Anarki berasal dari kata Yunani, anarkos yang berarti tanpa-pemimpin.
Makna politiknya adalah sebuah sistem sosial-dan-politik tanpa-negara atau lebih-luas lagi sebuah masyarakat yang dicirikan oleh ketiadaan struktur-hierarkis-kekuasaan atau kekuasaan-tunggal.
Pendekatan umum kaum-anarkis adalah menekankan bahwa kehidupan yang baik hanya dapat dijalani tanpa-dibatasi oleh struktur.
Setiap institusi-atau-moralitas apapun yang tidak-konsisten dengan kehidupan yang dipilih secara-bebas akan diserang, dikritik, dan ditolak.
Oleh karena itu, apa yang menjadi masalah-krusial bagi kaum-anarkis adalah menentukan :
Apa yang sesungguhnya-menyusun struktur-dan-hambatan artifisial dari hal-hal yang merupakan produk-alamiah atau aktivitas-sukarela.
Yang termasuk para pemikir-utama anarkis adalah William Godwin, Max Stirner, Leo Tolstoy, Proudhon, Bakunin, Kropotkin, dan pemikir-pemikir libertarian-dan-konservatif yang condong kepada anarkisme seperti Hans Hermann Hoppe dan Murray Rothbard.
Berbagai cabang anarkisme menekankan pada aspek-yang-berbeda dari masyarakat-tanpa-pemimpin yang berjalan/dapat-dicapai dalam jangka-waktu yang panjang :
Anarkisme-versi-utopis mengejar egalitarianisme-universal di mana setiap-orang harus bertanggung-jawab terhadap diri masing-masing dan tidak-lebih dari dirinya-sendiri, dengan demikian nilai-nilai pada setiap-orang memiliki bobot moral-dan-politik yang sama. Anarkis-utopis pada abad ke-19 melakukan uji-coba dengan berbagai komunitas-kecil yang memiliki kehidupan yang pendek secara keseluruhan sebagai suatu komunitas.
Tetapi gagasan egalitarianisme ditolak oleh para anarkis yang lebih bersimpati kepada individualisme-kasar dari wilayah Amerika-barat dan dari individu yang mencari kehidupan-pribadi yang sunyi, mengasingkan-diri dari kehidupan-ramai dan menjalani hidup dekat dengan alam.
Max Stirner misalnya, menolak segala jenis pembatasan pada tindakan-individu, termasuk dari struktur-sosial yang berkembang secara spontan misalnya, otoritas-orang-tua, uang, lembaga-hukum (misalnya, hukum-pidana-umum), dan hak-milik.
Di sisi lain, Proudhon berpendapat tentang sebuah masyarakat dengan usaha-koperasi dalam skala-kecil. Gerakan koperasi sering menarik mereka yang memiliki kecenderungan-kolektif tetapi berusaha untuk menjauh dari model-sosialisme khas yang otoriter.
Sebaliknya, para pemikir libertarian yang mendukung pasar-bebas telah mengajukan solusi-anarkis terhadap masalah ekonomi-dan-politik. Mereka menekankan sifat-sukarela dari sistem-pasar sebagai moral serta sarana-efisien untuk mendistribusikan sumber-daya dan oleh karenanya mengutuk kegagalan-negara untuk menyediakan sumber-daya yang memadai (perawatan kesehatan dan pendidikan, juga layanan keamanan dan pertahanan). Apa yang disebut barang-dan-jasa-publik, mereka menegaskan, harus disediakan secara-privat melalui pasar-bebas.
Terlepas dari arah-politik yang cenderung dituju oleh kaum-anarkis yaitu kolektivisme atau individualisme, bagaimana komunitas anarkis menyesuaikan-diri dengan masalah-filosofis yang ada sekarang ini, yang menuntut sebuah perhatian terhadap kemungkinan-inkonsistensi.
Anarkis-historisis percaya bahwa anarki adalah keadaan-tertinggi dimana umat-manusia (pasti) naik menuju ke arahnya. Mereka setuju dengan teori umum sejarah dari Marx bahwa sejarah (dan masa-depan) terbagi kedalam era-nyaman yang dicirikan oleh sebuah gerak menuju berkurangnya-otoritas dalam kehidupan. Sebuah gerak perpindahan-bertahap meninggalkan kekuasaan-otoriter atau struktur yang memecah-belah secara sosial, dan bahwa gerak-ini tidak-dapat dihindari.
Anarkis-radikal berpendapat bahwa masa-depan hanya dapat diperjuangkan dan tekanan-apapun dari otoritas atas tindakan-seseorang harus dilawan, seruan mereka meluas kepada kaum-anarkis yang secara aktif merongrong, mengacaukan, dan membongkar aparat-negara yang koersif (melakukan kekerasan untuk menekan). Mereka yang berada di sayap libertarian menekankan bahwa hanya-pemerintah yang dapat-melakukan tindakan-memaksa, sedangkan mereka yang lebih bersimpati pada kritik-moral sosialisme terhadap kapitalisme menekankan sifat sewenang-wenang perusahaan multinasional dan kapitalisme-global.
Sementara beberapa anarkis bersikap pasif dalam penolakan mereka terhadap otoritas (mengambil dari perilaku Gandhi melawan pemerintahan Inggris di India), yang lain memaklumi penggunaan-kekerasan untuk mengamankan kebebasan-mereka dari paksaan-eksternal.
Sama dengan liberal-modern dan dengan beberapa sosialis dan konservatif, beberapa cabang anarkisme menolak dunia-material dan kemajuan-ekonomi sebagai sesuatu yang berharga dalam-dirinya. Kaum-anarkis yang menentang kemajuan-ekonomi (atau kapitalisme-global) karena menurutnya membatasi pilihan mencari alternatif bagi utopia-politik mereka, yang memiliki banyak kesamaan dengan teori-politik environmentalisme.
Sumber :
http://www.iep.utm.edu/polphil/#H3
Pemahaman Pribadi
No comments:
Post a Comment