2, Bab 8 dari karya Essay berisi diskusi yang lebih berkembang mengenai perbedaan antara Kualitas Primer dan Sekunder.

Locke hampir sangat asli (otentik) dalam membuat perbedaan ini.

Pada saat Essay diterbitkan, topik ini telah dibahas oleh banyak orang lain dan bahkan agak biasa.

Hal itu menunjukkan, rumusan Locke yang berbeda dan analisisnya tentang isu-isu terkait sangat berpengaruh dan menyediakan kerangka kerja untuk sebagian besar pembahasan lebih lanjut mengenai topik tersebut.

Locke mendefinisikan Kualitas sebagai kekuatan yang dimiliki suatu badan/tubuh untuk menghasilkan ide/gagasan di dalam kesadaran-mental kita.

Sehingga benda sederhana seperti kentang panggang yang bisa menghasilkan ide/gagasan coklat, panas, bentuk ovular, kepadatan, dan ukuran yang pasti harus memiliki serangkaian Kualitas yang sesuai.

Pasti ada sesuatu di kentang yang memberi kita ide/gagasan cokelat, sesuatu pada kentang yang memberi kita ide/gagasan tentang bentuk ovular, dan seterusnya.

Pandangan perbedaan Kualitas Primer atau Sekunder berpendapat bahwa beberapa Kualitas sangat berbeda satu dengan yang lain.

Locke mendorong perbedaan antara dua jenis Kualitas dengan membahas bagaimana tubuh/badan bisa menghasilkan ide/gagasan di dalam diri kita.

Teori persepsi yang disahkan oleh Locke sangat Mekanis.

Semua persepsi yang terjadi merupakan akibat Gerak dan Tabrakan.

Jika saya mencium kentang panggang, pasti ada partikel materi kecil yang terbang dari kentang dan menabrak saraf di hidung saya, gerakan di saraf hidung menyebabkan reaksi berantai di sepanjang sistem saraf saya sampai akhirnya ada gerakan dalam Otak saya dan saya mengalami ide/gagasan bau tertentu.

Jika saya melihat kentang panggang, pasti ada partikel materi kecil yang terbang dari kentang dan menabrak retina saya.

Tabrakan itu menyebabkan reaksi berantai yang serupa dengan proses penciuman, dan berakhir dengan pengalaman saya dengan bentuk bulat tertentu.

Dari sini, Locke menyimpulkan bahwa bagi sebuah Objek untuk menghasilkan ide/gagasan di dalam diri kita, benar-benar memiliki beberapa fitur (ciri) tertentu, namun juga bisa sama sekali tidak memiliki fitur (ciri) yang lain.

Teori Persepsi Mekanis ini mensyaratkan bahwa benda yang menghasilkan ide/gagasan di dalam kita memiliki Bentuk, Tubuh, Gerak, dan Kepadatan.

Tetapi tidak mengharuskan benda-benda ini memiliki Warna, Rasa, Suara, atau Suhu.

Jadi Kualitas Primer adalah Kualitas yang benar-benar Nyata dimiliki oleh badan/tubuh.

Ini adalah fitur (ciri) dimana badan/tubuh tidak bisa tanpa memilikinya.

Kualitas Sekunder, sebaliknya, Tidak Nyata dimiliki oleh badan/tubuh.

Kualitas Sekunder hanyalah cara untuk membicarakan ide/gagasan yang bisa dihasilkan oleh badan/tubuh berdasarkan Kualitas Primer mereka.

Jadi ketika kita mengklaim bahwa kentang panggang itu Padat, ini berarti Kepadatan adalah salah satu fitur (ciridasarnya.

Tapi ketika saya mengklaim bahwa itu berbau seperti tanah, hal ini hanya berarti bahwa fitur (ciri) dasarnya mampu menghasilkan ide/gagasan tentang aroma tanah di dalam Pikiran saya.

