Tatkala ketulusan diucapkan, entah apalagi padanan katanya. Kemunafikan ? Riya ? Kebohongan ? Adalah kata kata yang paling mendekati. Bahkan seribu kata lain siap mewakili yang tersembunyi di kedalaman sana. Ketulusan hanya sampai di bibir. Tak ada ketulusan yang bersemayam di dada. Keikhlasan menguap tanpa bekas. Sekarang, kebaikanpun berdiri di atas harga diri. Bagaimana memperoleh nilai lebih bila tindakan didasarkan pada niatan yang menyesatkan.
Masa indah itu telah berlalu. Entah kapan akan kembali mengunjungi. Berulang, mungkinkah berulang ? Berat sepertinya. Itu harus diciptakan penuh kesadaran serta kesabaran tinggi. Kesadaran bahwa Kita bukanlah apa apa. Kesabaran dalam menghadapi setiap peristiwa dengan hati. Kesadaran bahwa Kita tidak seharusnya di sini atau di sana. Bahwa semua serba kebetulan yang tak bisa dihindari. Hadapi saja tanpa rasa. Jalani setiap hari sampai tak sadar. Sampai lupa bahwa Kita mesti berjalan tanpa beban.
Jakarta, 15 Januari 2015
No comments:
Post a Comment