Keadilan Ala Barat : Filsuf Kontemporer - Rawls

Dari sejak pendiriannya, pemikiran politik Amerika memiliki daya-tahan lama untuk memusatkan perhatian/bahasan pada keadilan. Pembukaan...

Thursday, June 2, 2016

LG(BT) Dan Dunia Sosial - Analisa Sosiologi Fenomenologis - Peter Berger


LG(BT) :

Dimaksudkan bahwa analisa berikut hanya untuk fenomena-sosial LG tetapi teori yang sama dapat digunakan untuk menganalisa fenomena-sosial (BT).


Sekilas Teori Sosiologi Fenomenologis Peter Berger

Berger menggunakan logika-dialektika untuk mengemukakan teori-sosiologi tentang perkembangan-masyarakat dan dunia-sosial. Obyek (Matter) dan Subyek (Mind) ialah dialektis. Hal-mengada menciptakan hal-menyadari dan hal-menyadari menciptakan hal-mengada. Karl Max menjelaskan hal-mengada menciptakan hal-menyadari (ekonomi mendasarkan hal-rohani) sedang Berger menjelaskan hal-rohani menciptakan hal-mengada. Mereka menjelaskan dua-segi dari satu-dialektika. Mark menjelaskan Matter menciptakan Mind dan Berger menjelaskan Mind menciptakan Matter.

Berger berpendapat bahwa dasar dunia kita adalah fakultas-manusia yang lebih dalam yaitu kesanggupan-berbicara. Dengan Bahasa manusia menciptakan realitas. Dengan memberi-nama manusia melakukan Tipefikasi (pengecapan) dan berdasar-nama-nama itu terjadi lembaga-lembaga dalam dunia kita. Institusionalisasi berdasarkan eksternalisasi, obyektifasi dan internalisasi. Ini cukup untuk menjelaskan seluruh-dunia-manusia.

Manusia menciptakan dunianya sendiri. Kita menciptakan dunia kita bersama-sama. Mengapa tingkah-laku kita dalam dunia kita tampak sebagai tingkah-laku yang teratur ? Cosmos bukan Chaos ? Bukan karena badan-kita-yang-sama. Nature badan-kita bukan jaminan untuk tingkah-laku-yang-teratur. Menurut Berger ada dua-jawaban untuk pertanyaan diatas.

1. Tingkah-laku-individual adalah sekunder terhadap tingkah-laku-yang-teratur-secara-sosial. Dalam arti tingkah-laku-individu diatur sesuai dengan Social-Behaviour melalui pendidikan misalnya atau sosialisasi.

2. Aturan bisa ditemukan di dalam dunia-sosial sendiri. Aturan-sosial adalah produk-manusia-sendiri. Aturan-sosial ialah produksi-manusia yang terus-berjalan. Tingkah-laku kita menjadi teratur karena terjadi Perlembagaan.  

Sumber-Perlembagaan adalah tingkah-laku-manusia-sendiri yang sering-dilakukan kemudian menjadi-kebiasaan. Tingkah-laku yang diulang-terus-menerus membentuk corak-tingkah-laku. Menjadi lebih gampang dilakukan dan diketahui orang lain sebagai suatu-corak misalnya memacul, tidur dll. Proses-Habitualisasi mendahului Proses-Perlembagaan. Bagaimana terjadi Perlembagaan itu ? Perlembagaan terjadi ketika kali orang mengecap-tingkah-laku dari yang lain. Tidak hanya tingkah-laku-yang-dicap tetapi pelakunya juga. Begitulah yang terjadi misalnya sang petani, sang pegawai, sang ayah, dukun dll. Bercocok tanam harus begini-dan-begitu, dan pelakunya disebut petani. Jelaslah bahwa lembaga-lembaga mempunyai sejarah.


LG(BT) Dan Dunia Sosial

Adalah fakta bahwa sekarang dunia-sosial-manusia secara keseluruhan menganggap kaum LG(BT) sebagai Deviant-Behaviour (tingkah-laku-yang-menyimpang dari dunia-sosial yang ada). Bagaimana hal ini terjadi ? Bagaimana Hidup-Hetero menjadi lembaga-dunia-sosial Kita ? Dunia-sosial adalah kita yang menciptakan secara bersama-sama melalui serangkaian-proses yang bersejarah. Berasal dari tingkah-laku manusia-sendiri yang menjalani hidup dengan memilih-pasangan-berjenis-kelamin-berbeda. Hal ini dilakukan tentu untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai mahluk hidup dorongan untuk mempertahankan-hidup dan melestarikan-keberadaannya di alam adalah faktor-utama bagi manusia dalam memilih dan melakukan suatu-tindakan. Itulah mengapa kita menemukan fakta-kuantitatif bahwa manusia yang menjalani Hidup-Hetero jauh lebih banyak dari pada LG(BT).