Pendapat ini mengarahkan Locke kepada pandangan tentang Kemiripan/Kesamaan :

" Dari sanalah saya pikir lebih mudah untuk menarik Pengamatan/Observasi ini, ide/gagasan tentang Kualitas Primer dari Badan/Tubuh, adalah merupakan Kemiripan/Kesamaan di antara meraka, dan Polanya benar-benar ada di Badan/Tubuh itu sendiri. Sebaliknya ide/gagasan yang dihasilkan oleh Kualitas Sekunder sama sekali tidak memiliki Kemiripan/Kesamaan di antara mereka. "(2.8.14, 137).

Sejauh ide/gagasan saya tentang kentang adalah sesuatu yang Padat, memiliki Tubuh, Bergerak, dan memiliki Bentuk tertentu, ide/gagasan tersebut secara akurat menangkap sesuatu tentang sifat nyata kentang.

Tetapi sejauh ide/gagasan saya tentang kentang adalah sesuatu dengan Bau, Suhu, dan Rasa tertentu, ide/gagasan saya tidak secara akurat menangkap fakta independen tentang kentang itu.


b. Filsafat Mekanisme

Di sekitar waktu karya Essay terbit, Filsafat Mekanis muncul sebagai teori utama tentang dunia fisik.

Filosofi Mekanis menyatakan bahwa Entitas fundamental di dunia fisik adalah badan/tubuh individu kecil yang disebut Sel.

Setiap Sel adalah Padat, memiliki Badan/Tubuh, dan memiliki Bentuk tertentu.

Sel-Sel ini bisa digabungkan bersama untuk membentuk benda biasa seperti batu, meja, dan tanaman.

Filosofi Mekanis berpendapat bahwa semua fitur badan/tubuh dan semua fenomena alam dapat dijelaskan dengan menarik Sel-Sel ini dan sifat dasar khususnya, seperti Ukuran, Bentuk, dan Gerak.

Locke mengetahui Filosofi Mekanis pada saat berada di Oxford dan menjadi mengenal tulisan-tulisan para pendukung utamanya.

Seimbang dengan itu, Locke tampaknya telah berubah menjadi berpandangan Filosofi Mekanis.

Dia menulis bahwa Mekanisme adalah hipotesis terbaik yang tersedia untuk menjelaskan tentang alam.

Kita telah melihat beberapa karya penjelasan yang dilakukan oleh Mekanisme dalam karyanya Essay.

Perbedaan antara Kualitas Primer dan Sekunder adalah ciri khas Filosofi Mekanis dan tersusun rapi dalam penjelasannya tentang persepsi secara Mekanis.

Locke menegaskan kembali komitmennya terhadap penjelasan persepsi ini di sejumlah poin lain dalam karya Essay.

Dan saat membahas tentang materi sebuah Objek, Locke seringkali senang menggunakan pandangan bahwa Objek-Objek tersusun dari Sel.

Meskipun demikian, yang aneh adalah sementara Essay tampak memiliki sejumlah bab/bagian di mana Locke mendukung penjelasan Mekanis dan berbicara mengenai Mekanisme, namun juga berisi beberapa ucapan kritis tentang Mekanisme dan pembahasan tentang batasan Filosofi Mekanis.

Kritik Locke tentang Mekanisme dapat dibagi menjadi dua rangkaian.

Pertama, Lock menyadari bahwa ada sejumlah fenomena yang teramati yang sulit dijelaskan dengan Mekanisme.

Mekanisme memang menawarkan penjelasan yang rapi tentang beberapa fenomena yang teramati.

Misalnya, fakta bahwa benda dapat dilihat namun tidak berbau melalui gelas/kaca dapat dijelaskan dengan mengemukakan bahwa Sel-Sel yang berinteraksi dengan retina kita lebih kecil daripada yang berinteraksi dengan lubang hidung kita.

Jadi Sel-Sel Penglihatan mampu melewati ruang di antara Sel-Sel selembar kaca, tetapi Sel-Sel Bau akan ditolak.

