Keadilan Ala Barat : Filsuf Kontemporer - Rawls

Dari sejak pendiriannya, pemikiran politik Amerika memiliki daya-tahan lama untuk memusatkan perhatian/bahasan pada keadilan. Pembukaan...

Thursday, April 13, 2017

David Hume 8 : Skeptisisme


Dalam semua diskusi pada topik Epistemologi sebelumnya, Hume melakukan tindakan yang seimbang antara membuat Serangan-Skeptis (langkah 1) dan menawarkan Teori-Positif berdasar keyakinan alamiah (langkah 2). Meskipun demikian, dalam kesimpulan untuk Buku 1, Ia tampak menaikkan Skeptisisme ke tingkat yang lebih tinggi dan mengungkap Kontradiksi yang terkandung di dalamnya (inherent) bahkan juga di dalam teori-teori filsafat terbaik Hume sendiri. Dia mencatat adanya tiga kontradiksi tersebut.

(1) Kontradiksi-Pertama, berpusat pada apa yang kita sebut Induksi. Penilaian kita berdasarkan pengalaman masa lalu yang semuanya mengandung unsur keraguan. Kita kemudian terdorong untuk membuat penilaian terhadap keraguan itu, dan karena penilaian ini juga didasarkan pada pengalaman masa lalu, maka pada gilirannya akan menghasilkan keraguan baru. Meskipun demikian sekali lagi, kita terdorong untuk membuat penilaian tentang keraguan kedua ini, dan siklus itu terus berlanjut. Hume menyimpulkan bahwa " Tidak ada objek terbatas yang bertahan hidup di bawah penurunan berulang-ulang yang tak terbatas ".

(2) Kontradiksi-Kedua melibatkan konflik antara dua Teori-Persepsi-Terhadap-Dunia-Eksternal, yang proses penalaran alamiah kita membawa ke arah dua teori tersebut. Salah satunya adalah kecenderungan alami kita untuk percaya bahwa kita langsung melihat Benda-Benda-Seperti-Apa-Adanya, dan yang lainnya adalah pandangan yang lebih filosofis bahwa kita hanya pernah melihat Gambar-Mental atau Salinan dari Objek-Objek-Eksternal.

(3) Kontradiksi-Ketiga melibatkan konflik antara Penalaran-Kausalitas dan Keyakinan terhadap Eksistensi-Kontinyu-Materi.

Setelah mencatat kontradiksi-kontradiksi ini, Hume putus asa atas kegagalan penalaran metafisiknya , Ia berkata :

Pandangan yang intens terhadap kontradiksi dua sisi ini dan ketidaksempurnaan akal manusia telah begitu menempa saya, dan memanaskan otak saya, sehingga saya siap menolak semua keyakinan dan penalaran, dan dapat menganggap tidak ada pendapat bahkan sebagai pendapat yang lebih mungkin atau lebih mendekati dengan pendapat yang lain. " [Treatise , 1.4.7.8].

Dia kemudian menenangkan rasa putus asanya dengan mengakui alam yang memaksanya untuk menyisihkan spekulasi filosofis dan kembali ke aktivitas normal kehidupan umum. Meskipun demikian, Dia melihat bahwa pada saatnya Ia akan tertarik kembali ke spekulasi filosofis dalam rangka untuk menyerang takhayul dan mendidik dunia.

Penekanan Hume pada Kontradiksi-Kontradiksi-Konseptual adalah aspek yang unik dari Skeptisisme-nya, dan jika ada bagian dari filsafatnya yang dapat ditunjuk sebagai Skeptisisme-Humean itu adalah ini. Namun, selama menulis karyanya Treatise pandangannya tentang sifat Kontradiksi-Kontradiksi ini berubah. Pada awalnya Ia merasa bahwa Kontradiksi-Kontradiksi ini terbatas untuk teori tentang Dunia-Eksternal, tetapi teori tentang Kesadaran-Pikiran itu sendiri akan bebas dari Kontradiksi, seperti yang Ia katakan berikut ini :

Esensi dan komposisi badan eksternal sangat jelas, bahwa dalam penalaran, kita pasti atau bukan sekedar menduga, melibatkan diri kita dalam kontradiksi dan absurditas. Tetapi ketika persepsi Kesadaran-Pikiran diketahui sempurna, dan saya telah menggunakan semua penyebab yang dapat di-imajinasi-kan dalam membentuk kesimpulan, saya selalu berharap untuk menjaga dengan jelas kontradiksi, yang telah hadir setiap sistem lainnya. "[Treatise, 2.2. 6.2].

Saat membuat Lampiran Treatise setahun kemudian, Ia berubah pikiran dan merasa bahwa teori tentang Kesadaran-Pikiran juga memiliki kontradiksi :

Saya telah terhibur oleh suatu harapan, bahwa bagaimanapun kekurangan teori kita tentang dunia intelektual yang mungkin, pada akhirnya akan terbebas dari kontradiksi dan absurditas yang tampak hadir pada setiap penjelasan yang dapat diberikan akal manusia terhadap dunia materi. Tetapi setelah melihat kembali dengan lebih cermat bagian yang bersangkutan, saya menemukan diri terlibat dalam semacam labirin, yang saya harus mengakui, bahwa saya tidak tahu bagaimana untuk memperbaiki pendapat saya sebelumnya, atau bagaimana memperoleh pendapat yang konsisten. Jika ini bukan penalaran umum yang baik untuk skeptisisme, setidaknya ini sesuatu yang cukup (jika tidak sudah tersedia berlimpah) bagi saya untuk menghibur sifat malu-malu dan kesopanan dalam semua keputusan saya. " [Treatise, Appendix].

Dengan demikian dalam karyanya Treatise, garis dasar Skeptis adalah bahwa bahkan teori-teori kita yang terbaik tentang fenomena fisik dan mental akan diserang dengan Kontradiksi-Kontradiksi tersebut.

Pada bagian penutup dalam karyanya Enquiry, Hume membahas lagi topik Skeptisisme, tetapi memperlakukan masalah ini dengan agak berbeda : Ia menolak Skeptisisme-Ekstrim tetapi menerima Skeptisisme dalam bentuk yang lebih Moderat. Dia menggabungkan Skeptisisme-Pyrrhonian-Ekstrim dengan serangan terselubung kepada semua Penalaran tentang Dunia-Luar, Penalaran-Abstrak tentang Ruang dan Waktu, atau Penalaran-Kausalitas tentang Hal-Hal-Fakta. Meskipun demikian, Dia berpendapat bahwa kita harus menolak Skeptisisme-Pyrrhonian-Ekstrim tersebut karena " tidak ada kebaikan yang tahan lama dapat hasilkan dari sana ". Sebaliknya, Ia menyarankan Skeptisisme yang lebih Moderat atau Akademik yang menurunkan nada Pyrrhonisme dengan cara, Pertama, melatih sikap hati-hati dan kesopanan dalam penilaian kita, dan Kedua, dengan membatasi spekulasi menjadi Penalaran-Abstrak dan Hal-Hal-Fakta.


