Keadilan Ala Barat : Filsuf Kontemporer - Rawls

Dari sejak pendiriannya, pemikiran politik Amerika memiliki daya-tahan lama untuk memusatkan perhatian/bahasan pada keadilan. Pembukaan...

Monday, July 17, 2017

John Locke 5 : Teologi, Edukasi


a. Teologi

Kita telah melihat bahwa dalam karya Essay, Locke mengembangkan sebuah penjelasan tentang Percaya menurut Iman dan Percaya menurut Akal.

Ingatlah bahwa seseorang Percaya sesuai dengan Akal ketika dia menemukan sesuatu melalui penggunaan Fakultas Alaminya dan dia Percaya menurut Iman saat dia menganggap sesuatu sebagai kebenaran karena dia memahaminya sebagai Wahyu dari Tuhan.

Ingat juga bahwa Akal harus memutuskan kapan sesuatu itu adalah Wahyu atau Bukan Wahyu dari Tuhan.

Tujuan karya Locke, Reasonableness of Christianity adalah untuk menunjukkan bahwa masuk akal untuk menjadi seorang Kristen.

Locke berpendapat bahwa kita memiliki cukup alasan untuk berpikir bahwa Kebenaran-Utama-Kekristenan dikomunikasikan kepada kita oleh Allah melalui utusannya, Yesus dari Nazaret.

Agar proyek Locke berhasil, dia perlu menunjukkan bahwa Yesus memberi kepada para pengikut awalnya/aslinya bukti yang cukup bahwa dia adalah Utusan-Sah dari Tuhan.

Mengingat bahwa banyak individu dalam sejarah telah mengaku sebagai penerima Wahyu Illahi, pasti ada sesuatu yang istimewa yang membedakan Yesus dari yang lainnya.

Locke menawarkan dua pertimbangan dalam hal ini.

Yang pertama adalah bahwa Yesus mewujudkan sejumlah ramalan sejarah mengenai Kedatangan Seorang Mesias.

Yang kedua adalah bahwa Yesus melakukan sejumlah mukjizat yang membuktikan bahwa ia memiliki hubungan istimewa dengan Tuhan.

Locke juga mengklaim bahwa kita memiliki cukup alasan untuk percaya bahwa mukjizat ini benar-benar terjadi atas dasar kesaksian dari mereka yang menyaksikannya secara langsung dan rantai pelaporan yang dapat dipercaya dari zaman Yesus sampai ke zaman kita sendiri.

Argumen ini membawa Locke ke dalam diskusi tentang jenis dan nilai kesaksian yang menurut banyak filsuf menarik dalam dirinya sendiri.

Salah satu fitur (ciri) mencolok karya The Reasonableness of Christianity adalah persyaratan untuk Keselamatan yang didukung Locke.

Perselisihan tentang keyakinan yang tepat yang diperlukan untuk Keselamatan dan Kehidupan-Kekal di Surga merupakan inti dari banyak ketidaksepakatan/perselisihan agama pada zaman Locke.

Denominasi dan sekte yang berbeda mengklaim bahwa mereka, dan seringkali hanya mereka, memiliki keyakinan yang benar.

Sebaliknya, Locke berpendapat bahwa untuk menjadi orang Kristen sejati dan layak mendapat Keselamatan, seseorang hanya perlu mempercayai satu kebenaran sederhana bahwa : Yesus adalah Mesias.

Tentu saja, Locke percaya ada banyak kebenaran penting lainnya dalam Alkitab.

Tetapi dia pikir kebenaran lain ini, terutama yang terkandung dalam Surat-Surat Kiriman daripada Injil, bisa jadi sulit untuk ditafsirkan dan bisa menimbulkan perselisihan dan ketidaksepakatan.

Bagaimanapun, prinsip inti Kekristenan, bahwa Yesus adalah Mesias, adalah sebuah kepercayaan wajib.

Dalam membuat persyaratan untuk Iman dan Keselamatan Kristen yang begitu minimal, Locke merupakan bagian dari faksi yang berkembang di Gereja Inggris.

Individu-individu ini, yang sering dikenal sebagai kaum Latitudinarian, dengan sengaja berusaha membangun kekristenan yang lebih bersifat mendamaikan dengan tujuan menghindari konflik dan kontroversi seperti pertempuran yang menghancurkan kedua belah pihak ( internecine ) yang telah terjadi sebelumnya.

Jadi, Locke tidak sendirian dalam usaha menemukan serangkaian Komitmen-Inti Kristiani yang bebas dari muatan Teologis Sektarian.

Tetapi Locke masih termasuk agak radikal, karena hanya beberapa teolog membuat persyaratan untuk Iman dan Keselamatan Kristen yang sangat minim.


b. Edukasi

Locke dianggap oleh banyak orang pada waktu itu sebagai pakar masalah Pendidikan.

