Aristoteles adalah sosok yang menjulang dalam filsafat
Yunani-kuno, memberikan kontribusi terhadap bidang logika, metafisika, matematika, fisika, biologi, botani, etika, politik, pertanian, kedokteran, tari dan teater.
Dia adalah seorang murid
Plato sedangkan
Plato belajar di bawah bimbingan
Socrates.
Dia lebih
berpikiran-empiris daripada
Plato atau
Socrates dan
Aristoteles terkenal karena menolak
teori-forma dari
Plato.
Sebagai seorang penulis yang kreatif dan produktif serta menguasai bermacam-bidang-ilmu yang luas (
polymath),
Aristoteles secara radikal mengubah sebagian besar, jika tidak semua, area-pengetahuan yang disentuh olehnya.
Tidak heran jika
Aquinas menyebutnya dengan sebutan sederhana hanya
'filsuf' saja.
Dalam hidupnya,
Aristoteles menulis kurang-lebih sebanyak 200 risalah, namun yang bertahan hanya 31 buah.
Sayangnya bagi kita, karya-karya ini berupa draft catatan-kuliah-dan-manuskrip yang tidak pernah dimaksudkan untuk pembaca umum, sehingga karya-karya itu tidak menunjukkan gaya polesan prosa-nya yang terkenal, yang berhasil menarik banyak pengikut, termasuk seorang filsuf
Romawi bernama
Cicero.
Aristoteles adalah orang-pertama yang melakukan klasifikasi-bidang-pengetahuan manusia ke dalam disiplin-ilmu yang berbeda-beda seperti matematika, biologi, dan etika.
Beberapa klasifikasi ini masih digunakan sampai sekarang.
Sebagai
bapak di bidang
logika, ia adalah orang pertama yang mengembangkan
sistem-formal-untuk-penalaran.
Aristoteles mengamati bahwa
validitas-argumen apapun dapat ditentukan oleh
struktur-nya daripada
isi-nya.
Sebuah contoh klasik
argumen yang
valid adalah
silogisme-nya :
Semua manusia pasti mati. (premis-mayor)
Socrates adalah manusia. ( premis-minor )
Oleh karena itu,
Socrates pasti mati. (kesimpulan)
Dengan adanya
struktur-argumen ini, selama
premis itu
benar, maka
kesimpulan-nya juga dijamin
benar.
Corak
logika-Aristoteles mendominasi bidang pemikiran ini sampai munculnya
logika-proporsional-modern dan
logika-predikat 2.000 tahun kemudian.
Penekanan
Aristoteles pada penalaran-yang-baik dan dikombinasikan dengan keyakinan-nya pada
metode-ilmiah membentuk
latar-belakang sebagian besar karya-nya.
Misal, karyanya dalam bidang
etika dan
politik,
Aristoteles mengidentifikasi
kebaikan-tertinggi dengan
kebajikan-intelektual.
Artinya, orang yang ber-
moral adalah orang yang menumbuhkan
kebajikan tertentu berdasarkan
penalaran.
Dan dalam karyanya tentang
psikologi dan
jiwa,
Aristoteles membedakan
persepsi-indra dari
akal yang menyatukan dan menafsirkan
persepsi-indera dan merupakan sumber semua pengetahuan.
Aristoteles terkenal menolak
teori-forma dari
Plato, yang menyatakan bahwa sifat seperti
keindahan adalah
entitas-universal-abstrak yang ada-terlepas dari benda itu sendiri.
Sebaliknya, ia berpendapat bahwa
forma-forma bersifat
intrinsik dalam benda-benda dan ada tidak-dapat terpisah darinya, dan karenanya harus dipelajari dalam kaitannya dengan objek.
Namun, dalam membahas
seni,
Aristoteles tampaknya menolak pendapat itu, dan sebaliknya berpendapat tentang
forma-universal-ideal yang coba ditangkap oleh para
seniman dalam melakukan pekerjaan mereka.
Aristoteles adalah pendiri
Lyceum, sebuah sekolah pembelajaran yang berbasis di
Athena, Yunani dan dia menjadi inspirasi bagi kaum
peripatetik, yaitu para pengikut-nya, murid-murid-nya dari
Lyceum.
a. Hidupnya
Aristoteles lahir pada tahun 384 SM di
Stagirus, sebuah koloni
Yunani yang sekarang sudah punah dan merupakan pelabuhan laut di pesisir
Thrace.
Ayahnya
Nichomachus adalah seorang dokter
keluarga-istana untuk
raja Amyntas dari
kerajaan-Macedonia, dan dari sinilah mulai hubungan panjang
Aristoteles dengan
keluarga-istana kerajaan-Macedonia, yang sangat mempengaruhi hidupnya.
Ketika ia masih anak-anak ayahnya meninggal dunia.