Tapi fenomena-fenomena lain lebih sulit untuk dijelaskan secara Mekanisme.

Magnetisme (Gaya Tarik Menarik) dan berbagai proses kimia dan biologi seperti fermentasi ringkih terhadap penjelasan semacam ini.

Dan Gravitasi Universal, di mana Newton telah membuktikan keberadaannya dalam karyanya Principia, sangat sulit dijelaskan dengan Mekanisme.

Locke memberikan saran pendapat bahwa Tuhan mungkin menambahan (superadded) bermacam kekuatan Non-Mekanis ke badan/tubuh material dan ini bisa menjelaskan Gravitasi.

Bahkan, di beberapa titik ia menyarankan bahwa Tuhan telah menambahan (superadded) kekuatan berpikir ke dalam materi dan bahwa manusia mungkin adalah makhluk material murni.

Kritik kedua Locke berkaitan dengan masalah teoritis dalam Filsafat Mekanis.

Salah satu masalah adalah Mekanisme tersebut tidak memiliki cara yang memuaskan untuk menjelaskan Kohesi (Kerekatan).

Mengapa Sel-Sel terkadang menempel bersama ?

Jika benda-benda seperti meja dan kursi hanyalah koleksi Sel-Sel kecil maka seharusnya akan sangat mudah tercerai-berai/terpecah, sama seperti saya dapat dengan mudah memisahkan satu kelompok kelereng dari yang lain.

Lebih jauh lagi, mengapa Sel-Sel tertentu tetap terjebak bersama sebagai benda padat ?

Apa yang menyebabkan Kohesi (Kerekatan) ?

Sekali lagi, Mekanisme tampaknya sangat tertekan untuk memberikan jawaban ini.

Akhirnya, Locke membiarkan kita tidak memahami sepenuhnya transfer gerakan pada peristiwa tabrakan.

Ketika satu Sel bertabrakan dengan yang lain, sebenarnya kita tidak memiliki penjelasan yang sangat memuaskan mengapa Sel kedua bergerak menjauhi karena kekuatan tabrakan.

Locke menekankan kritik ini dengan beberapa keahlian dan dengan cara yang serius.

Meski begitu, tetap saja pada akhirnya dia optimis tentang Mekanisme.

Sikap Lock yang agak campur aduk pada bagian ini menyebabkan para komentator/pengamat untuk memperdebatkan pertanyaan tentang sikap pastinya terhadap Filosofi Mekanis dan motivasi dirinya untuk mendiskusikannya.


c. Kekuasaan Menentukan Kehendak Sendiri Dan Tindakan Seseorang

Dalam Buku 2, Bab 21 dari karya Essay, Locke membahas topik Kehendak.

Salah satu hal yang memisahkan/membedakan manusia dari batu dan bola biliar adalah kemampuan kita untuk membuat keputusan dan mengendalikan tindakan kita.

Kita merasa bahwa kita Bebas dalam hal tertentu dan bahwa kita memiliki Kekuasaan/Kekuatan untuk memilih pemikiran dan tindakan tertentu.

Locke menyebut ini Kekuatan Kehendak.

Tapi ada pertanyaan rumit, tersusun dari apakah Kekuasaan/Kekuatan di dalamnya dan apakah yang diperlukan agar secara Bebas atau secara Sukarela memilih sesuatu.

2.21 berisi diskusi yang rumit dan berkelanjutan mengenai pertanyaan-pertanyaan rumit ini.

Locke pertama kali memulai dengan pertanyaan tentang Kebebasan dan kemudian melanjutkan diskusi tentang Kehendak.

Atas analisis Locke, kita Bebas melakukan hal-hal yang akan kita lakukan dan secara fisik mampu dilakukan.

Misalnya, jika saya ingin terjun ke danau dan tidak memiliki halangan/penyakit fisik yang mencegahnya, maka saya Bebas terjun ke danau.