Sumber :
http://www.iep.utm.edu/hume/#H1
Pemahaman Pribadi


Tuesday, April 11, 2017

David Hume 7 : Epistemologi (Kehendak Bebas)


Banyak Epistemologi Hume didorong oleh tinjauan terhadap persoalan filosofis penting, seperti Ruang dan Waktu, hukum sebab-akibat, objek-objek eksternal, identitas pribadi, dan kehendak bebas. Dalam analisisnya tentang persoalan-persoalan tersebut dalam karyanya Treatise, Dia berulang kali melakukan tiga hal.

Pertama, Ia berpendapat Skeptis bahwa kita tidak dapat memperoleh pengetahuan yang sempurna terhadap pengertian filosofis penting tentang persoalan-persoalan di atas.

Kedua, Dia menunjukkan bagaimana pemahaman memberikan Ide yang sangat terbatas kepada kita dalam pengertian terhadap persoalan-persoalan di atas.

Ketiga, Dia menjelaskan bagaimana beberapa pandangan yang keliru pada pengertian-pengertian itu didasarkan pada khayalan dan selaras dengan itu, Ia menganjurkan kita untuk menolak Ide-Ide yang keliru tersebut.

Kita akan mengikuti skema ketiga bagian ini ketika kita meninjau diskusi Hume terhadap berbagai topik filsafat di atas.


f. Kehendak Bebas

Pada persoalan Kehendak-Bebas dan Determinisme atau dalam terminologi Hume Kebebasan dan Kepastian, Ia membela Determinisme atau Kepastian.

(1) Hume pertama kali berpendapat bahwa :

Semua tindakan dari kehendak memiliki penyebab tertentu " (Treatise, 2.3.2.8), sehingga tidak ada tindakan yang dikehendaki yang tanpa memiliki sebab. 

(2) Dia kemudian membela pengertian tentang kehendak yang merespon secara konsisten terhadap motivasi penyebab yang medahului, Ia berpendapat :

" Tindakan kita memiliki kesatuan yang konstan dengan motif, emosi, dan lingkungan kita " (Treatise, 2.3.1.4).

Motif-motif ini menghasilkan tindakan-tindakan yang memiliki kepastian kausalitas yang sama, seperti yang teramati dalam Hubungan-Sebab-Akibat yang kita lihat pada Objek-Objek-Eksternal, seperti ketika bola biliar A menabrak dan mendorong bola biliar B. Dengan cara yang sama, kita secara teratur mengamati hubungan yang sangat solid antara motif A dan tindakan B, dan kita percaya hubungan yang dapat diprediksi dalam kehidupan normal kita. Misalkan seorang musafir, dalam menceritakan pengamatannya terhadap perilaku aneh dari penduduk asli di negeri yang jauh, mengatakan kepada kita bahwa motif-motif identik menyebabkan tindakan yang sama sekali berbeda pada penduduk asli tersebut. Kita tentu tidak akan percaya laporan musafir. Dalam dunia bisnis, politik, dan urusan militer, para pemimpin kita berharap perilaku yang dapat diprediksi dari kita, sejauh motif yang sama di dalam diri kita akan selalu menghasilkan tindakan yang sama. Seorang tahanan yang akan segera dieksekusi akan menganggap bahwa motivasi dan tindakan para penjaga penjara dan algojo telah ditetapkan begitu kaku, bahwa mereka akan melaksanakan tugas mereka dan melakukan eksekusi secara mekanis, dengan tidak ada kesempatan untuk perubahan hati (Treatise , 2.3.1.5 dst.). 

(3) Terakhir, Hume menjelaskan mengapa orang sering percaya pada kehendak yang tanpa penyebab (Treatise, 2.3.2.1 dst.). Salah satu penjelasan adalah bahwa orang-orang keliru percaya bahwa mereka memiliki perasaan kebebasan saat melakukan tindakan. Alasannya adalah bahwa, ketika kita melakukan tindakan, kita merasa ada semacam " Kelonggaran atau Ketidakpedulian " dalam bagaimana tindakan itu muncul, dan beberapa orang salah melihat ini sebagai " Bukti intuitif kebebasan manusia " (Treatise , 2.3.2.2).

Dalam karyanya Treatise, Hume menolak gagasan Kebebasan sepenuhnya. Meskipun Ia tidak memberikan definisi Kebebasan dalam karyanya itu, Ia berpendapat bahwa gagasan Kebebasan tidak sesuai dengan Kepastian dan pengertian yang terbaik adalah, " Kebebasan berarti kesempatan ". Meskipun demikian, dalam karyanya Inquiry, Ia mengambil pendekatan yang lebih sesuai. Semua tindakan manusia disebabkan oleh motif spesifik yang mendahului, tapi Kebebasan dan Kepastian dapat dipertemukan ketika kita mendefinisikan Kebebasan sebagai " Kekuatan untuk bertindak atau tidak bertindak, yang diitentukan oleh kehendak " (Inquiry, 8). Tidak ada dalam definisi ini Kebebasan bertentangan dengan gagasan Kepastian.


Sumber :
http://www.iep.utm.edu/hume/#H1
Pemahaman Pribadi


Monday, April 10, 2017

David Hume 6 : Epistemologi (Identitas Pribadi)


Banyak Epistemologi Hume didorong oleh tinjauan terhadap persoalan filosofis penting, seperti Ruang dan Waktu, Hukum Sebab-Akibat, Objek-Objek Eksternal, Identitas Pribadi, dan Kehendak Bebas. Dalam analisisnya tentang persoalan-persoalan tersebut dalam karyanya Treatise, Dia berulang kali melakukan tiga hal.

Pertama, Ia berpendapat Skeptis bahwa kita tidak dapat memperoleh pengetahuan yang sempurna terhadap pengertian filosofis penting tentang persoalan-persoalan di atas.

Kedua, Dia menunjukkan bagaimana pemahaman memberikan Ide yang sangat terbatas kepada kita dalam pengertian terhadap persoalan-persoalan di atas.

Ketiga, Dia menjelaskan bagaimana beberapa pandangan yang keliru pada pengertian-pengertian itu didasarkan pada khayalan dan selaras dengan itu, Ia menganjurkan kita untuk menolak Ide-Ide yang keliru tersebut.

Kita akan mengikuti skema ketiga bagian ini ketika kita meninjau diskusi Hume terhadap berbagai topik filsafat di atas.


e. Identitas Pribadi

Pendapat Hume mengenai persoalan Identitas-Pribadi adalah sebagai berikut,

(1) Pendapat Skeptis Hume adalah bahwa kita tidak memiliki pengalaman sederhana, Impresi individu yang dapat kita sebut sebagai Diri ( Self ), di mana Diri ( Self ) sebagai totalitas kehidupan kesadaran seseorang. Dia menulis :

“ Bagi saya, ketika saya masuk kedalam apa yang saya sebut Diri-ku sendiri, saya selalu tersandung oleh suatu persepsi tertentu atau persepsi lainnya, seperti panas atau dingin, terang atau gelap, cinta atau benci, rasa sakit atau kesenangan. Setiap saat, saya tidak pernah bisa menangkap Diri-ku sendiri tanpa ada persepsi, dan saya tidak pernah dapat mengamati apa pun kecuali hanya persepsi ” (Treatise, 1.4.6.3).