Pada usia 17 tahun, pengasuhnya
Proxenus, mengirimnya ke
Athena, pusat-intelektual dunia, untuk menyelesaikan pendidikan-nya. Dia bergabung dalam
Akademi (sekolah yang didirikan oleh Lato) dan belajar di bawah bimbingan
Plato, menghadiri ceramah-ceramah-nya selama dua-puluh tahun.
Di tahun-tahun akhir hubungannya dengan
Plato dan
Akademi, ia mulai memberi ceramah ajaran-nya sendiri, terutama mengenai masalah
retorika.
Pada saat kematian
Plato di tahun 347, kemampuan unggul
Aristoteles yang bersinar sejak awal tampaknya telah dirancang agar berhasil menduduki pimpinan
Akademi.
Tetapi perbedaan ajaran-nya dengan ajaran
Plato terlalu besar untuk membuat hal itu mungkin terjadi, dan keponakan
Plato bernama
Speusippus akhirnya dipilih sebagai gantinya.
Atas undangan temannya ketika di
Akademi bernama
Hermeas, yang menjadi penguasa
Atarneus dan
Assos di
Mysia, sebuah wilayah di
Asia-kecil , merupakan pesisir sebelah
barat-utara yang sekarang termasuk dalam wilayah negara
Turkey,
Aristoteles berangkat menuju
keluarga-istana-nya.
Dia menetap selama tiga tahun, dan sementara tinggal di sana dia menikahi
Pythias, keponakan dari
sang-raja dan mempunyai seorang anak perempuan yang juga diberi nama
Pythias.
Di kemudian hari dia menikah lagi untuk kedua kalinya dengan seorang wanita bernama
Herpyllis, yang melahirkan seorang anak laki-laki bernama
Nichomachus.
Pada masa akhir tahun ketiga-nya di
Mysia, Hermeas ditaklukan oleh
kerajaan-Persia, dan
Aristoteles pergi menuju
Mytilene.
Pada tahun 343 SM, atas undangan
Philip raja-Macedonia, Aristoteles menjadi tutor putranya yang berusia 13 tahun bernama
Alexander (yang kemudian menaklukkan dunia).
Dia menjadi pembimbing
Alexander untuk lima tahun ke depan.
Baik
Philip dan
Alexander tampaknya telah membayar
Aristoteles dengan kehormatan tinggi, dan ada cerita bahwa
Aristoteles dipasok oleh
keluarga-istana kerajaan-Macedonia, tidak hanya dengan dana untuk mengajar, tetapi juga dengan ribuan budak untuk mengumpulkan spesimen untuk studinya dalam ilmu-pengetahuan-alam.
Cerita-cerita ini mungkin saja salah dan tentu saja mungkin dibesar-besarkan.
Setelah kematian
Philip,
Alexander selanjutnya menduduki tahta
kerajaan-Macedonia dan bersiap untuk melakukan penaklukan-penaklukan dunia berikutnya.
Pekerjaan
Aristoteles telah selesai, dia kembali ke
Athena, yang tidak dia kunjungi sejak kematian
Plato pada tahun 335 SM.
Dia menemukan sekolah-sekolah
Platonis berkembang di bawah
Xenocrates, dan
Platonisme merupakan filsafat dominan di
Athena.
Dia kemudian mendirikan sekolahnya sendiri di sebuah tempat bernama
Lyceum.
Saat mengajar di
Lyceum,
Aristoteles memiliki kebiasaan berjalan-jalan saat dia berbicara menyampaikan materi pelajaran-nya kepada murid-muridnya.
Adalah berhubungan dengan hal-ini para pengikutnya beberapa tahun kemudian dikenal sebagai kaum
peripatetik, yang berarti
berjalan-jalan.
Selama tiga-belas tahun berikutnya dia mencurahkan energinya untuk pengajarannya dan menyusun risalah filosofisnya.
Dia dikatakan telah memberikan dua jenis ceramah yaitu : diskusi yang lebih-rinci di pagi hari untuk kalangan dalam bagi siswa-tingkat-lanjut, dan wacana-populer di malam hari untuk para pecinta-pengetahuan-umum.
Pada kematian mendadak
Alexander pada tahun 323 SM, pemerintahan
pro-Macedonia di
Athena kemudian digulingkan, dan terjadi reaksi umum terhadap apapun yang berbau
Macedonia.
Tuduhan tentang penghinaan atau tidak-menghormati kepercayaan masyarakat
Athena ditimpakan kepada
Aristoteles.
Untuk menghindari tuntutan itu, dia melarikan diri ke
Chalcis di
Euboea, sehingga
Aristoteles mengatakan :
" Orang-orang Athena mungkin tidak memiliki kesempatan lagi untuk berbuat-dosa terhadap filsafat seperti yang telah mereka lakukan kepada diri Socrates. "
Pada tahun pertama tinggal di
Chalcis dia mengeluh sakit perut dan kemudian meninggal pada tahun 322 SM.
b. Karyanya
Dilaporkan bahwa tulisan
Aristoteles dipegang oleh muridnya bernama
Theophrastus, yang telah berhasil meneruskan kepemimpinan
Aristoteles di
sekolah-peripatetik.
