Keadilan Ala Barat : Filsuf Kontemporer - Rawls

Dari sejak pendiriannya, pemikiran politik Amerika memiliki daya-tahan lama untuk memusatkan perhatian/bahasan pada keadilan. Pembukaan...

Wednesday, April 27, 2016

Jiwa Bebas


Jiwa-Bebas pernahkah mendengar ? Merasakan ? Ketika terbebas dari ikatan, dimana tidak ada perasaan. Sakit, bahagia, derita bukan lagi kenyataan. Berdiri di atas ketinggian yang dari sana menatap segala ombak dan badai kehidupan. Dingin seolah semua telah terlewati. Hitam di sekeliling tak membuat mata gulita. Hati ! Di hati hidup cahaya yang mengubah semua menjadi terang. Gelap-pun terbakar. Semua indah berpendar. Menatap teduh ke bawah, di kejauhan dimana orang orang memburu kebahagiaan. Belenggu-Berbunga yang membuat sesak setiap waktu.

Jiwa-Bebas tak mengharap bahagia. Jiwa-Bebas mendapat setiap waktu tanpa berburu. Bagaimana derita ? Jiwa-Bebas siap meninggalkan. Tanpa kenangan. Tanpa ada luka menganga. Jiwa-Bebas tak perlu menghindar atau sembunyi. Derita diundang tapi Jiwa-Bebas tak pernah mengenal siapa yang datang. Bahagia ? Derita ? Baginya tiada berbeda. Jiwa-Bebas tak kenal keduanya. Sikapnya sama tanpa diminta. Tak perlu berusaha semua berlalu begitu saja.

Jiwa-Bebas menetap di ketinggian sana. Tersenyum dingin tanpa rasa. Maka janganlah engkau membencinya karena yang kau dapat sia sia belaka. Lepaskan saja Belenggu-Berbunga, lempar jauh ke dasar sana. Berbaliklah ! Putarlah Jiwa ! Datanglah segera ke atas sana lalu duduk di sampingnya. Tapi Ahh...sungguh sayang ! Engkau tak mampu mendaki. Ternyata kau tak punya lilin apalagi nyali. Jangan ! Jangan kau lakukan ! Kau akan tersesat di kegelapan, terhempas dalam kepedihan. Kau butuh pertolongan tapi tak ada seorangpun di dekatmu. Engkau butuh bantuan tapi semua orang menghilang darimu. Kau tenggelam lalu ditelan amat kejam. Nestapa sepanjang jalan.

Jiwa-Bebas bisa memandangmu tapi kau tak kuasa melihatnya. Jiwa-Bebas bisa menyakitimu tapi percuma kau menyiksanya. Biar. Biarlah dia menuruni lembah iba. Menghampiri yang terlunta dan buta. Bila kau bersua dengannya dekap erat tangannya. Dengar alunan nafasnya. Peluklah dia. Bersimpuhlah padanya. Dengarlah bisikannya, " Percuma kau dekati aku...!"

No comments:

Post a Comment