(2) Meskipun persepsi-persepsi saya adalah sekilas dan saya merupakan sebuah bundel-persepsi yang berbeda-beda, saya tetap memiliki suatu Ide tentang Identitas-Pribadi yang harus dapat dijelaskan (Treatise, 1.4.6.4). Karena prinsip-prinsip asosiatif, Kemiripan atau Hubungan-Sebab-Akibat dalam rantai persepsi-persepsi saya menimbulkan ide tentang Diri saya sendiri, dan memori memperluas Ide ini melewati persepsi-persepsi langsung saya (Treatise, 1.4.6.18 dst.).

(3) Penyalahgunaan umum dari pengertian Identitas-Pribadi terjadi ketika Ide Jiwa atau Substansi yang tidak berubah dimasukkan untuk memberikan sebuah konsep Diri yang kuat atau lebih terpadu (Treatise, 1.4.6.6).


Sumber :
http://www.iep.utm.edu/hume/#H1
Pemahaman Pribadi


David Hume 5 : Epistemologi (Objek Eksternal)


Banyak Epistemologi Hume didorong oleh tinjauan terhadap persoalan filosofis penting, seperti Ruang dan Waktu, Hukum Sebab-Akibat, Objek-Objek Eksternal, Identitas Pribadi, dan Kehendak Bebas. Dalam analisisnya tentang persoalan-persoalan tersebut dalam karyanya Treatise, Dia berulang kali melakukan tiga hal.

Pertama, Ia berpendapat Skeptis bahwa kita tidak dapat memperoleh pengetahuan yang sempurna terhadap pengertian filosofis penting tentang persoalan-persoalan di atas.

Kedua, Dia menunjukkan bagaimana pemahaman memberikan Ide yang sangat terbatas kepada kita dalam pengertian terhadap persoalan-persoalan di atas.

Ketiga, Dia menjelaskan bagaimana beberapa pandangan yang keliru pada pengertian-pengertian itu didasarkan pada khayalan dan selaras dengan itu, Ia menganjurkan kita untuk menolak Ide-Ide yang keliru tersebut.

Kita akan mengikuti skema ketiga bagian ini ketika kita meninjau diskusi Hume terhadap berbagai topik filsafat.


d. Objek Eksternal

Pandangan Hume pada Objek-Objek-Eksternal adalah bahwa Kesadaran-Pikiran ( Mind ) diprogram untuk membentuk suatu konsep dunia-luar, meskipun demikian konsep atau Ide ini sesungguhnya hanyalah sebuah produk rekayasa (fabrikasi). 

(1) Pendapat Skeptis Hume mengenai ini adalah kita tidak dapat memiliki konsepsi yang valid mengenai eksistensi benda-benda eksternal (Treatise, 1.2.6.9). 

(2) Namun demikian, Ia berpendapat bahwa kita memiliki pendapat Vulgar (polos) atau kepercayaan umum yang tidak terhindarkan terhadap eksistensi yang kontinyu dari Objek-Objek-Eksternal. Penjelasannya cukup panjang, tetapi melibatkan sifat-sifat yang mengikutinya. Persepsi terhadap Objek-Objek-Eksternal adalah terputus-putus dan tidak memiliki kesatuan dari dan dalam diri mereka sendiri (Treatise, 1.4.2.29). Dalam upaya untuk mengatur persepsi-persepsi kita, pertama, secara alami kita berasumsi bahwa tidak ada perbedaan antara persepsi-persepsi kita dan Objek-Objek-Eksternal yang dipersepsikan. Ini yang disebut pandangan persepsi Vulgar (polos). Kita kemudian membawa (membaurkan) semua Ide-Ide (dari persepsi), hal ini juga menempatkan Kesadaran-Pikiran ( Mind ) kita pada disposisi yang sama (Treatise, 1.4.2.33), yaitu dengan mengasosiasikan Ide-Ide yang serupa dan atribut identitasnya kepada penyebabnya. Akibatnya, kita secara alami menciptakan eksistensi yang kontinyu dan eksternal dari objek-objek (atau persepsi) yang menghasilkan Ide-Ide ini (Treatise, 1.4.2.35). Pada akhirnya, kita terus percaya pada eksistensi benda-benda ini karena kekuatan dari kesamaan antara Ide-Ide (Treatise, 1.4.2.36). Meskipun keyakinan ini secara filosofis tidak dibenarkan, Hume merasa dia telah memberikan penjelasan yang akurat tentang bagaimana kita pasti tiba pada Ide eksistensi Objek-Objek-Eksternal

(3) Berbeda dengan penjelasan Ide sebelumnya, Ia menganjurkan agar kita meragukan gagasan yang lebih sempurna tetapi keliru dari pengertian eksistensi yang disebut sebagai " pandangan yang filosofis ", pandangan yang membedakan antara persepsi dan objek-eksternal yang menyebabkan persepsi itu sendiri. Motivasi psikologis menerima pandangan ini adalah : imajinasi kita memberitahu kita bahwa persepsi-persepsi yang serupa memiliki eksistensi yang kontinyu, namun kemudian refleksi kita memberitahu kita bahwa eksistensi mereka terganggu. Ditarik oleh kedua kekuatan tersebut, kita menganggap gangguan sebagai persepsi dan kontinyuitas sebagai objek (Treatise, 1.4.2.52)


Sumber :
http://www.iep.utm.edu/hume/#H1
Pemahaman Pribadi


Saturday, April 8, 2017

David Hume 4 : Epistemologi (Hubungan Sebab-Akibat)


Banyak Epistemologi Hume didorong oleh tinjauan terhadap persoalan filosofis penting, seperti Ruang dan Waktu, Hukum Sebab-Akibat, Objek-Objek Eksternal, Identitas Pribadi, dan Kehendak Bebas. Dalam analisisnya tentang persoalan-persoalan tersebut dalam karyanya Treatise, Dia berulang kali melakukan tiga hal.

Pertama, Ia berpendapat Skeptis bahwa kita tidak dapat memperoleh pengetahuan yang sempurna terhadap pengertian filosofis penting tentang persoalan-persoalan di atas.

Kedua, Dia menunjukkan bagaimana pemahaman memberikan Ide yang sangat terbatas kepada kita dalam pengertian terhadap persoalan-persoalan di atas.

Ketiga, Dia menjelaskan bagaimana beberapa pandangan yang keliru pada pengertian-pengertian itu didasarkan pada khayalan dan selaras dengan itu, Ia menganjurkan kita untuk menolak Ide-Ide yang keliru tersebut.

Kita akan mengikuti skema ketiga bagian ini ketika kita meninjau diskusi Hume terhadap berbagai topik filsafat di atas.


c. Sebab-Akibat

Menurut Hume, pengertian Sebab-Akibat adalah Ide yang kompleks yang tersusun dari Tiga-Ide-Dasar :

(1) Ide Prioritas-Dalam-Waktu.
(2) Ide Kedekatan-Dalam-Ruang.
(3) Ide Hubungan-Yang-Pasti

Mengenai Ide Prioritas-Dalam-Waktu, jika saya mengatakan bahwa kejadian A menyebabkan peristiwa B, satu hal yang saya maksud adalah A terjadi sebelum B. Jika B itu terjadi sebelum A, maka akan Absurd untuk mengatakan bahwa A adalah penyebab B.