Perpustakaan
Theophrastus dialihkan kepada muridnya bernama
Neleus.
Untuk melindungi buku-buku dari pencurian, ahli waris
Neleus menyembunyikannya di dalam lemari besi, di mana karya-karya itu menjadi agak rusak karena kelembaban, ngengat dan cacing.
Di tempat persembunyian ini, karya-karya itu ditemukan sekitar tahun 100 SM oleh
Apellicon, seorang pecinta buku yang kaya raya, dan dibawa ke
Athena.
Buku-buku itu kemudian dibawa ke
Roma setelah penangkapan orang-orang
Athena oleh
Sulla pada tahun 86 SM.
Di
Roma karya-karya itu segera menarik perhatian para ilmuwan, dan edisi baru karya ini memberi dorongan baru bagi studi mengenai
Aristoteles dan filsafat secara umum.
Koleksi ini merupakan dasar karya
Aristoteles yang kita miliki saat ini.
Anehnya, daftar karya
Aristoteles yang diberikan oleh
Diogenes Laertius tidak mengandung risalah-risalah ini.
Ada kemungkinan daftar
Diogenes adalah pemalsuan yang dikumpulkan pada saat karya asli-nya hilang untuk diamati.
Karya-karya
Aristoteles berada di bawah tiga-kelompok besar :
(1) dialog dan karya lain yang bersifat populer,
(2) kumpulan fakta dan materi dari perlakuan ilmiah, dan
(3) karya sistematis.
Di antara tulisan-tulisan pada
kelompok-pertama dengan
sifat-populer, satu-satunya yang kita miliki dengan segala konsekuensinya adalah bidang-bidang yang menarik dalam karyanya
On The Polity Of The Athenians.
Karya-karya pada
kelompok-kedua mencakup 200 judul, kebanyakan dalam bentuk fragmen, dikumpulkan oleh sekolah
Aristoteles dan digunakan sebagai penelitian.
Beberapa mungkin telah dilakukan pada saat penerus
Aristoteles yaitu masa
Theophrastus.
Termasuk dalam kelompok ini adalah
Konstitusi 158 Negara Yunani.
Karya
risalah-sistematis dari
kelompok-ketiga ditandai oleh gaya tulisan yang datar, tanpa aliran bahasa keemasan yang dahulu dipuji orang-orang kuno kepada
Aristoteles.
Ini mungkin karena fakta bahwa karya-karya ini tidak, dalam banyak kasus, diterbitkan oleh
Aristoteles sendiri atau selama masa hidupnya, namun disunting setelah kematiannya dari manuskrip yang belum selesai.
Sampai
Werner Jaeger (1912) mengambil asumsi bahwa tulisan-tulisan
Aristoteles menyajikan sebuah penjelasan sistematis tentang pandangan-pandangan-nya.
Jaeger berpendapat bahwa
periode-awal, tengah dan
akhir (berdasar pendekatan
genetik), di mana
periode-awal mengikuti
teori-forma dan
jiwa dari karya
Plato, yang
periode-tengah menolak pendapat
Plato, dan
periode-akhir (yang mencakup sebagian besar risalah-nya) lebih berorientasi
empiris.
Karya
Risalah-Sistematis Aristoteles dapat dimasukan ke dalam beberapa kelompok :
Logika
1. Categories (10 classifications of terms)
2. On Interpretation (propositions, truth, modality)
3. Prior Analytics (syllogistic logic)
4. Posterior Analytics (scientific method and syllogism)
5. Topics (rules for effective arguments and debate)
6. On Sophistical Refutations (informal fallacies)
Fisika
1. Physics (explains change, motion, void, time)
2. On the Heavens (structure of heaven, earth, elements)
3. On Generation (through combining material constituents)
4. Meteorologics (origin of comets, weather, disasters)
Psikologi
1. On the Soul (explains faculties, senses, mind, imagination)
2. On Memory, Reminiscence, Dreams, and Prophesying
Sejarah Alam
1. History of Animals (physical/mental qualities, habits)
2. On the parts of Animals
3. On the Movement of Animals
4. On the Progression of Animals
5. On the Generation of Animals
6. Minor treatises
7. Problems
Filosofi
1. Metaphysics (substance, cause, form, potentiality)
2. Nicomachean Ethics (soul, happiness, virtue, friendship)
3. Eudemain Ethics
4. Magna Moralia
5. Politics (best states, utopias, constitutions, revolutions)
6. Rhetoric (elements of forensic and political debate)
7. Poetics (tragedy, epic poetry)
Sumber :
http://www.iep.utm.edu/aristotl/
Pemahaman Pribadi