Keadilan Ala Barat : Filsuf Kontemporer - Rawls

Dari sejak pendiriannya, pemikiran politik Amerika memiliki daya-tahan lama untuk memusatkan perhatian/bahasan pada keadilan. Pembukaan...

Wednesday, June 17, 2020

Filsafat Analitik 4a : Logika Positivisme dan Lingkaran Vienna


Logika-positivisme merupakan hasil mengkombinasikan aspek-aspek sentral dari positivisme yang dikemukakan oleh August Comte dan Ernst Mach dengan pandangan-pandangan meta-filosofis dan metodologi dari gerakan-analitik, khususnya seperti yang dipahami oleh para pendukung bahasa-ideal.

Dalam semua bentuknya, positivisme dijiwai oleh idealisasi terhadap pengetahuan-ilmiah seperti yang biasa dipahami paling-tidak dari masa Newton hingga sepanjang awal abad 20. Konsekuensinya, logika-positivisme pada intinya merupakan sebuah pandangan yang disebut 'saintisme' yaitu pandangan bahwa semua pengetahuan adalah pengetahuan-ilmiah.

Seperti yang telah ditunjukan oleh filsafat-ilmiah abad 20, pendefinisian dan pembatasan kepada pengetahuan-ilmiah adalah sebuah tugas yang sulit. Tetap saja, untuk beberapa abad adalah biasa untuk menganggap bahwa metafisika dan cabang-cabang lain dari filsafat yang dipratekan secara tradisional ----dengan tidak menyebut keyakinan-keyakinan relijius dan akal-sehat (common-sense)---- tidak dikualifikasikan sebagai pengetahuan-ilmiah. Dari sudut pandang 'saintisme', semua itu bukanlah bidang-bidang pengetahuan, dan pendapat-pendapatmya tidak seharusnya dinilai membawa bobot keseriusan apapun.

Di jantung logika-positivisme adalah sebuah cara baru dalam menyingkirkan pandangan-pandangan non-pengetahuan-ilmiah tertentu dengan menyatakan pandangan-pandangan-itu tidak hanya benar atau salah tetapi juga tanpa-makna.

Berdasar pada teori-verifikasi-makna, kadang juga disebut teori-makna-empiris, pernyataan non-tautologi apapun mempunyai makna jika dan hanya-jika pernyataan tersebut dapat dibuktikan secara empiris. Prinsip-verifikasi-makna ini adalah sama-dengan prinsip yang dipertahankan dalam karya Wittgensteins Tractatus bahwa dunia-makna adalah koekstensif dengan dunia-alam-empiris dalam ilmu-pengetahuan-ilmiah

Sesungguhnya logika-positivisme menarik banyak pandangan-pandangan mereka langsung dari Tractatus (meski pembacaan mereka terhadapnya telah dikritisi sebagai terlalu-cenderung menekankan bagian-bagian yang dekat dengan pengetahuan-ilmiah naturalisme dengan mengorbankan pandangan yang jauh dari pengetahuan-alam-ilmiah)

Bersama Wittgenstein, logika-positivisme menyimpulkan bahwa bagian terbesar filsafat-tradisional terdiri dari persoalan-persoalan semu yang tanpa-makna, yang muncul karena pemakaian bahasa yang salah dan bahwa peranan sesungguhnya dari filsafat adalah untuk menetapkan dan memaksa batas terhadap bahasa yang penuh-makna melalui analisis-bahasa.

Logika-positivisme diciptakan dan dipromosikan terutama oleh sejumlah pemikir Austro-Jerman yang dikaitkan dengan Lingkaran-Vienna dan Lingkaran-Berlin dengan derajat tingkatan yang sedikit.

Lingkaran-Vienna diawali sebagai sebuah kelompok-diskusi para filsuf yang berpikiran secara ilmiah atau mungkin para ilmuwan yang berpikiran secara filosofis yang diorganisir oleh Moritz Schlick tahun 1922.