Mengenai Ide Kedekatan-Dalam-Ruang, jika saya mengatakan bahwa A menyebabkan B, maka saya bermaksud mengatakan bahwa B adalah berdekatan dengan, atau dekat dengan A. Sebagai contoh, jika saya melempar batu, dan pada saat itu jendela rumah seseorang pecah, saya tidak akan menyimpulkan bahwa batu saya yang memecahkan jendela berada di sisi dunia yang lain. Jendela yang pecah dan batu harus berdekatan satu sama lain dalam ruang yang sama.

Meskipun demikian, Ide Prioritas dan Ide Kedekatan saja, tidak menyusun seluruh pengertian kita tentang hukum kausalitas. Sebagai contoh, jika saya bersin dan lampu mati, saya tidak akan menyimpulkan bahwa bersin saya adalah penyebab lampu menjadi mati, meskipun kondisi Ide Prioritas dan Ide Kedekatan terpenuhi. Kita juga meyakini bahwa ada Ide Hubungan-Yang-Pasti antara sebab A dan akibat B.

Selama periode modern filsafat, filsuf memikirkan Ide Hubungan-Yang-Pasti sebagai sebuah gaya atau kekuatan yang menghubungkan dua peristiwa. Ketika bola biliar A menabrak bola biliar B, ada kekuatan dari satu peristiwa memberikan ke yang lain.

Sesuai dengan Tesis-Copy Empiris, bahwa semua Ide Di-Salin-Dari-Impresi, Hume mencoba untuk mengungkap pengalaman yang menimbulkan pengertian kita tentang Ide Prioritas, Ide Kedekatan, dan Ide Hubungan-Yang-Pasti. Dua yang pertama adalah mudah untuk menjelaskan. Ide Prioritas ditelusuri ke berbagai pengalaman kita dalam Waktu. Ide Kedekatan ditelusuri ke berbagai pengalaman kita dalam Ruang. Tetapi pengalaman apa yang memberi kita Ide Hubungan-Yang-Pasti ? Ide Hubungan-Yang-Pasti ini adalah fokus khusus analisis Hume terhadap Hukum Sebab-Akibat.

Pandangan Hume adalah bahwa Ide Hubungan-Yang-Pasti dalam Hukum-Sebab-Akibat yang tepat merupakan Kualitas-Sekunder yang dibentuk oleh Kesadaran-Pikiran (Mind), dan tidak sebagai Kualitas-Primer fitur dari dunia luar.

(1) Dia dengan Skeptis berpendapat bahwa kita tidak bisa mendapatkan Ide Hubungan-Yang-Pasti Sebab-Akibat dengan mengamatinya melalui pengalaman indra (Treatise, 1.3.14.12 dst.). Kita tidak memiliki indra luar untuk menangkap Impresi dari kekuatan penyebab ketika kita mengamati hubungan Sebab-Akibat. Semua yang kita lihat adalah penyebab A terus saling berhubungan dengan efek B. Juga tidak timbul dari Impresi-Internal, seperti, ketika kita melihat ke dalam diri merefleksikan gerakan tubuh yang dikehendaki atau kehendak dari penciptaan pikiran. Pengalaman-pengalaman internal terlalu sulit dipahami, dan di dalamnya tidak ada kandungan yang dapat memberikan Ide Hubungan-Yang-Pasti.

(2) Ide Hubungan-Yang-Pasti yang kita miliki muncul dengan proses sebagai berikut : kita mengalami adanya hubungan yang tetap antara peristiwa A dan B, pengalaman indra yang berulang-ulang di mana peristiwa mirip A selalu diikuti oleh peristiwa mirip B. Ini menghasilkan kebiasaan sehingga atas setiap peristiwa A terjadi, kita mengharapkan diikuti oleh terjadinya peristiwa B. Hal ini, pada gilirannya, menghasilkan Perasaan-Internal-Harapan " untuk mengganti sebuah objek dengan ide yang biasanya hadir " yang merupakan Impresi dari mana Ide Hubungan-Yang-Pasti disalin (Treatise, 1.3.14.20).

(3) Sebuah pengertian umum tetapi keliru tentang topik ini adalah bahwa Kepastian berada dalam obyek itu sendiri. Dia menjelaskan keyakinan yang salah ini dengan kecenderungan alami yang dipunyai kita untuk menganggap kualitas persepsi subyektif sebagai hal-hal eksternal (Treatise, 1.3.14.24).


Sumber :
www.iep.utm.edu/hume/#H1
Pemahaman Pribadi


Friday, April 7, 2017

David Hume 3 : Epistemologi (Ruang dan Waktu)


Banyak Epistemologi Hume didorong oleh tinjauan terhadap persoalan filosofis penting, seperti Ruang-Dan-Waktu, Hukum-Sebab-Akibat, Objek-Objek-Eksternal, Identitas-Pribadi, dan Kehendak-Bebas. Dalam analisisnya tentang persoalan-persoalan tersebut dalam karyanya Treatise, Dia berulang kali melakukan tiga hal.

Pertama, Dia berpendapat Skeptis bahwa kita tidak dapat memperoleh pengetahuan yang sempurna terhadap pengertian filosofis penting tentang persoalan-persoalan di atas.

Kedua, Dia menunjukkan bagaimana pemahaman memberikan ide yang sangat terbatas kepada kita dalam pengertian terhadap persoalan-persoalan di atas.

Ketiga, Dia menjelaskan bagaimana beberapa pandangan yang keliru pada pengertian-pengertian itu didasarkan pada khayalan dan selaras dengan itu, Ia menganjurkan kita untuk menolak ide-ide yang keliru tersebut.

Kita akan mengikuti skema ketiga bagian ini ketika kita meninjau diskusi Hume terhadap berbagai topik filsafat di atas.


a. Ruang

Pada topik Ruang, Hume berpendapat bahwa pengertian kita tentang Ruang yang tepat adalah terbatas pada Pengalaman-Penglihatan-Dan-Perabaan kita terhadap dunia tiga dimensi, dan kita salah jika berpikir mengenai Ruang yang lebih Abstrak dan terlepas dari Pengalaman-Penglihatan-Dan-Perabaan kita. Pada intinya, pengertian Ruang yang tepat adalah seperti apa yang disebut Locke sebagai Kualitas-Sekunder dari suatu objek yang tergantung pada pengamat, ini berarti makna yang ditangkap pengamat berdasar pada Proses-Fisiologi-Persepsi-Mental dari pengamat itu sendiri. Dengan demikian, pengertian kita yang tepat tentang Ruang bukanlah Kualitas-Primer yang mengacu pada suatu keadaan luar yang terlepas dari Proses-Persepsi-Mental kita. Dengan mengikuti skema tiga bagian di atas :

(1) Hume dengan Skeptis berpendapat bahwa kita tidak memiliki Ide-Ruang yang Bisa-Dibagi-Terus-Menerus-Tak-Terbatas (Treatise, 1.2.2.2).

(2) Ketika menjelaskan mengenai Ide-Ruang yang kita miliki, Ia berpendapat bahwa Ide-Ruang dikirim ke dalam Kesadaran-Pikiran ( Mind ) oleh dua indera yaitu Penglihatan-Dan-Peraba. Bukan dari suatu hal yang tampak tetapi tidak dapat dilihat atau diraba (Treatise, 1.2.3.15). Lebih lanjut, Ia berpendapat bahwa benda-benda ini, yang dapat dilihat dan diraba, terdiri dari sejumlah Atom atau Sel, yang dengan sendirinya mempunyai Kualitas-Alami dengan Warna-Dan-Kepadatan. Impresi ini kemudian dipahami atau dikonsepsikan oleh Imajinasi. Melalui penataan Impresi inilah kita memperoleh Ide-Ruang-Yang-Terbatas.