Sebaliknya, jika saya tidak ingin terjun ke danau, tapi seorang teman mendorong saya masuk, saya tidak bertindak Bebas saat memasuki air.

Atau, jika saya ingin terjun ke danau, tapi mengalami cedera tulang belakang dan tidak bisa menggerakkan tubuh saya, maka saya tidak bertindak Bebas saat berada di tepi pantai.

Sampai di sini adalah bagus, Locke telah menawari kita cara yang berguna untuk membedakan tindakan Sukarela kita dari tindakan kita yang dipaksa/tidak disengaja.

Tapi masih ada pertanyaan mendesak tentang Kebebasan dan Kehendak : apakah Kehendak itu sendiri Bebas ?

Ketika saya memutuskan apakah akan melompat ke dalam air atau tidak, apakah Kehendak saya ditentukan oleh faktor luar untuk memilih satu atau yang lainnya ?

Atau bisakah, untuk dikatakan, membentuk Pikiran sendiri dan memilih salah satu pilihan ?

Posisi awal Locke dalam bab ini adalah bahwa Kehendak yang ditentukan.

Tapi di bab/bagian selanjutnya dia menawarkan berbagai kualifikasi.

Dalam keadaan normal, Kehendak ditentukan oleh apa yang oleh Locke disebut Ketidaknyamanan :

" Apakah yang menentukan Kehendak kita berkaitan dengan Tindakan kita ? ... beberapa dan untuk sebagian besar yang paling menekan adalah Ketidaknyamanan Manusia yang hadir pada saat itu. Itulah yang secara terus menerus menentukan Kehendak, dan menetetapkan atas Tindakan yang kita lakukan. " (2.21.31, 250-1).

Ketidaknyamanan ini disebabkan oleh tidak adanya sesuatu yang dipersepsi sebagai kebaikan.

Persepsi baik tentang sesuatu benda menimbulkan keinginan terhadap benda itu.

Misalkan saya memilih memakan sepotong pizza.

Locke mengatakan bahwa saya pasti telah membuat pilihan ini karena tidak adanya pizza akan mengganggu saya entah bagaimana misal saya merasa lapar, atau merindukan sesuatu yang gurih dan Ketidaknyamanan ini memunculkan keinginan terhadap makanan.

Keinginan itu pada gilirannya menentukan Kehendak saya untuk memilih makan pizza.

Kualifikasi Locke terhadap penjelasan tentang Kehendak yang ditentukan oleh Ketidaknyamanan ini berkaitan dengan apa yang dia sebut sebagai Penangguhan/Penundaan.

Dimulai dengan edisi kedua Essay, Locke mulai berpendapat bahwa hasrat yang sebagian besar paling menekan untuk menentukan Kehendak, tapi tidak selalu :

" Bagi Pikiran dalam banyak kasus, seperti yang telah terbukti dalam pengalaman, sebuah kekuatan untuk menunda eksekusi dan memenuhi kepuasan dari setiap keinginan, dan juga semuanya, satu demi satu, adalah dalam keadaan Bebas untuk mempertimbangkan Objek-Objek keinginan itu. Memeriksa mereka dari semua sisi, dan menimbangnya dengan keinginan-keinginan yang lain. " (2.21.47, 263).

Jadi, kalaupun, pada saat ini, hasrat saya untuk makan pizza adalah keinginan terkuat, Locke berpikir bahwa saya dapat berhenti sejenak sebelum memutuskan untuk makan pizza dan mempertimbangkan keputusan itu.

Saya dapat mempertimbangkan hasrat-hasrat lain dari sejumlah keinginan yang ada seperti keinginan saya untuk menurunkan berat badan, atau meninggalkan pizza untuk teman saya, atau untuk mempertahankan pola makan vegan.

Pertimbangan yang cermat dari kemungkinan lain ini mungkin memiliki efek mengubah sejumlah hasrat saya.

