Keadilan Ala Barat : Filsuf Kontemporer - Rawls

Dari sejak pendiriannya, pemikiran politik Amerika memiliki daya-tahan lama untuk memusatkan perhatian/bahasan pada keadilan. Pembukaan...

Tuesday, May 10, 2016

Harapanmu


Setiap berharap padanya, kau seperti mengharap keajaiban. Suatu yang ganjil. Muskil barangkali. Dari hal kecil seperti menunggu bintang jatuh. Hingga terkadang kau pasrah karena nyaris semua harapanmu berakhir di ujung jurang kesiasiaan. Melelahkan dan menyiksa. Hampir hampir kau memilih terjun ke dalam sana. Bersama gelap mungkin lebih tenang daripada berjalan disisinya. Daripada harus menekan perasaan untuk memenuhi belas kasihan. Sesak, tapi tak ingin dadamu meledak. Mungkin kau harus merebah kembali mengunjungi rumah lamamu. Kesendirian.

Dia masih menari nari diatas sana. Kau mendamba meraihnya tapi hatimu tak sekuat yang kau kira. Tekadmu tak sebesar rasa cintamu. Kini kau berdiri di tepi jurang itu. Pasrah, membuka dada, merentangkan tangan, menengadah ke awan. Berharap dia kan melihatmu lalu turun ke bumi, meninggalkan ketinggian hati, merendahkan diri untuk menghampirimu. "Terbang terbanglah kemari !", Begitu harapmu.

Andai itu seperti menunggu bintang jatuh, kau ingin bintang itu segera menimpa kepalamu !


Pulo Nangka, 20 Juli 2003


No comments:

Post a Comment