Keadilan Ala Barat : Filsuf Kontemporer - Rawls

Dari sejak pendiriannya, pemikiran politik Amerika memiliki daya-tahan lama untuk memusatkan perhatian/bahasan pada keadilan. Pembukaan...

Thursday, September 7, 2017

Aristoteles 1 : Hidup Dan Karyanya


Aristoteles adalah sosok yang menjulang dalam filsafat Yunani-kuno, memberikan kontribusi terhadap bidang logika, metafisika, matematika, fisika, biologi, botani, etika, politik, pertanian, kedokteran, tari dan teater.

Dia adalah seorang murid Plato sedangkan Plato belajar di bawah bimbingan Socrates.

Dia lebih berpikiran-empiris daripada Plato atau Socrates dan Aristoteles terkenal karena menolak teori-forma dari Plato.

Sebagai seorang penulis yang kreatif dan produktif serta menguasai bermacam-bidang-ilmu yang luas (polymath), Aristoteles secara radikal mengubah sebagian besar, jika tidak semua, area-pengetahuan yang disentuh olehnya.

Tidak heran jika Aquinas menyebutnya dengan sebutan sederhana hanya 'filsuf' saja.

Dalam hidupnya, Aristoteles menulis kurang-lebih sebanyak 200 risalah, namun yang bertahan hanya 31 buah.

Sayangnya bagi kita, karya-karya ini berupa draft catatan-kuliah-dan-manuskrip yang tidak pernah dimaksudkan untuk pembaca umum, sehingga karya-karya itu tidak menunjukkan gaya polesan prosa-nya yang terkenal, yang berhasil menarik banyak pengikut, termasuk seorang filsuf Romawi bernama Cicero.

Aristoteles adalah orang-pertama yang melakukan klasifikasi-bidang-pengetahuan manusia ke dalam disiplin-ilmu yang berbeda-beda seperti matematika, biologi, dan etika.

Beberapa klasifikasi ini masih digunakan sampai sekarang.

Sebagai bapak di bidang logika, ia adalah orang pertama yang mengembangkan sistem-formal-untuk-penalaran.

Aristoteles mengamati bahwa validitas-argumen apapun dapat ditentukan oleh struktur-nya daripada isi-nya.

Sebuah contoh klasik argumen yang valid adalah silogisme-nya :

Semua manusia pasti mati. (premis-mayor)
Socrates adalah manusia. ( premis-minor )
Oleh karena itu, Socrates pasti mati. (kesimpulan)

Dengan adanya struktur-argumen ini, selama premis itu benar, maka kesimpulan-nya juga dijamin benar.

Corak logika-Aristoteles mendominasi bidang pemikiran ini sampai munculnya logika-proporsional-modern dan logika-predikat 2.000 tahun kemudian.

Penekanan Aristoteles pada penalaran-yang-baik dan dikombinasikan dengan keyakinan-nya pada metode-ilmiah membentuk latar-belakang sebagian besar karya-nya.

Misal, karyanya dalam bidang etika dan politik, Aristoteles mengidentifikasi kebaikan-tertinggi dengan kebajikan-intelektual.

Artinya, orang yang ber-moral adalah orang yang menumbuhkan kebajikan tertentu berdasarkan penalaran.

Dan dalam karyanya tentang psikologi dan jiwa, Aristoteles membedakan persepsi-indra dari akal yang menyatukan dan menafsirkan persepsi-indera dan merupakan sumber semua pengetahuan.

Aristoteles terkenal menolak teori-forma dari Plato, yang menyatakan bahwa sifat seperti keindahan adalah entitas-universal-abstrak yang ada-terlepas dari benda itu sendiri.

Sebaliknya, ia berpendapat bahwa forma-forma bersifat intrinsik dalam benda-benda dan ada tidak-dapat terpisah darinya, dan karenanya harus dipelajari dalam kaitannya dengan objek.

Namun, dalam membahas seni, Aristoteles tampaknya menolak pendapat itu, dan sebaliknya berpendapat tentang forma-universal-ideal yang coba ditangkap oleh para seniman dalam melakukan pekerjaan mereka.

Aristoteles adalah pendiri Lyceum, sebuah sekolah pembelajaran yang berbasis di Athena, Yunani dan dia menjadi inspirasi bagi kaum peripatetik, yaitu para pengikut-nya, murid-murid-nya dari Lyceum.


a. Hidupnya

Aristoteles lahir pada tahun 384 SM di Stagirus, sebuah koloni Yunani yang sekarang sudah punah dan merupakan pelabuhan laut di pesisir Thrace.

Ayahnya Nichomachus adalah seorang dokter keluarga-istana untuk raja Amyntas dari kerajaan-Macedonia, dan dari sinilah mulai hubungan panjang Aristoteles dengan keluarga-istana kerajaan-Macedonia, yang sangat mempengaruhi hidupnya.

