Keadilan Ala Barat : Filsuf Kontemporer - Rawls

Dari sejak pendiriannya, pemikiran politik Amerika memiliki daya-tahan lama untuk memusatkan perhatian/bahasan pada keadilan. Pembukaan...

Thursday, April 28, 2016

Tempat Itu


Tiba tiba aku merindu tempat itu. Dengan keremangannya, bayang bayangnya atau danau yang membuatku lega. Rumput basah serta aroma yang menusuk dari kotoran yang terbuang, kembali mengundangku. Pagi yang gelap, rerimbunan pohon, debu yang tak tampak serta air yang tenang memang teman setiaku. Dengan diam mereka menampung perasaan dan semua kegelisahanku. Kesabaran yang tak terperi.

Aku harus mengunjungi tempat itu ! Esok akan kusapa mereka tapi tak kukabarkan isi hatiku. Aku hanya duduk bersama mereka. Dalam senyap sekalipun. Cukuplah membuatku nyaman daripada di tengah manusia yang selalu riuh membuat keruh. Sengaja atau tidak, tempat ini telah menyiksaku. Begitu banyak rayuan menghantu sementara batinku kian melayu. Lemah dan pasrah. Tak kuasa juga diri melawan. Diriku terseret deras arus menuju laut ketinggian hati. Ingin kurengkuh batu, berenang menepi, lalu kuraih dahan yang mengulurkan tangan.

Kembali ke daratan dengan wajah menunduk

Merebahkan diri ke tanah
Berdiri tanpa membusungkan dada
Melangkahkan kaki kerendahan hati


Pulo Nangka, 22 Januari 2004


No comments:

Post a Comment