Jika saya benar-benar fokus pada betapa pentingnya menjaga kebugaran dan kesehatan dengan memakan makanan bergizi, keinginan saya untuk meninggalkan pizza mungkin menjadi lebih kuat daripada keinginan saya untuk memakannya dan saya mungkin bertekad memilih untuk tidak makan pizza.

Tetapi tentu saja kita selalu dapat bertanya apakah seseorang memiliki pilihan untuk menunda penilaian atau apakah penundaan penilaian itu sendiri ditentukan oleh hasrat yang paling kuat dalam pikiran kita.

Pada titik ini Locke agak kabur.

Sementara sebagian besar penafsir berpendapat hasrat kita menentukan pada saat penilaian ditunda, beberapa lainnya tidak setuju dan berpendapat bahwa penundaan penilaian menawarkan pendapat agen Lockean adalah sebuah bentuk Kehendak Bebas yang kuat.


d. Kepribadian dan Identitas Pribadi

Locke adalah salah satu filsuf pertama yang memberi perhatian serius pada pertanyaan Identitas Pribadi.

Dan pembahasannya tentang pertanyaan tersebut telah terbukti berpengaruh baik secara historis di waktu lalu maupun di masa sekarang.

Pembahasan terjadi di tengah diskusi Locke yang lebih luas tentang kondisi Identitas untuk berbagai Entitas di Buku II, Bab 27.

Di dalam hati, pertanyaannya cukup sederhana, apa yang membuat saya menjadi orang yang sama dengan orang yang melakukan hal-hal tertentu di masa lalu dan yang akan melakukan hal-hal tertentu di masa depan ?

Dalam hal apakah itu adalah saya yang menghadiri Sekolah Dasar Bridlemile beberapa tahun yang lalu ?

Dahulu, saya seorang anak laki-laki sangat pendek, tahu sedikit tentang sepak bola, dan menyukai Chicken McNuggets.

Di sisi lain, sekarang saya bertubuh tinggi rata-rata, tahu banyak sampai hal-hal kecil tentang sepak bola, dan agak mual saat memikirkan makan ayam, terutama dalam bentuk Nugget.

Meski demikian, memang benar bahwa saya yang sekarang Identik dengan anak laki-laki yang hadir di Bridlemile beberapa tahun lalu.

Pada zaman Locke, topik Identitas Pribadi penting untuk alasan keagamaan.

Doktrin Kristen berpendapat bahwa ada kehidupan akhirat di mana orang-orang saleh akan dihargai di surga dan orang-orang berdosa akan dihukum di neraka.

Skema ini memberi dorongan bagi individu untuk berperilaku secara moral.

Tetapi, agar ini berhasil, penting bagi orang yang diberi penghargaan atau dihukum adalah orang yang sama dengan orang yang hidup dengan saleh atau hidup berdosa.

Dan ini harus benar meskipun orang yang diberi penghargaan atau dihukum telah meninggal, yang entah bagaimana terus berada di alam baka, dan entah bagaimana berhasil dipertemukan kembali dengan tubuhnya.

Jadi penting untuk mendapat jawaban yang benar mengenai pertanyaan Identitas Diri.

Pandangan Locke terhadap Identitas Pribadi melibatkan Proyek Negatif dan Proyek Positif.

Proyek Negatif melibatkan perdebatan melawan pandangan bahwa Identitas Pribadi tersusun di dalam atau mensyaratkan kontinyuitas keberadaan suatu Zat/Substansi tertentu.

Dan Proyek Positif mencakup mempertahankan pandangan bahwa Identitas Pribadi tersusun dalam kontinyuitas Kesadaran.