Ketika ia masih anak-anak ayahnya meninggal dunia.

Pada usia 17 tahun, pengasuhnya Proxenus, mengirimnya ke Athena, pusat-intelektual dunia, untuk menyelesaikan pendidikan-nya. Dia bergabung dalam Akademi (sekolah yang didirikan oleh Lato) dan belajar di bawah bimbingan Plato, menghadiri ceramah-ceramah-nya selama dua-puluh tahun.

Di tahun-tahun akhir hubungannya dengan Plato dan Akademi, ia mulai memberi ceramah ajaran-nya sendiri, terutama mengenai masalah retorika.

Pada saat kematian Plato di tahun 347, kemampuan unggul Aristoteles yang bersinar sejak awal tampaknya telah dirancang agar berhasil menduduki pimpinan Akademi.

Tetapi perbedaan ajaran-nya dengan ajaran Plato terlalu besar untuk membuat hal itu mungkin terjadi, dan keponakan Plato bernama Speusippus akhirnya dipilih sebagai gantinya.

Atas undangan temannya ketika di Akademi bernama Hermeas, yang menjadi penguasa Atarneus dan Assos di Mysia, sebuah wilayah di Asia-kecil , merupakan pesisir sebelah barat-utara yang sekarang termasuk dalam wilayah negara Turkey, Aristoteles berangkat menuju keluarga-istana-nya.

Dia menetap selama tiga tahun, dan sementara tinggal di sana dia menikahi Pythias, keponakan dari sang-raja dan mempunyai seorang anak perempuan yang juga diberi nama Pythias.

Di kemudian hari dia menikah lagi untuk kedua kalinya dengan seorang wanita bernama Herpyllis, yang melahirkan seorang anak laki-laki bernama Nichomachus.

Pada masa akhir tahun ketiga-nya di Mysia, Hermeas ditaklukan oleh kerajaan-Persia, dan Aristoteles pergi menuju Mytilene.

Pada tahun 343 SM, atas undangan Philip raja-Macedonia, Aristoteles menjadi tutor putranya yang berusia 13 tahun bernama Alexander (yang kemudian menaklukkan dunia).

Dia menjadi pembimbing Alexander untuk lima tahun ke depan.

Baik Philip dan Alexander tampaknya telah membayar Aristoteles dengan kehormatan tinggi, dan ada cerita bahwa Aristoteles dipasok oleh keluarga-istana kerajaan-Macedonia, tidak hanya dengan dana untuk mengajar, tetapi juga dengan ribuan budak untuk mengumpulkan spesimen untuk studinya dalam ilmu-pengetahuan-alam.

Cerita-cerita ini mungkin saja salah dan tentu saja mungkin dibesar-besarkan.

Setelah kematian Philip, Alexander selanjutnya menduduki tahta kerajaan-Macedonia dan bersiap untuk melakukan penaklukan-penaklukan dunia berikutnya.

Pekerjaan Aristoteles telah selesai, dia kembali ke Athena, yang tidak dia kunjungi sejak kematian Plato pada tahun 335 SM.

Dia menemukan sekolah-sekolah Platonis berkembang di bawah Xenocrates, dan Platonisme merupakan filsafat dominan di Athena.

Dia kemudian mendirikan sekolahnya sendiri di sebuah tempat bernama Lyceum.

Saat mengajar di Lyceum, Aristoteles memiliki kebiasaan berjalan-jalan saat dia berbicara menyampaikan materi pelajaran-nya kepada murid-muridnya.

Adalah berhubungan dengan hal-ini para pengikutnya beberapa tahun kemudian dikenal sebagai kaum peripatetik, yang berarti berjalan-jalan.

Selama tiga-belas tahun berikutnya dia mencurahkan energinya untuk pengajarannya dan menyusun risalah filosofisnya.

Dia dikatakan telah memberikan dua jenis ceramah yaitu : diskusi yang lebih-rinci di pagi hari untuk kalangan dalam bagi siswa-tingkat-lanjut, dan wacana-populer di malam hari untuk para pecinta-pengetahuan-umum.

Pada kematian mendadak Alexander pada tahun 323 SM, pemerintahan pro-Macedonia di Athena kemudian digulingkan, dan terjadi reaksi umum terhadap apapun yang berbau Macedonia.

Tuduhan tentang penghinaan atau tidak-menghormati kepercayaan masyarakat Athena ditimpakan kepada Aristoteles.

Untuk menghindari tuntutan itu, dia melarikan diri ke Chalcis di Euboea, sehingga Aristoteles mengatakan :

" Orang-orang Athena mungkin tidak memiliki kesempatan lagi untuk berbuat-dosa terhadap filsafat seperti yang telah mereka lakukan kepada diri Socrates. "

Pada tahun pertama tinggal di Chalcis dia mengeluh sakit perut dan kemudian meninggal pada tahun 322 SM.


b. Karyanya

Dilaporkan bahwa tulisan Aristoteles dipegang oleh muridnya bernama Theophrastus, yang telah berhasil meneruskan kepemimpinan Aristoteles di sekolah-peripatetik.

