Keadilan Ala Barat : Filsuf Kontemporer - Rawls

Dari sejak pendiriannya, pemikiran politik Amerika memiliki daya-tahan lama untuk memusatkan perhatian/bahasan pada keadilan. Pembukaan...

Thursday, December 26, 2019

Bersamamu


Dengarkah ?
Batu batu teriak memekak
Ya, kakimu ! kakiku !
Menginjak seraya tergelak

Ringan, mata memaling muka
Sekuat nyali melolong tinggi
Ceria hati tega berlalu
Kita, terlalu bahagia !

Terganggukah ?
Berisik kerikil, keruh mengaduh
Berserak serak marah !
Mengamuk geram !

Nyatanya
Kita beralih ke bunga !
Berlimpah warna, ucapmu malu
Lembut mendekap, menarik syahdu

Heii, kupu indah ! kejutmu lalu
Nyaris berlari kita memburu
Riang derap tawa dipacu

Berebut tangan, merengkuh rindu

Perdulikah ?
Desir pasir meratap perih
Berhambur iba, meruntuh pedih
Sedih bersimpuh, merintih lirih

Akhh ! rupa kita berpura tuli
Berkali pula batin membuta

Cukuplah berdua, bisikmu gila !
Di bawah sana, biarlah merana !



Bekasi, 29 Desember 2019




Wednesday, December 18, 2019

Mereka


Pada awalnya pagi,

Menatap puncak, menjulang di ketinggian sana
Cemas berkerumun
Di belakang, keras orang orang berbisik
Senyum ramah, mengiris sinis

Berdirilah, membusung dada
Setapak demi setapak terseok
Melangkah, merambat
Mendaki tiada henti

Terpeleset, terpelanting,
Terluka sendiri..
Jatuh, menurun berulang kali
Riuh girang, mereka bergelak tawa !

Pada akhir, sore menjelang
Remang di puncak, sepi sendirian

Diam..
Sekuntum bunga kupetik

Tegap, menatap jauh ke bawah sana
Orang orang saling bertepuk tangan
Riang berloncatan, berdekapan
Mereka terus tertawa !

Bisu..
Sejenak sunyi mengisi

Lantang teriakan lalu menggema
Terimalah bunga ini !
Buat kalian !
Tangan ini melempar begitu saja

Pulanglah, teruslah bahagia !
Bawa serta anak istri kalian bahagia !


Bekasi, 19 desember 2019