Kita mulai dengan pandangan positif ini. Locke mendefinisikan seseorang sebagai :

" makhluk cerdas yang berpikir, yang memiliki Akal dan Refleksi, dan dapat menimbang dirinya sebagai dirinya sendiri, sesuatu yang berpikir dan yang sama dalam berbagai waktu dan tempat. Yang itu hanya dilakukan oleh Kesadaran, yang tidak dapat dilepaskan dari berpikir, yang tampak bagi saya sebagai hal yang sangat penting.  " (2.27.9, 335).

Locke mengemukakan di sini bahwa bagian yang membuat seseorang sama melalui waktu adalah kemampuan mereka untuk mengenali/mengakses pengalaman masa lalu yang dimiliknya.

Bagi saya, bagian yang membedakan seorang anak laki-laki kecil yang menghadiri Sekolah Dasar Bridlemile dari semua anak lainnya yang pergi ke sana adalah realisasi saya bahwa saya berbagi dalam kesadarannya.

Dengan kata lain, akses saya terhadap pengalaman hidupnya di Bridlemile sangat berbeda dengan akses saya terhadap pengalaman hidup orang lain yang di sana : Akses ini adalah Pertama, Pribadi dan Langsung.

Saya mengenali pengalaman di sana sebagai bagian dari benang/rangkaian pengalaman yang membentuk hidup saya dan bergabung dengan diri saya dan pengalaman saya pada saat ini secara terpadu.

Itulah yang membuat anak laki-laki kecil sama dengan saya.

Locke percaya bahwa penjelasan Identitas Pribadi sebagai kontinuitas Kesadaran meniadakan kebutuhan penjelasan Identitas Pribadi yang diberikan berdasar Zat/Substansi.

Pandangan tradisional berpendapat bahwa ada Entitas Metafisik, yang disebut Jiwa, yang menjamin Identitas Pribadi melalui waktu.

Dimanapun ada Jiwa yang sama, orang yang sama juga akan ada disana.

Locke menawarkan sejumlah eksperimen pemikiran untuk meragukan keyakinan ini dan menunjukkan bahwa penjelasannya lebih unggul.

Misalnya, jika Jiwa seseorang dihapuskan dari semua pengalaman sebelumnya dan diberikan pengalaman yang baru seperti yang mungkin terjadi pada reinkarnasi, jika itu adalah benar, Jiwa yang sama tidak akan membenarkan klaim bahwa semua orang yang memilikinya adalah orang yang sama.

Atau, kita bisa membayangkan dua Jiwa yang memiliki pengalaman sadar mereka benar-benar bertukar/berbeda.

Dalam kasus ini, kita mengatakan bahwa orang tersebut pergi dengan pengalaman kesadaran dan tidak tinggal dengan Jiwa.

Penjelasan Identitas Pribadi Locke tampaknya merupakan usaha yang disengaja untuk menjauh dari beberapa alternatif Metafisik dan menawarkan sebuah penjelasan yang dapat diterima oleh individu dari sejumlah latar belakang Theologis yang berbeda.

Tentu saja, sejumlah tantangan serius diajukan untuk menguji penjelasan Locke.

Sebagian besar fokus pada peran penting yang tampaknya dimainkan oleh Ingatan/Memori.

Dan rincian yang tepat dari usulan positif Locke di 2,27 telah sulit dijabarkan.

Meskipun demikian, banyak filsuf kontemporer percaya bahwa ada inti kebenaran yang penting dalam analisis Locke.


e. Esensi Nyata dan Nominal

Perbedaan Locke antara Esensi Nyata dari sebuah Zat/Substansi dan Esensi Nominal suatu Zat/Substansi adalah salah satu komponen Essay yang paling menarik.

Para filsuf Skolastik berpendapat bahwa tujuan utama Metafisika dan Sains adalah mempelajari Esensi dari benda-benda : komponen Metafisik kunci/utama dari benda-benda yang menjelaskan semua fitur (ciri) menarik mereka.

Locke menganggap proyek ini salah arah.

Pengetahuan semacam itu, Pengetahuan tentang Esensi Nyata makhluk, tidak tersedia bagi manusia.