Hidup-berpasangan dengan lawan-jenis merupakan habitualisasi yaitu perbuatan-rutin/biasa yang dilakukan manusia dari waktu ke waktu. Tingkah-laku hidup-berpasangan dengan lawan-jenis menjadi perbuatan yang terus menerus dilakukan, menjadi corak-tingkah-laku-manusia untuk menjalani kehidupan. Corak menjadi hal yang mudah diketahui oleh yang lain. Tipefikasi/Pengecapan kemudian terjadi. Kita yang mengetahui orang-lain hidup-berpasangan dengan lawan-jenis kemudian menyebut orang itu menjalani Hubungan-Hetero. Orang lain pun menyebut hal-yang-sama ketika kita melakukan hal tersebut. Tipefikasi/Pengecapan berlangsung resiprositas. Saling melabel/mengecap ini terjadi dalam situasi-sosial yang berlangsung-terus-menerus yaitu dalam pergaulan-dan-komunikasi antar sesama manusia. Tipefikasi/Pengecapan menjadi milik-semua-manusia (anggota masyarakat). Dengan bahasa, kita juga melabel/mengecap pelaku perbuatan itu dengan Seorang-Hetero, Manusia-Hetero, Manusia yang mencintai-lawan-jenis dll. Selanjutnya terjadi Perlembagaan, tingkah-laku-biasa menjelma menjadi sebuah lembaga disertai perangkat-aturan yang mengatur begini dan begitu. -Seorang Hetero harus mencintai-lawan-jenisnya dan tidak-mencintai sesama-jenisnya-

Lembaga ini kemudian diteruskan oleh nenek-moyang kepada anak-anaknya oleh orang-tua, nenek, kakek dll. Lembaga berubah tidak lagi ad-hoc tetapi menjadi-hal-yang-bersejarah. Dengan men-sejarah, terjadi pula Eksternalisasi dan Obyektifasi. Hal yang sesungguhnya dibuat-sendiri dialami sebagai hal-di-atas-kita-dan-di-luar-kita. Menjalani Hidup-Hetero dialami sebagai hal-yang-luhur, perintah Tuhan dll. Lembaga dialami sebagai hal-yang-mempunyai-realitas-sendiri. Hadirnya pasangan Hetero di tengah-tengah kita dianggap sesuatu-yang-luhur, mengikuti-perintah-Tuhan, begitulah semestinya manusia menjalani hidup dll. Perlembagaan menjadi dunia-sosial-yang-realitas-dan-obyektif, yang kemudian diteruskan lagi pada turunan berikutnya.

Hingga turunan berikutnya ini sudah tidak mengerti lagi makna-asli dari kebiasaan-nenek-moyangnya. Kabur terhadap makna-dibalik-perbuatan. Untuk meneruskan lembaga terjadilah Proses-Legitimasi agar lembaga yang sudah menjadi dunia-sosial-yang-realitas-dan-obyektif dapat lebih-mudah-diterima dan masuk-akal. Legitimasi berjalan melalui dua proses.

1. Bagaimana Legitimasi menjelaskan lembaga itu, ini terjadi dengan memberi-pengetahuan dan pemahaman-kognitif pada makna-makna dalam lembaga itu.
-Seorang Hetero adalah manusia yang mencintai lawan jenisnya dan tidak mencintai sejenis.

2. Bagaimana Legitimasi mensyahkan lembaga, ini dilakukan dengan cara memberi-status-norma pada perintah-perintah dari lembaga itu.
-Seorang manusia harus mencintai lawan jenisnya dan tidak mencintai sejenisnya.
-Seorang yang mencintai sesama jenis diancam, terkena hukuman, dihinakan, dianggap berbuat dosa dll.

Legitimasi mengandung komponen-kognitif-dan-norma, pengetahuan dan ukuran-tingkah-laku, pengetahuan dan nilai-nilai. Legitimasi dilakukan melalui pendidikan-dan-pengajaran di sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga-pendidikan.

Dengan cara itu pula pengetahuan diinternalisasikan sebagai kebenaran-yang-umum, norma diinternalisasikan sebagai kebaikan-yang-diterima-secara-sosial. Yang pada akhirnya generasi itu terbentuk sesuai dengan lembaga-dunia-sosial yang ada. Melakukan tingkah-laku-yang-teratur sesuai aturan-dan-norma lembaga dunia sosial yang didiami. Pengetahuan-dan-norma membentuk-manusia. Mind menciptakan Matter.


