Tulisan-tulisan Aristoteles tentang pokok logika secara umum kemudian dikelompokkan oleh kaum peripatetik pengikut-nya dengan sebutan organon yang berarti instrumen/alat.
Dari sudut pandang mereka, logika-dan-penalaran merupakan instrumen persiapan-utama untuk melakukan penyelidikan-ilmiah.
Meskipun demikian Aristoteles sendiri, menggunakan istilah logika secara verbal setara dengan penalaran (reasoning).
Dunia, seperti yang digambarkan oleh Aristoteles dalam karyanya Categories, terdiri dari substansi-terpisah atau benda-individual, yang padanya berbagai karakterisasi-atau-sifat dapat bersumber.
Setiap substansi adalah kesatuan-utuh yang terdiri dari bagian yang saling terkait.
Ada dua macam substansi. substansi-primer (benda yang paling sederhana) adalah suatu objek-yang-independen (terlepas), tersusun dari materi yang dicirikan oleh bentuk-nya.
Organisme-hidup-individual misal seorang-Manusia, seekor-ikan-salmon-pelangi, sebuah-pohon-oak merupakan contoh substansi-primer yang mudah dipahami dan paling tidak ambigu.
Substansi-sekunder adalah kelompok yang memiliki cakupan lebih besar seperti spesies-atau-genus, dimana organisme-individual ini termasuk sebagai anggota di dalamnya.
Jadi manusia, kuda, mamalia, hewan, dan sebagainya adalah contoh substansi-sekunder.
Seperti yang seharusnya kita lihat, logika-Aristoteles adalah tentang menghubungkan secara tepat sifat-sifat-spesifik pada substansi-sekunder dan sekaligus secara tidak-langsung menghubungkan sifat-sifat itu dengan substansi-primer atau benda-individual.
Aristoteles meng-elaborasi-kan logika yang dirancang untuk menggambarkan apa-yang-ada di dunia ini.
Kita mungkin bertanya-tanya kemudian, berapa banyak cara yang bisa kita gunakan untuk menggambarkan sesuatu ?
Dalam karyanya Categories (4.1b25-2a4), Aristoteles mengurutkan sepuluh-cara-berbeda untuk mendeskripsikan sesuatu.
Kategori-kategori ini (bahasa Yunani = kategoria berasal dari kata-kerja untuk menunjukkan atau menandakan sesuatu) adalah sebagai berikut :
1. Substansi
2. Kuantitas
3. Kualitas
4. Relasi
5. Tempat
6. Waktu
7. Situasi
8. Kondisi
9. Tindakan
10. Hasrat.
Kategori-kategori di atas tampaknya disusun sesuai dengan urutan pertanyaan yang diajukan oleh kita untuk mendapatkan pengetahuan tentang suatu objek.
Sebagai contoh, kita bertanya, pertama, Benda apa ini ? Berapa banyak benda itu ? Selanjutnya, Apa jenis benda itu ? dan seterusnya.
Substansi selalu dianggap sebagai hal yang paling-penting.
Pemahaman ketika di-isolasi (tidak-di-ekspresi-kan) tidak dengan sendirinya mengungkapkan kebenaran-atau-kesalahan.
Hanya dengan kombinasi-gagasan dalam sebuah proposisi, kebenaran-dan-kesalahan dimungkinkan.
Elemen proposisi semacam itu idealnya terdiri dari kata-benda-substansif, kata-kerja/keterangan dan kata-penghubung.
Kombinasi-kata-kata menghasilkan ucapan-rasional dan pemikiran, menyampaikan makna baik bagian-bagiannya maupun secara keseluruhan.
Pemikiran seperti itu mungkin mengambil banyak bentuk, tetapi logika hanya menimbang/memperhatikan bentuk-bentuk demonstratif yang mengungkapkan kebenaran-dan-kesalahan.
Kebenaran-atau-kesalahan suatu proposisi ditentukan oleh kesepakatan-atau-ketidak-sepakatan Proposisi itu dengan fakta yang di-representasi-kan.
Jadi proposisi bersifat afirmatif-atau-negatif, yang sekali lagi, masing-masing dapat bersifat universal-atau-khusus atau tidak-keduanya.
Untuk mendapatkan definisi-yang-benar, kita harus menemukan/menentukan kualitas-kualitas di dalam genus yang jika dipahami secara terpisah mencakup pengertian yang lebih-luas dari pada subjek yang di-definisi-kan, namun jika dipahami secara bersama-sama menunjukan subjek yang persis-sama.
Misalnya prima, ganjil, dan angka, secara terpisah, masing-masing mencakup pengertian lebih-luas dari pada tiga (atau triplet yaitu kumpulan tiga benda yang sama, misalnya tiga buah batu) tetapi jika disatukan mereka menunjukan subjek yang sama.
tiga adalah prima, ganjil dan angka.
Definisi genus harus dibentuk sedemikian rupa sehingga tidak ada spesies yang tertinggal di luar cakupan.
Setelah menentukan genus dan spesies, kita selanjutnya harus menemukan titik-kesamaan spesies secara terpisah dan kemudian mempertimbangkan karakteristik-umum dari spesies-spesies yang berbeda.
Definisi mungkin tidak sempurna karena :
(1) tidak jelas,
(2) terlalu luas, atau
(3) dengan tidak menyebutkan/mengaitkan sifat-dasar-esensial.
Ketidakjelasan mungkin timbul dari penggunaan ungkapan-equivokal, frase-metaforis, atau kata-kata-eksentrik.
Inti dari logika-Aristoteles adalah silogisme, contoh klasiknya adalah sebagai berikut :
Semua manusia pasti mati.
Socrates adalah manusia.
Oleh karena itu, Socrates pasti mati.
Bentuk silogisme dari argumentasi-logis mendominasi logika selama 2.000 tahun sampai munculnya logika-proposisi-modern dan logika-predikat-nodern berkat Frege, Russell, dan lain-lain.
Sumber :
http://www.iep.utm.edu/aristotl/#H3
http://www.iep.utm.edu/aris-log/
Pemahaman Pribadi
No comments:
Post a Comment