Hidupmu tragis, engkau tau !
Tapi kau takkan berlari karena hidup bukan untuk dihindari tapi dijalani. Engkau sadar, kau berada disekitar orang orang lemah. Mereka yang tersingkir oleh lingkungan. Kau sendiri sama seperti mereka, terasing di tengah kebisingan kehidupan. Minoritas dimanapun berada. Orang kecil yang terpencil. Sendirian mencoba berdiri dan bertahan diantara desakan nafsu yang menyesakan. Langkahmu terseok dan tersendat. Engkau selalu tertinggal.
Hidupmu tragis, kau tak menyesal !
Sekarang engkau paham tentang peran dalam sandiwara sesaat ini. Akan kau jalani sebaik baiknya, meski engkau lantang menentang Sang-Sutradara membagi peran seenak perutnya. Tetap kan kau buat indah cerita itu. Alur dramatis yang tak mungkin terlupa. Berliku mengalir menuju akhir yang tak terduga.
Tapi mohon kirim mereka sedikit hadiah yang bisa dinikmati. Wahai-Sumber-Kekayaan bagilah milik-Mu agar mereka tertawa sejenak merasakan keadilan-Mu. Menyongsong segar pagi bersama hadir-Mu.
Hidupmu tragis, engkau kan menangis !
Bila melihat rekan sejawat seperti dirimu. Wahai-Yang-Maha-Mulia, naikanlah derajat mereka. Lepaskanlah dari keluh kesah yang membelit dada.
Bila melihat rekan sejawat seperti dirimu. Wahai-Yang-Maha-Mulia, naikanlah derajat mereka. Lepaskanlah dari keluh kesah yang membelit dada.
Hidupmu tragis, kau kan tersenyum !
Bila Yang-Maha-Segala mengabulkan permintaanmu.
Bila Yang-Maha-Segala mengabulkan permintaanmu.
No comments:
Post a Comment