Dia mengajar banyak siswa di Oxford dan juga menjabat sebagai tutor pribadi.

Korespondensi Locke menunjukkan bahwa dia selalu diminta untuk merekomendasikan tutor dan menawarkan saran Pedagogis.

Keahlian Locke mengarah pada karya terpentingnya dalam masalah ini : Some Thoughts Concerning Education.

Karya itu berawal dari serangkaian surat yang ditulis Locke kepada Edward Clarke yang menawarkan nasihat tentang pendidikan anak-anak Clarke dan pertama kali diterbitkan pada tahun 1693.

Pandangan Locke tentang pendidikan pada waktu itu cukup maju.

Bahasa Inggris Klasik, biasanya dipelajari melalui latihan yang membosankan yang melibatkan penghafalan dan hukuman jasmani merupakan dua ciri utama sistem pendidikan di Inggris abad 17.

Locke sedikit menggunakan metode itu, atau bahkan tidak sama sekali.

Sebaliknya, ia menekankan pentingnya mengajarkan pengetahuan praktis.

Dia menyadari bahwa anak-anak belajar paling baik saat mereka terlibat dan terikat dengan materi pelajaran.

Locke juga memberi pertanda beberapa pandangan Pedagogis kontemporer dengan menyarankan agar anak-anak dibiarkan mengarahkan diri sendiri dalam proses studi mereka dan mereka harus memiliki kemampuan untuk mengejar ketertarikan mereka.

Locke percaya bahwa penting untuk berhati-hati dalam mendidik kaum muda.

Dia menyadari kebiasaan dan prasangka yang terbentuk di masa muda sangat sulit dipecahkan di kemudian hari.

Dengan demikian, sebagian dari karya Some Thoughts Concerning Education berfokus pada moralitas dan cara terbaik untuk menanamkan kebajikan dan membuat barang-barang.

Locke menolak pendekatan Otoriter.

Sebaliknya, dia menyukai metode yang akan membantu anak memahami perbedaan antara benar dan salah dan untuk menumbuhkan rasa moral mereka sendiri.


c. Pengaruh Locke

Karya Essay dengan cepat diakui sebagai kontribusi filosofis yang penting baik oleh para pengagumnya maupun kritikusnya.

Tak lama kemudian karya itu dimasukkan ke dalam kurikulum di Oxford dan Cambridge dan terjemahannya ke dalam bahasa Latin dan Prancis juga mengumpulkan pembaca/pendengar di Benua Eropa.

The Two Treatise Of Goverment juga diakui sebagai kontribusi penting bagi pemikiran Politik.

Meskipun karya itu berhasil di Inggris di antaranya menguntungkan kekuatan pada peristiwa Revolusi Agung, dampak utamanya adalah meluas di luar negeri.

Selama Revolusi Amerika dan pada tingkat yang lebih rendah, selama Revolusi Prancis, pandangan Locke sering diajukan oleh mereka yang ingin membangun bentuk pemerintahan yang lebih representatif.

Terkait dengan hal terakhir ini, Locke menjadi terlihat, bersama temannya Newton, sebagai perwujudan nilai dan cita-cita Pencerahan. 

Ilmu Pengetahuan Newton akan meletakkan dasar pada karya-karya ilmu alam dan menghasilkan kemajuan teknologi yang penting.

Filsafat Lockean akan membuka jalan pikiran manusia dan mengarah pada reformasi penting di bidang hukum dan pemerintahan.

Voltaire memainkan peran penting dalam membentuk warisan ini bagi Locke dan bekerja keras untuk mempublikasikan pandangan Locke tentang Akal, Toleransi, dan Pemerintahan yang terbatas.

Locke juga terlihat sebagai inspirasi bagi gerakan Deist pandangan yang berpendapat Tuhan tidak melakukan campur tangan secara langsung kepada dunia dan kehidupan di dalamnya. 

Tokoh seperti Anthony Collins dan John Toland sangat dipengaruhi oleh karya-karya Locke.

Locke sering diakui sebagai pendiri Empirisme Inggris dan memang benar bahwa Locke meletakkan dasar untuk banyak filsafat dalam bahasa Inggris di abad 18 dan 19 awal.

Tetapi mereka yang mengikuti jejaknya bukanlah pengikut yang tidak mempertanyakan pendapat-pendapat Lock.

George Berkeley, David Hume, Thomas Reid, dan yang lainnya semua menawarkan kritik serius.

Dalam beberapa dekade terakhir, para pembaca telah berusaha menawarkan lebih banyak melakukan rekonstruksi yang sukarela terhadap filosofi Locke.

Dengan semua ini, Lock telah mempertahankan tempat penting dalam kanon filsafat Anglophone.


Sumber :
http://www.iep.utm.edu/locke/#H1
Pemahaman Pribadi


No comments:

Post a Comment