Perpustakaan Theophrastus dialihkan kepada muridnya bernama Neleus.

Untuk melindungi buku-buku dari pencurian, ahli waris Neleus menyembunyikannya di dalam lemari besi, di mana karya-karya itu menjadi agak rusak karena kelembaban, ngengat dan cacing.

Di tempat persembunyian ini, karya-karya itu ditemukan sekitar tahun 100 SM oleh Apellicon, seorang pecinta buku yang kaya raya, dan dibawa ke Athena.

Buku-buku itu kemudian dibawa ke Roma setelah penangkapan orang-orang Athena oleh Sulla pada tahun 86 SM.

Di Roma karya-karya itu segera menarik perhatian para ilmuwan, dan edisi baru karya ini memberi dorongan baru bagi studi mengenai Aristoteles dan filsafat secara umum.

Koleksi ini merupakan dasar karya Aristoteles yang kita miliki saat ini.

Anehnya, daftar karya Aristoteles yang diberikan oleh Diogenes Laertius tidak mengandung risalah-risalah ini.

Ada kemungkinan daftar Diogenes adalah pemalsuan yang dikumpulkan pada saat karya asli-nya hilang untuk diamati.

Karya-karya Aristoteles berada di bawah tiga-kelompok besar :

(1) dialog dan karya lain yang bersifat populer,
(2) kumpulan fakta dan materi dari perlakuan ilmiah, dan
(3) karya sistematis.

Di antara tulisan-tulisan pada kelompok-pertama dengan sifat-populer, satu-satunya yang kita miliki dengan segala konsekuensinya adalah bidang-bidang yang menarik dalam karyanya On The Polity Of The Athenians.

Karya-karya pada kelompok-kedua mencakup 200 judul, kebanyakan dalam bentuk fragmen, dikumpulkan oleh sekolah Aristoteles dan digunakan sebagai penelitian.

Beberapa mungkin telah dilakukan pada saat penerus Aristoteles yaitu masa Theophrastus.

Termasuk dalam kelompok ini adalah Konstitusi 158 Negara Yunani.

Karya risalah-sistematis dari kelompok-ketiga ditandai oleh gaya tulisan yang datar, tanpa aliran bahasa keemasan yang dahulu dipuji orang-orang kuno kepada Aristoteles.

Ini mungkin karena fakta bahwa karya-karya ini tidak, dalam banyak kasus, diterbitkan oleh Aristoteles sendiri atau selama masa hidupnya, namun disunting setelah kematiannya dari manuskrip yang belum selesai.

Sampai Werner Jaeger (1912) mengambil asumsi bahwa tulisan-tulisan Aristoteles menyajikan sebuah penjelasan sistematis tentang pandangan-pandangan-nya.

Jaeger berpendapat bahwa periode-awal, tengah dan akhir (berdasar pendekatan genetik), di mana periode-awal mengikuti teori-forma dan jiwa dari karya Plato, yang periode-tengah menolak pendapat Plato, dan periode-akhir (yang mencakup sebagian besar risalah-nya) lebih berorientasi empiris.

Karya Risalah-Sistematis Aristoteles dapat dimasukan ke dalam beberapa kelompok :

Logika
1. Categories (10 classifications of terms)
2. On Interpretation (propositions, truth, modality)
3. Prior Analytics (syllogistic logic)
4. Posterior Analytics (scientific method and syllogism)
5. Topics (rules for effective arguments and debate)
6. On Sophistical Refutations (informal fallacies)

Fisika
1. Physics (explains change, motion, void, time)
2. On the Heavens (structure of heaven, earth, elements)
3. On Generation (through combining material constituents)
4. Meteorologics (origin of comets, weather, disasters)

Psikologi
1. On the Soul (explains faculties, senses, mind, imagination)
2. On Memory, Reminiscence, Dreams, and Prophesying

Sejarah Alam
1. History of Animals (physical/mental qualities, habits)
2. On the parts of Animals
3. On the Movement of Animals
4. On the Progression of Animals
5. On the Generation of Animals
6. Minor treatises
7. Problems

Filosofi
1. Metaphysics (substance, cause, form, potentiality)
2. Nicomachean Ethics (soul, happiness, virtue, friendship)
3. Eudemain Ethics
4. Magna Moralia
5. Politics (best states, utopias, constitutions, revolutions)
6. Rhetoric (elements of forensic and political debate)
7. Poetics (tragedy, epic poetry)



Sumber :
http://www.iep.utm.edu/aristotl/
Pemahaman Pribadi



No comments:

Post a Comment