(3) Berbeda dengan Ide-Ruang ini, Hume berpendapat bahwa kita sering menganggap memiliki Ide-Ruang yang Tidak-Bisa-Di-Lihat atau Tidak-Bersifat-Padat. Dia menjelaskan pengertian keliru ini dari sudut Kesalahan-Asosiasi yang biasa dilakukan oleh kita ketika melakukan Asosiasi antara Ruang yang Dapat-Di-Lihat dan Dapat-Di-Raba (Treatise, 1.2.5.21).


b. Waktu

Penelisikan Hume terhadap Ide tentang Waktu adalah seperti perlakuan terhadap Ide tentang Ruang, dalam hal ini Ide kita tentang Waktu yang tepat adalah Kualitas-Sekunder, yang didasarkan pada Operasi-Mental kita, bukan Kualitas-Primer yang didasarkan pada suatu Fenomena-Eksternal di luar pengalaman kita.

(1) Dia pertama berpendapat bahwa kita tidak memiliki Ide-Waktu yang bisa dibagi Terus-Menerus-Tak-Terbatas (Treatise, 1.2.4.1).

(2) Dia kemudian mempertimbangkan pendapat Locke bahwa Kesadaran-Pikiran ( Mind ) kita beroperasi pada rentang kecepatan yang ditetapkan oleh Sifat-Alami/Asli dan Konstitusi-Dari-Kesadaran-Pikiran ( Mind ), dan tidak ada pengaruh Objek-Eksternal pada Indra yang mampu mempercepat atau menghambat pemikiran kita. (Treatise, 1.2.3.7). Oleh karena itu, Ide-Waktu bukanlah Ide sederhana yang berasal dari Impresi sederhana. Sebaliknya, itu adalah salinan dari Impresi-Impresi ketika dipersepsikan oleh Kesadaran-Pikiran ( Mind ) pada kecepatan yang tetap (Treatise, 1.2.3.10).

(3) Berbeda dengan pandangan Ide-Waktu yang terbatas ini, Ia berpendapat bahwa kita sering menghibur diri terhadap pengertian Ide-Waktu yang salah yang tidak melibatkan Perubahan atau Suksesi. Penjelasan psikologis terhadap pandangan yang keliru ini adalah bahwa kita melakukan kesalahan dengan melihat Waktu sebagai Penyebab-Suksesi bukannya sebagai Efek / Akibat-Suksesi (Treatise, 1.2.5.29).


Sumber :
www.iep.utm.edu/hume/#H1
Pemahaman Pribadi


Tuesday, April 4, 2017

David Hume 2 : Asal-Usul Dan Asosiasi Ide


Hume berpendapat Kesadaran-Mental ( Mind ) manusia tersusun dari Persepsi-Mental atau Objek-Mental yang terdapat di dalamnya.

Sebagian besar mengambil dari konsep Empirisme John Locke, bagian pembukaan dari kedua karya Hume, Treatise dan Enquiry membahas asal-usul Persepsi-Mental seperti yang tercantum dalam skema kategoris berikut :

Perceptions ( Persepsi )
    A. Ideas ( Ide-Ide )
        1. From Memory ( Dari Fakultas Ingatan )
        2. From Imagination ( Dari Fakultas Imajinasi )
            a. From Fancy ( Dari Fakultas Khayalan )
            b. From Understanding ( Dari Fakultas Pemahaman )
                (1) Involving relations of Ideas
                     ( Melibatkan Hubungan Antar Ide-Ide )
                (2) Involving Matters of Fact 
                     ( Melibatkan Hal-Hal Fakta )
    B. Impressions (Impresi)
        1. Of Sensation ( external )  ( Dari Sensasi Eksternal )
        2. Of Reflection ( internal )  ( Dari Refleksi Internal )

Hume memulai dengan membagi semua Persepsi-Mental menjadi Ide-Ide ( Ideas/gagasan/thought ) dan Impresi ( Impressions : sensasi/sensation dan perasaan/feeling ). Dia kemudian membuat dua pendapat sentral yang menghubungkan keduanya.

Pertama, mengembangkan apa yang biasa disebut Tesis-Copy-Hume, ia berpendapat bahwa semua Ide pada akhirnya adalah Disalin-Dari-Impresi. Artinya, untuk sebuah Ide tertentu, kita bisa melacak bagian dari Komponen-Ide itu ke suatu Sensasi-Eksternal atau Perasaan-Internal. Pendapat ini menempatkan Hume masuk ke dalam kotak tradisi Empiris, dan ia secara teratur menggunakan prinsip-ini sebagai alat-uji untuk menentukan isi sebuah Ide yang sedang ditinjau. Untuk membuktikan Tesis-Copy, Hume menantang siapa pun yang membantah :

" Untuk menunjukkan sebuah Impresi sederhana yang tidak memiliki koresponden dengan sebuah Ide atau Ide sederhana yang tidak memiliki koresponden dengan sebuah Impresi " (Treatise, 1.1.1).

Kedua, mengembangkan apa yang mungkin kita sebut Tesis-Keaktifan, Hume berpendapat bahwa Ide-Ide dan Impresi berbeda hanya dalam Hal-Keaktifan. Misalnya, Impresi saya terhadap sebuah pohon lebih jelas dari Ide saya tentang pohon itu sendiri.

Salah satu orang yang melakukan kritik awal terhadap Hume, Lord Monboddo (1714-1799) menunjukkan implikasi penting dari Tesis-Keaktifan, yang mungkin disembunyikan oleh Hume sendiri. Kebanyakan filsuf modern menyatakan bahwa Ide-Ide berada dalam Kesadaran-Mental-Rohani ( Spiritual-Minds ) kita, sedangkan Impresi berasal dari Tubuh-Fisik ( Physical-Bodies ) kita. Jadi, ketika Hume mengaburkan perbedaan antara Ide-Ide dan Impresi, ia pada akhirnya menolak Alam-Spiritual-Dari-Ide tetapi sebaliknya meletakannya ke dalam Alam-Fisik kita. Singkatnya, semua Operasi-Operasi-Mental kita termasuk Ide yang paling rasional adalah bersifat Fisik. Seperti yang ditulis Monboddo :

" Salah satu konsekuensi, yang ditarik Mr. Hume dari doktrin ini, adalah bahwa Pikiran kita hanya dapat beroperasi dengan organ-organ tubuh, harus binasa bersama tubuh " (Ancients Metaphysics, 1782, 2.2.2 ).

Hume selanjutnya menjelaskan bahwa ada beberapa Fakultas-Mental yang bertanggung jawab untuk memproduksi berbagai macam Ide-Ide kita. Dia awalnya membagi Ide-Ide menjadi Ide-Ide yang dihasilkan oleh Fakultas-Memori dan yang dihasilkan oleh Fakultas-Imajinasi.