Usaha Kaum LG(BT)

Humanisme mempunyai pandangan bahwa manusia adalah pusat-segalanya. Manusia adalah merdeka. Bebas menentukan dirinya, bebas menentukan tujuan hidupnya, bebas memilih bagaimana menjalani hidupnya bahkan bebas pula mengakhiri hidupnya. Sebagai manusia bebas, kaum LG(BT) adalah manusia yang memilih pasangan-sejenis untuk menjalani hidup melalui kebebasannya. Dalam dunia-sosial sekarang kaum LG(BT) adalah Deviant-Behaviour. Keadaan yang membuat mereka tidak-nyaman bahkan menyiksa untuk menjalani hidup dalam dunia-sosial yang didiami-bersama. Tentu mereka tidak tinggal diam dan menerima keadaan begitu saja. Mereka berusaha dan terus berjuang agar hidupnya nyaman.

Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah dengan membentuk dunia-sosial yang sesuai dengan tingkah-laku mereka. Kaum LG(BT) harus membentuk lembaga-dunia-sosial yang memandang bahwa menjalani hidup dengan pasangan-sejenis adalah suatu-yang-luhur, hal yang sama dengan Hidup-Hetero. Kaum LG(BT) harus mencita-citakan tingkah-laku mereka menjadi sebuah lembaga. Dengan kata lain kaum LG(BT) harus berusaha melepaskan-diri dari status Deviant-Behaviour. Mungkinkah usaha ini berhasil ?

Habitualisasi dari tindakan harus mengawali sebelum terbentuknya lembaga. Berupa tingkah-laku-yang-rutin/biasa-dari-manusia-itu-sendiri dan ini sangat dipengaruhi oleh faktor manusia sebagai mahluk-hidup yang secara imanen mempunyai kehendak untuk melestarikan-kehidupannya. Reproduksi adalah jalan yang harus ditempuh untuk mempertahankan-keberadaan mahluk-hidup di alam ini. Secara sadar atau tidak kaum LG(BT) justru memilih untuk menutupnya. Dengan kebebasannya memilih, kaum LG(BT) sesungguhnya melakukan usaha memusnahkan spesiesnya sendiri secara berlahan. Manusia nyaris tidak mungkin memilih tindakan yang membahayakan keberadaan dirinya di alam menjadi sebuah perbuatan rutin. Tanpa habitualisasi lembaga tidak akan terbentuk. Oleh karena itu tingkah-laku LG(BT) untuk menjadi lembaga-dunia-sosial-manusia secara-keseluruhan sangatlah kecil jika tidak disebut mustahil.

Kaum LG(BT) tampaknya menyadari hal itu. Mereka mengalihkan usahanya untuk mengubah-sikap dan perlakuan-yang-lebih-baik terhadap mereka. Berharap reaksi masyarakat menjadi-lunak terhadap penyimpangan anggotanya. Sosialisasi dan kampanye mereka bukanlah mari hidup sebagai LG(BT) tapi perlakukanlah kami sebagai manusia yang berhak-menikmati-kehidupan. Anggap kami sebagai manusia karena bagaimanapun kami adalah manusia. Usaha ini sepertinya mulai menampakan hasil. Dunia-sosial kita sekarang mulai bergerak-melunak untuk menghukum kaum LG(BT) sebagai Deviant-Behaviour. Deviant-Behaviour mulai bisa menikmati kehidupan dengan nyaman.

Dengan kondisi itu apakah kaum LG(BT) membuang cita-cita untuk menciptakan dunia-sosial sendiri ? Tentu tidak. Bukankah hidup dalam dunia-sendiri jauh lebih nikmat-dan-nyaman. Mereka akan terus berusaha menciptakan lembaga dalam kondisi yang lebih-ringan dari tekanan. Keadaan yang lebih menguntungkan mereka. Tetapi tetap saja bahwa pilihan hidup berpasangan dengan sejenis akan terhambat oleh kebutuhan-alami-dan-imanen dalam diri-manusia-sendiri untuk melestarikan-keberadaanya di alam ini. Usaha mereka menjadi terbatas menciptakan lembaga-dunia-sosial bagi kaumnya. Sebagai dunia Deviant-Behaviour di bawah naungan dunia-sosial manusia secara keseluruhan yang Hetero.

Apakah kondisi ini berlangsung selamanya ? Setidaknya sepanjang usia saya kondisi sekarang tidak berubah. Yang bergeser adalah sikap-perlakuan-masyarakat yang lebih manusiawi kepada kaum LG(BT) sebagai Deviant-Behaviour.


Sumber :
M.A.W Brouwer
Psikologi Fenomenologis
Pemahaman Otodidak



Kelapa Gading, 2 Juni 2016


No comments:

Post a Comment