Keanggotaannya yang pasti sulit untuk ditentukan, karena adanya figur-figur pinggiran yang menghadiri pertemuan-pertemuan diskusi atau paling tidak memiliki hubungan substansial dengan anggota-anggota inti, tetapi seringkali dikarakterisasikan sebagai pengunjung atau rekanan daripada anggota-penuh yang resmi.

Diantara anggotanya yang paling terkenal adalah Schlick sendiri, Otto Neurath, Herbert Feigl, Freidrich Waismann dan mungkin yang paling terkenal dari semuanya adalah Rudolph Carnap.

Para anggota kedua Lingkaran itu memberi banyak kontribusi kepada sejumlah diskusi-diskusi filosofis dan ilmiah, termasuk logika dan filsafat-kesadaran/pikiran ( sebagai contoh lihat artikel tentang Behaviorisme dan Teori Identitas dalam ensiklopedia ini ). Namun, kontribusi terpenting mereka terhadap perkembangan filsafat-analitik berada di dalam wilayah filsafat-bahasa, metodologi filosofis dan meta-filosofis. Adalah pandangan-pandangan mereka dalam wilayah ini yang dikombinasikan untuk membentuk logika-positivisme.

Logika positivisme dipopulerkan di Inggris-Raya oleh A.J Ayer yang pernah mengunjungi Lingkaran-Vienna pada tahun 1933. Buku karyanya berjudul Language, Thruth and Logic ( Ayer 1936 ) sangat berpengaruh dan tetap bertahan sebagai pengantar terbaik kepada logika-positivisme seperti yang dipahami pada masa puncak kejayaannya.

Demi membebaskan dari gejolak perang dunia II, beberapa anggota Lingkaran-Vienna beremigrasi ke Amerika-Serikat disana mereka mengamankan pos-pos pengajaran dan melakukan pengaruh yang sangat besar kepada filsafat akademis.

Meski demikian, hingga saat ini logika-positivisme telah melewati masa jayanya, konsekuensinya bukan lagi menjadi logika-positivisme yang memadai, seperti yang lebih dikenal luas sebelumnya, tetapi sesuatu yang lebih mengarah pada cara berfilsafat yang memusatkan perhatian pada bahasa, logika, dan pengetahuan ilmiah ( bahasan lebih dalam pada pokok ini, lihat artikel pada American Philosophy, khususnya bagian 4 )

Ironisnya, kematian/kemunduran logika-positivisme disebabkan terutama oleh suatu cengkeraman mematikan dalam pandangan intinya sendiri, yaitu teori-verifikasi-makna.

Menurut prinsip-verifikasi, suatu pernyataan non-tautologi mempunyai makna jika dan hanya-jika dapat dibuktikan secara empiris. Namun demikian, prinsip-verifikasi itu sendiri adalah non-tautologis tetapi tidak bisa dibuktikan secara empiris.

Konsekuensinya, kondisi itu membuat teori-verifikasi menjadi tanpa-makna. Bahkan terlepas dari persoalan yang sangat menghancurkan ini terdapat kesulitan-kesulitan dalam menetapkan ruang-lingkup prinsip-verifikasi itu sehingga dapat mengabdi pada tujuan-tujuan pengetahuan-ilmiah posivistik.

Dalam bentuk kuatnya ( yang diberikan di atas ) dasar/pondasi prinsip-verifikasi dirusak bukan hanya oleh dirinya tetapi juga oleh pernyataan-pernyataan tentang entitas-teoritis, sehingga memaksa pengetahuan-ilmiah untuk membuktikan-nya ( melakukan kerjanya ).

Disisi lain, versi-versi yang lebih-lemah dari prinsip-verifikasi seperti diberikan oleh karya edisi kedua Ayer Language, Truth, Logic ( 1946 ), tidak mampu menghilangkan jangkauan-penuh dari pernyataan-pernyataan metafisika dan non-ilmiah lainnya yang hendak didiskualifikasi oleh para positivis



Sumber :
https://www.iep.utm.edu/analytic/#SH3a
Pemahaman Pribadi



No comments:

Post a Comment