Fakultas-Memori merupakan Fakultas yang memunculkan Ide-Ide berdasarkan pengalaman saat terjadi sebuah peristiwa/fakta. Sebagai contoh, Ingatan saya mengendarai mobil ke toko adalah salinan yang relatif akurat dari Impresi saya sebelumnya terhadap pengalaman itu (saya pernah mengendarai mobil menyusuri jalan menuju ke toko).

Fakultas-Imajinasi, sebaliknya merupakan Fakultas yang terpisah dan yang menggabungkan Ide-Ide sehingga membentuk Ide yang baru. Hume menggunakan contoh yang cukup dikenal 'Gunung Emas'. Ide 'Gunung Emas' adalah kombinasi dari dua buah Ide yaitu Ide Emas dan Ide Gunung. Karena Imajinasi membutuhkan Ide-Ide kita yang paling dasar dan membawa kita untuk membentuk Ide yang baru, hal itu diarahkan oleh tiga prinsip dasar, yaitu :

(1) Kemiripan/Persamaan
(2) Kedekatan
(3) Sebab Dan Akibat

Berdasarkan prinsip Kemiripan, ilustrasi atau sketsa seseorang membuat saya mengarahkan kepada Ide dari orang yang sesungguhnya. Ide satu apartemen dari sebuah gedung membuat saya berpikir apartemen yang berdekatan-dengannya atau di-sampingnya dll. Pikiran bekas luka di tangan saya membuat saya berpikir tentang sepotong-pecahan kaca yang menyebabkan bekas-luka.

Seperti ditunjukkan pada daftar di atas, Ide-Ide yang lebih kompleks dari Fakultas-Imajinasi kita selanjutnya dibagi menjadi dua kategori.

Beberapa Ide Imajinatif mewakili khayalan yang melambung tinggi, seperti Ide tentang 'Gunung Emas'. Namun, Ide-Imajinatif-Lain merupakan hal yang sangat masuk akal, seperti memprediksi lintasan bola yang dilemparkan. Ide-Ide-Khayal yang berasal dari Fakultas-Khayalan dan merupakan sumber dari fantasi, takhayul, dan filsafat yang buruk. Sebaliknya, Ide yang berasal dari Fakultas-Undertanding ( pemahaman ) atau Fakultas-Reason ( akal ) terdiri dari dua jenis :

(1) Ide yang melibatkan Hubungan-Antar-Ide-Ide.
(2) Ide yang melibatkan Hal-Hal-Fakta.

Suatu relasi Ide atau Hubungan-Antar-Ide-Ide adalah relasi-matematika yang :

" Hanya dapat ditemukan dengan operasi-pemikiran, tanpa ketergantungan pada eksistensi-apapun dan dimanapun di alam semesta ini. Seperti pernyataan matematika, kuadrat dari sisi miring segitiga siku-siku sama dengan kuadrat kedua belah sisi tegak lurusnya " ( Inquiry, 4 ).

Sedang, Hal-Hal-Fakta bagi Hume adalah setiap objek atau situasi yang memiliki Eksistensi-Fisik, seperti 'matahari akan terbit besok'.

Perpecahan Hubungan-Antar-Ide-Ide dengan Hal-Hal-Fakta biasa disebut dengan istilah Hume-Fork, dan Hume sendiri menggunakannya sebagai alat yang radikal untuk membedakan antara Ide-Ide yang yang mempunyai-dasar yang baik dari Pemahaman dengan Ide-Ide yang tidak-mempunyai-dasar dari Khayalan. Dia membuat titik pandangan ini secara dramatis pada kesimpulan akhir dalam karyanya Enquiry :

Ketika kita menjelajahi perpustakaan keputusan apa yang harus kita buat ? Jika kita memegang sebuah buku di tangan yang membahas misalnya tentang ketuhanan atau metafisika. Mari kita bertanya :

Apakah itu mengandung Penalaran-Abstrak yang berkaitan dengan Kuantitas atau Jumlah ? Jika jawabannya Tidak !
Apakah itu mengandung Penalaran-Eksperimental yang berkaitan dengan Hal-Hal-Fakta dan keberadaannya ? Jika jawabannya, Tidak !
Buanglah itu ke dalam kobaran api : karena hanya berisi sesuatu yang menyesatkan dan ilusi ( Inquiry, 12 ).

Bagi Hume, ketika kita melakukan Pemahaman-Imajinatif mengenai Hubungan-Antar-Ide-Ide dan Hal-Hal-Fakta, pikiran kita dipandu oleh tujuh Hubungan-Filosofis atau Hubungan-Penalaran, sebagai berikut :

Prinsip-prinsip penalaran terhadap Hubungan-Antar-Ide-Ide ( yang melibatkan Demonstrasi ) :
(1) Kemiripan
(2) Kontradiksi
(3) Derajat Kualitas
(4) Proporsi Kuantitas dalam jumlah atau angka

Prinsip-prinsip penalaran mengenai Hal-Hal-Fakta ( yang melibatkan penilaian dari Probabilitas ) :
(5) Identitas
(6) Hubungan Dalam Waktu Dan Tempat
(7) Sebab-Akibat

Pemahaman manusia dan penalaran yang terbaik, kemudian melibatkan Ide-Ide yang didasarkan pada tujuh prinsip di atas.


Sumber:
http://www.iep.utm.edu/hume/#H1
Pemahaman Pribadi


Saturday, April 1, 2017

David Hume 1 : Hidup Dan Karyanya


“Hume adalah politik kami, Hume adalah perdagangan kami, Hume adalah filsafat kami, Hume adalah agama kami”. Pernyataan oleh filsuf abad kesembilan belas James Hutchison Stirling ini merefleksikan posisi yang unik dalam pemikiran intelektual yang dimiliki oleh filsuf Skotlandia David Hume. Hal penting yang membawa ketenaran Hume dalam pemikiran intelektual terdapat pada pendekatan skeptis yang berani terhadap berbagai bidang pembahasan filosofis. Dalam epistemologi, ia mempertanyakan gagasan umum dari identitas-pribadi, dan berpendapat bahwa tidak ada diri-permanen yang tetap terus menerus dari waktu ke waktu. Dia menghilangkan penjelasan standar mengenai hukum kausalitas dan berpendapat bahwa konsepsi kita tentang hubungan sebab-akibat adalah didasarkan pada kebiasaan kita berpikir, bukan dalam persepsi kekuatan kausal dalam dunia eksternal itu sendiri. Dia membela pandangan skeptis bahwa akal manusia secara inheren bertentangan, dan hanya melalui keyakinan yang tertanam alami, kita bisa mengendalikan cara kita melalui kehidupan sehari-hari. Dalam filsafat agama, ia berpendapat bahwa tidak masuk akal untuk percaya terhadap kesaksian peristiwa yang diduga ajaib, sesuai dengan itu ia mengisyaratkan bahwa kita harus menolak agama yang didirikan diatas kesaksian mukjizat. Dia melawan kepercayaan umum pada waktu itu bahwa eksistensi Tuhan bisa dibuktikan melalui argumen rancangan dunia atau kausalitas, Hume menawarkan kritik menarik terhadap bukti standar teistik. Dia juga mengembangkan teori tentang asal-usul keyakinan agama populer, berdasar pada gagasan psikologi manusia dan bukan berdasar argumen rasional atau wahyu ilahi. Tujuan yang lebih besar dari kritik itu adalah untuk memisahkan filsafat dari agama dan dengan demikian memungkinkan filsafat untuk mengejar tujuannya sendiri tanpa rasional yang over-ekstensi atau korupsi psikologis. Dalam teori moral, Hume melawan pandangan umum bahwa Tuhan memainkan peran penting dalam penciptaan dan penguatan nilai-nilai moral, ia menawarkan salah satu teori moral yang pertama murni sekuler, yang mendasarkan moralitas pada konsekuensi hasil tindakan kita yang menyenangkan dan berguna. Dia memperkenalkan istilah utilitas menjadi kosakata moral kita, dan teorinya merupakan cikal bakal untuk pandangan utilitarian-klasik, Jeremy Bentham dan John Stuart Mill. Ia terkenal karena posisi pendapatnya bahwa kita tidak dapat memperoleh 'harus' dari 'adalah', pandangan bahwa pernyataan kewajiban-moral tidak dapat hanya disimpulkan dari pernyataan fakta. Beberapa melihat Hume sebagai pendukung awal pandangan meta-ethical emotivis bahwa penilaian moral pada prinsipnya mengungkapkan perasaan kita. Dia juga membuat kontribusi penting untuk teori estetika dengan pandangannya bahwa ada standar rasa yang seragam dalam sifat manusia, dalam teori politik dengan kritiknya terhadap kontraktarianisme sosial, dan teori ekonomi dengan pandangannya anti-merkantilis. Sebagai seorang sejarawan filsafat, ia membela pandangan konservatif bahwa pemerintah Inggris yang terbaik dijalankan melalui sebuah monarki yang kuat.

