Keadilan Ala Barat : Filsuf Kontemporer - Rawls

Dari sejak pendiriannya, pemikiran politik Amerika memiliki daya-tahan lama untuk memusatkan perhatian/bahasan pada keadilan. Pembukaan...

Tuesday, November 14, 2017

Aristoteles 7 : Seni Dan Puisi


Seni didefinisikan oleh Aristoteles sebagai realisasi dalam bentuk-eksternal dari sebuah hakekat-ide/gagasan, dan dapat ditelusuri kembali kepada sifat cinta-kepada-peniruan yang menjadi ciri manusia dan kepada kesenangan yang kita rasakan ketika mengenali kemiripan.

Namun, seni tidak terbatas hanya sekedar penyalinan/peniruan belaka. Seni membuat sifat menjadi ideal dan melengkapi kekurangannya. Seni berusaha menangkap tipe-universal dari suatu fenomena-individual.

Oleh karena itu perbedaan antara seni-puisi dan sejarah bukanlah bahwa yang satu menggunakan ukuran dan yang lainnya tidak. Perbedaannya adalah bahwa sementara sejarah terbatas pada apa yang sebenarnya terjadi, sedang puisi menggambarkan sesuatu dalam karakter-universal dari apa yang terjadi. Dan, oleh karena itu :

" Puisi lebih filosofis dan lebih tinggi daripada sejarah ".

Peniruan/penyalinan dapat me-representasi-kan sesuatu menjadi lebih baik atau lebih buruk daripada umumnya, atau mungkin tidak-melampaui atau tidak-berada di bawah standar rata-rata-umum. komedi adalah peniruan dari contoh sifat kemanusiaan yang menjadi lebih buruk, namun dipahami bukan dalam arti keburukan-yang-mutlak, tapi hanya sejauh apa yang rendah dan yang tidak sadar masuk ke dalam sesuatu yang menggelikan dan lucu.

Tragedi, di sisi lain, adalah representasi sesuatu yang serius atau penuh-makna atau bulat atau final dan suatu tindakan-menjangkau yang kurang atau lebih, sebuah representasi yang dipengaruhi oleh tindakan dan bukan sekadar narasi.

Hal tersebut sesuai dengan penggambaran kejadian yang merangsang rasa takut dan kasihan dalam pikiran pengamat untuk membersihkan atau membuang perasaan-perasaan itu dan memperpanjang serta mengatur rasa simpati mereka. Dengan demikian, merupakan penyembuhan Homeopati terhadap nafsu (sebuah sistem pengobatan penyakit dimana orang yang sakit diberi zat-alami yang menghasilkan efek yang sama seperti yang dihasilkan oleh penyakit itu pada orang yang sehat).

Sepanjang seni membuat universal peristiwa-peristiwa khusus tertentu, tragedi dalam menggambarkan situasi yang penuh gairah dan kritis, membawa pengamat keluar dari sudut pandang egois dan individual dan memandangnya sehubungan dengan kebanyakan manusia pada umumnya.

Hal itu sejalan dengan penjelasan Aristoteles mengenai penggunaan musik Orgiastik dalam penyembahan Bacchas dan dewa-dewa lainnya. Ini memberi saluran keluar bagi semangat religius dan dengan demikian mengubah sentimen religius seseorang menjadi stabil.



Sumber :
http://www.iep.utm.edu/aristotl/#H9
Pemahaman Pribadi



No comments:

Post a Comment