Hal ini menyebabkan Locke menyarankan cara alternatif untuk memahami dan menyelidiki alam.

Dia merekomendasikan untuk berfokus pada Esensi Nominal benda-benda.

Ketika Locke memperkenalkan istilah Esensi Nyata, dia menggunakannya untuk merujuk pada :

" penyusun nyata dari setiap benda, yang merupakan dasar dari semua Properti itu, yang digabungkan didalamnya, dan terus ditemukan ada bersama dengan [objek] " (3.6.6, 442).

Bagi Skolastik Esensi Nyata ini menjadi Forma Substansi sebuah Objek.

Bagi para pendukung Filsafat Mekanis, ini adalah jumlah dan susunan Sel-Sel Materi yang membentuk badan/tubuh.

Locke kadang-kadang mendukung pemahaman terakhir tentang Esensi Nyata ini.

Tapi dia menegaskan bahwa Esensi Nyata sama sekali tidak diketahui dan tidak dapat kita temukan.

Sebaliknya Esensi Nominal, dapat diketahui dan merupakan cara terbaik untuk memahami Zat/Substansi individual.

Esensi Nominal hanyalah kumpulan dari semua fitur (ciri) yang teramati yang dimiliki masing-masing Zat/Substansi individu.

Jadi Esensi Nominal dari sepotong emas akan mencakup ide/gagasan tentang kekuningan, berat badan tertentu, kelenturan, kelarutanan oleh bahan kimia tertentu, dan sebagainya.

Locke memberi kita analogi yang bermanfaat untuk menggambarkan perbedaan antara Esensi Nyata dan Nominal.

Dia menyarankan agar posisi kita berkenaan dengan benda biasa seperti posisi seseorang yang melihat jam yang sangat rumit.

Roda, roda, bobot, dan pendulum yang menghasilkan gerakan tangan di wajah jam adalah Esensi Nyata jam, tidak diketahui orang tersebut.

Mereka tersembunyi di balik casing.

Dia hanya bisa mengetahui tentang fitur (ciri) yang dapat diamati seperti bentuk jam, gerakan tangan, dan denting jam yang adalah Esensi Nominal jam.

Begitu pula ketika saya melihat benda seperti Dandelion, saya hanya bisa mengamati Esensi Nominal-nya seperti warna kuning, bau pahit, dan sebagainya.

Saya tidak tahu betul apa yang menghasilkan fitur (ciri) Dandelion ini atau bagaimana menghasilkannya.

Pandangan Locke tentang Esensi Nyata dan Nominal memiliki konsekuensi penting untuk pandangannya tentang pembagian Objek ke dalam kelompok dan jenis.

Mengapa kita menganggap beberapa hal sebagai zebra dan hal lainnya menjadi kelinci ?

Pandangan Locke adalah bahwa kita mengelompokan benda-benda menurut Esensi Nominal dan tidak berdasar Esensi Nyata yang tidak diketahui.

Tapi ini memiliki konsekuensi bahwa pengelompokan kita mungkin gagal untuk secara memadai mencerminkan apa pun perbedaan sebenarnya yang mungkin ada di alam.

Jadi Locke bukanlah seorang realis tentang spesies atau jenis.

Sebaliknya, dia adalah seorang konvensionalis.

Kita memproyeksikan pembagian ini kepada dunia saat kita memilih untuk mengklasifikasikan Objek yang jatuh di bawah berbagai Esensi Nominal yang telah kita buat.


f. Epistemologi Keagamaan

Epistemologi Agama, klaim tentang pemahaman kita tentang Tuhan dan tugas kita sehubungan dengan Dia sangat diperdebatkan selama masa hidup Locke.

Perang Sipil Inggris, yang diperjuangkan selama masa muda Locke, sebagian besar merupakan perselisihan mengenai cara yang benar untuk memahami Agama Kristen dan persyaratan Iman Religius.