David Hume lahir pada 1711 dari keluarga cukup kaya dari Berwickshire, Skotlandia, dekat Edinburgh. Latar belakang kehidupannya secara politik adalah Whiggish dan secara agama adalah Calvinis. Sebagai seorang anak ia setia menghadiri gereja lokal Skotlandia, yang dipastori oleh pamannya sendiri. Hume dididik oleh ibunya yang janda sampai ia berangkat ke Universitas of Edinburgh pada usia sebelas tahun. Surat-suratnya menggambarkan bagaimana dia sebagai mahasiswa muda mematuhi agama secara serius dan patuh mengikuti daftar pedoman moral yang diambil dari The Whole Duty of Man, sebuah renungan Calvinis populer.

Hume meninggalkan University of Edinburgh sekitar usia lima belas tahun untuk mengejar pendidikan yang diinginkan, ia terdorong untuk menentukan karir di bidang hukum, tetapi ketertarikannya segera berubah ke bidang filsafat. Selama tahun-tahun studi pribadinya ia mulai memunculkan pertanyaan serius tentang agama, seperti yang ia ceritakan dalam surat berikut:

"Tidak lama yang lalu, saya membakar sebuah naskah buku tua, yang ditulis sebelum saya berumur dua puluh tahun yang halaman demi halaman berisi kemajuan bertahap dari pikiran saya terhadap hal-hal dalam kepala saya (seperti tentang keyakinan agama). Ini dimulai dengan pencarian keingintahuan terhadap argumen-argumen yang ada, untuk mengkonfirmasi pendapat umum : keraguan mencuri masuk, menghilang, kembali, lagi-lagi hilang, lalu kembali lagi" [Untuk Gilbert Elliot dari Minto, 10 Maret 1751].

Meskipun buku naskahnya hancur, beberapa halaman catatan studinya bertahan hingga abad dua puluhan. Tulisannya menunjukkan keasyikannya mendalami bukti-bukti tentang keberadaan Tuhan serta ateisme, terutama ketika ia membaca topik-topik ini dalam teks-teks Yunani dan Latin klasik dan dalam karya skeptis Pierre Bayle Historical And Critical Dictionary. Selama tahun-tahun studi pribadinya, beberapa di antaranya berada di Perancis, ia menyusun tiga volume karyanya Treatise Human Nature, yang diterbitkan secara anonim dalam dua pasang jilid sebelum dia berumur tiga puluh tahun (1739, 1740). Treatise Human Nature ini mengeksplorasi beberapa topik filosofis seperti ruang, waktu, hukum kausalitas, benda-benda eksternal, nafsu, kehendak bebas, dan moralitas, menawarkan penilaian asli dan sering skeptis terhadap gagasan-gagasan itu. Buku I dari Treatise mendapat penilaian kurang menarik dalam History of the Works of the Learned dengan komentar sarkastis. Walaupun para ahli saat ini mengakui sebagai karya filosofis besar, Hume kecewa dengan perhatian minim terhadap bukunya dengan melontarkan dan mengatakan “Itu jatuh mati lalu lahir dari tekanan, tanpa mencapai perbedaan bahkan untuk membangkitkan gunjingan di antara orang-orang fanatik.” (My Own Life).

Pada tahun 1741 dan 1742 Hume menerbitkan bukunya Essays, Morals, And Politic dua volume, yang ditulis dalam gaya populer dan lebih berhasil daripada Treatise. Pada 1744-1745, dia adalah seorang calon untuk pimpinan filsafat moral di Universitas Edinburgh. Edinburgh Town Council bertanggung jawab untuk pemilihan pengganti, dan kritikus menentang Hume dengan mengutuk tulisan-tulisannya yang anti-agama. Kepala para kritikus itu adalah pendeta William Wishart (d. 1752), Rektor dari University of Edinburgh. Daftar proposisi yang diduga berbahaya dari Treatise Hume kemudian beredar, mungkin ditulis oleh Wishart sendiri. Dalam menghadapi perlawanan yang kuat tersebut, Edinburgh Town Council berkonsultasi dengan menteri Edinburgh. Dengan berharap untuk menang atas para pendeta, Hume menyusun tulisan terdiri poin demi poin untuk menjawab daftar proposisi berbahaya yang beredar, yang diterbitkan sebagai Letter From A Gentleman To His Friend In Edinburgh. Para pendeta tidak terpengaruh, 12 dari 15 menteri menentang Hume, dan ia dengan cepat menarik pencalonannya. Pada tahun 1745, Hume menerima undangan dari Jendral St Clair untuk menghadap menjadi sekretarisnya. Dia akhirnya mengenakan seragam perwira, dan menyertai Sang Jendral pada sebuah ekspedisi melawan Kanada (yang berakhir dalam sebuah serangan di pantai Perancis) dan pos kedutaan di pengadilan Wina dan Turin.

Karena keberhasilan esainya, Hume yakin bahwa penerimaan minim dari karyanya Treatise disebabkan oleh gaya dan bukan oleh isinya. Pada 1748 ia menerbitkan karyanya Enquiry Concerning Human Understanding yang membawa isi yang sama tetapi dengan cara lebih populer dari bagian-bagian dari Buku I dari Treatise. Enquiry juga mencakup dua bagian yang tidak ditemukan dalam Treatise yaitu Of Miracles dan sebuah dialog bertajuk Of a Particular Providence And Of a Future State. Setiap bagian berisi serangan langsung pada keyakinan agama. Pada 1751, Ia menerbitkan Enquiry Concerning the Principles Of Morals, yang menuangkan kembali bagian dari Buku III dari Treatise dalam bentuk yang sangat berbeda. Karya itu menetapkan sebuah sistem moralitas hanya diatas utilitas dan sentimen manusia, dan tanpa menaiki ke perintah moral ilahiah. Pada akhir abad, Hume diakui sebagai pendiri teori moral utilitas dan teori politik utilitarian, Jeremy Bentham mengakui pengaruh langsung Hume kepadanya. Pada tahun yang sama Hume juga menerbitkan karyanya Political Discourses, yang menarik pujian langsung dan mempengaruhi para pemikir ekonomi seperti Adam Smith, William Godwin, dan Thomas Malthus.

Dalam 1751-1752, Hume memburu pimpinan filsafat di University of Glasgow, dan lagi-lagi tidak berhasil. Pada tahun 1752 pekerjaan barunya sebagai pustakawan di perpustakaan advokat di Edinburgh memberinya sumber daya untuk mengejar minatnya dalam bidang sejarah. Di sana, ia menulis karya yang sangat sukses enam-volume History Of England (diterbitkan 1754-1762). Volume pertama tidak diterima baik, sebagian karena pembelaannya terhadap raja Charles I, dan sebagian lagi karena dua bab yang menyerang kekristenan. Dalam bab pertama, Hume menulis bahwa kaum reformis Protestan yang pertama muncul adalah fanatik atau meradang dengan antusiasme tertinggi dalam perlawanan mereka terhadap dominasi Katolik Roma. Dalam bab kedua, Ia memberikan label Katolik Romawi sebagai takhayul yang seperti semua spesies lain dari dunia takhayul, membangkitkan ketakutan sia-sia dari kematian yang menyiksa. Serangan yang paling vokal terhadap karya Hume History Of England datang dari Daniel MacQueen dalam bukunya 300 Letters on Mr.Hume's History. MacQueen menelisik volume pertama karya Hume, kemudian mengekspos semua hal yang diduga seringai-seringai lebar dan tak beragama yang dilakukan Hume terhadap kekristenan. Pada akhirnya, respon negatif ini menyebabkan Hume menghapus dua bagian kontroversial dari edisi History Of England berikutnya.

Sekitar waktu ini Hume juga menulis dua karya yang paling substansial tentang agama yaitu The Dialogues Concerning Natural Religion dan The Natural History of Religion. The Natural History muncul pada tahun 1757, namun, atas saran dari teman-teman yang ingin mengarahkan Hume jauh dari kontroversi agama, The Dialogues Concerning Natural Of Religion tetap tidak diterbitkan sampai tahun 1779, tiga tahun setelah kematiannya. The Natural History Of Religion menimbulkan kontroversi bahkan sebelum disebarkan kepada publik. Pada tahun 1756 volume esai Hume berjudul Five Dissertations dicetak dan siap untuk distribusi. Esai itu termasuk (1) The Natural History of Religion, (2) Of The Passions, (3) Of Tragedy, (4) Of Suicide, dan (5) Of The Immortality Of The Soul, dua esai yang terakhir menyerang langsung terhadap doktrin-doktrin keagamaan umum dengan membela hak moral seseorang untuk melakukan bunuh diri dan dengan mengkritik gagasan kehidupan setelah kematian. Eksemplar awal diedarkan, dan penerbit Hume mendapat ancaman penuntutan jika buku itu didistribusikan seperti itu. Eksemplar yang dicetak dari Five Dissertations kemudian diubah secara fisik dengan menghapus esai tentang bunuh diri dan keabadian jiwa, dan memasukkan sebuah esai baru Of The Standart Of Taste untuk menggantinya. Hume juga mengambil kesempatan ini untuk mengubah dua paragraf terutama yang menyinggung dalam Natural History Of Religion. Esai kemudian dibundel dengan judul baru Four Dissertations dan didistribusikan pada bulan Januari, 1757.

Dalam tahun-tahun berikutnya setelah karyanya Four Dissertations, Hume menyelesaikan karya tulis besar terakhirnya, The History of England, yang memberinya reputasi sebagai seorang sejarawan yang setara dengan reputasinya sebagai seorang filsuf. Pada tahun 1763, pada usia 50 tahun, ia diundang untuk menemani Earl dari Hertford ke kedutaan di Paris, dengan kemungkinan besar menjadi sekretaris dia akhirnya diterima, dan sambutan pada resepsi penerimaannya di Paris : 'dari pria dan wanita dari semua jajaran dan posisi'. Ia kembali ke Edinburgh pada tahun 1766, dan terus mengembangkan hubungan dengan para pemikir besar pada waktu itu. Di antaranya adalah Jean Jacques Rousseau yang pada tahun 1766 diperintahkan keluar dari Swiss oleh pemerintah di Berne. Hume menawarkan Rousseau mengungsi ke Inggris dan menjamin dia mendapat pensiun dari pemerintah. Tetapi di Inggris, Rousseau menjadi curiga dengan maksud Hume, dan secara publik menuduh Hume bersekongkol untuk merusak karakternya dengan seolah-olah membantunya. Hume menerbitkan sebuah pamflet untuk membela tindakannya dan membebaskan diri dari tuduhan itu. Penunjukan sebagai sekretaris lain membawanya pergi keluar Edinburgh pada tahun 1767-1768. Dan kemudian kembali lagi ke Edinburgh, sisa hidupnya dihabiskan untuk merevisi dan menyempurnakan karya-karyanya yang telah diterbitkan, dan bersosialisasi dengan teman-teman di kalangan intelektual Edinburgh. Pada tahun 1770, sesama Scotsman (orang Skotlandia) James Beattie menerbitkan salah satu serangan paling keras pada filsafat Hume yang pernah muncul di cetak, berjudul An Essay on the Nature And Immutability Of True In Oposition To Sophistry dan Skepticism. Hume kesal dengan serangan verbal tanpa henti Beattie terhadap dirinya dalam karyanya, tapi buku itu membuat Beattie terkenal dan Raja George III, yang mengaguminya, memberikan Beattie pensiun £ 200 per tahun.

Pada tahun 1776, pada usia enam puluh lima, Hume meninggal karena gangguan internal yang dialaminya selama berbulan-bulan. Setelah kematiannya, namanya mendapat makna baru ketika beberapa karya sebelumnya tidak dipublikasikan muncul. Yang pertama adalah otobiografi singkat, My Own Life, tetapi karya yang sederhana ini bahkan tetap menimbulkan kontroversi. Seperti teman-temannya, Adam Smith dan S.J. Pratt yang dengan ironi menyatakan rasa penghargaan tinggi yang menggambarkan bagaimana dia meninggal dengan tidak memperhatikan kehidupan setelah kematian sebuah kritik agama untuk menanggapi dengan mengutuk kekaguman yang tidak sepadan kepada Hume yang tidak percaya pada agama. Dua tahun kemudian, pada 1779, Dialogues Hume Concerning Natural Religion muncul. Sekali lagi, respon itu bercampur. Pengagum Hume menganggap hal itu sebagai karya puncaknya, sementara kritikus agama memberi label sebagai berbahaya untuk agama. Akhirnya, pada 1782, dua esai Hume yang ditekankan pada bunuh diri dan keabadian jiwa diterbitkan. Kedua karya itu diterima mereka hampir dengan suara bulat negatif.


Sumber:
http://www.iep.utm.edu/hume/#H1
Pemahaman Pribadi