Sepanjang abad ketujuh belas, sejumlah sekte Kristen Fundamentalis terus mengancam stabilitas kehidupan politik di Inggris.

Dan status orang-orang Katolik dan Yahudi di Inggris adalah orang yang jengkel.

Jadi taruhannya sangat tinggi ketika, pada tahun 4.18, Locke membahas sifat Iman dan Akal dan domain dari masing-masing.

Dia mendefinisikan Akal sebagai upaya untuk menemukan kepastian atau kemungkinan melalui penggunaan Fakultas Alami kita dalam penyelidikan dunia.

Sebaliknya, Iman adalah kepastian atau probabilitas yang dicapai melalui sebuah komunikasi yang diyakini berasal dari Tuhan.

Jadi saat Smith makan kentang dan mempercayai rasa asin, dia percaya ini menurut Akal.

Tapi ketika Smith percaya bahwa Joshua membuat matahari tetap berdiri di langit karena dia membacanya di Alkitab yang dia anggap sebagai Wahyu Illahi, dia percaya menurut Iman.

Meskipun awalnya terdengar seolah-olah Locke telah mengukir peran yang cukup terpisah untuk Iman dan Akal, harus dicatat bahwa definisi ini membuat Iman tunduk pada Akal dengan cara yang halus. Sebab, seperti yang dijelaskan Locke :

" Apapun yang telah dinyatakan oleh Allah, pastilah benar. Tidak ada keraguan yang bisa dibuat kepadanya. Ini adalah Obyek Iman yang benar : Tetapi apakah itu Wahyu Illahi atau bukan, Akal yang harus menilai/menghakimi. Yang tidak pernah mengizinkan Pikiran untuk menolak Bukti-Bukti yang lebih kuat untuk mempermalukan apa yang memiliki Bukti kurang jelas, juga tidak membiarkannya menghibur Probabilitas yang bertentangan dengan Pengetahuan dan Kepastian. " (4.18.10, 695).

Pertama, Locke berpikir bahwa jika ada proposisi, bahkan untuk satu yang dimaksudkan dengan Wahyu Illahi, bertentangan dengan bukti Akal yang jelas, maka hal itu seharusnya tidak dapat dipercaya.

Jadi, kalaupun sepertinya Tuhan mengatakan kepada kita bahwa 1 + 1 = 3, Locke mengklaim bahwa kita harus tetap percaya bahwa 1 + 1 = 2 dan kita harus menyangkal bahwa Wahyu Illahi 1 + 1 = 3 itu asli dari Tuhan.

Kedua, Locke berpikir bahwa untuk menentukan apakah sesuatu diwahyukan secara Illahi, kita harus menggunakan Akal kita.

Bagaimana kita bisa tahu apakah Alkitab berisi Wahyu langsung Allah yang disampaikan melalui penulis Alkitab yang diilhami atau apakah itu bukan karya manusia belaka ?

Hanya Akal yang bisa membantu kita menyelesaikan pertanyaan itu.

Locke berpikir bahwa mereka yang mengabaikan pentingnya Akal dalam menentukan apa yang merupakan dan bukan masalah Iman adalah bersalah karena Antusiasme.

Dan dalam sebuah bab yang ditambahkan pada edisi Essay, Locke selanjutnya dengan tegas memperingatkan pembacanya terhadap bahaya serius yang ditimbulkan oleh hal ini.

Dalam semua hal ini, Locke muncul sebagai seorang moderat yang kuat.

Dia sendiri sangat Religius dan menganggap Iman Religius sebagai hal penting.

Tapi dia juga merasa ada batas serius untuk apa yang bisa dibenarkan melalui permohonan keimanan.

Isu yang dibahas di bagian ini akan sangat penting di bab di mana pandangan Locke tentang pentingnya Toleransi Beragama dibahas.


Sumber :
http://www.iep.utm.edu/locke/#H1
Pemahaman Pribadi


No comments:

Post a Comment