Keadilan Ala Barat : Filsuf Kontemporer - Rawls

Dari sejak pendiriannya, pemikiran politik Amerika memiliki daya-tahan lama untuk memusatkan perhatian/bahasan pada keadilan. Pembukaan...

Monday, November 1, 2021

Musik Dan Keadilan Sosial 1 : Pengantar


Protes-protes menuntut keadilan-sosial sebagai tawaran pilihan-lain terhadap sebuah kondisi status-quo yang tidak-dapat-diterima terus meningkat dalam menanggapi persoalan perang, ketimpangan politik dan sosial, kesejahteraan dan hambatan-hambatan lain dalam ekonomi dan kesempatan-kesempatan untuk berkembang.

Meski keadilan-sosial biasa dipikirkan sebagai sebuah agenda-politik, banyak gerakan-keadilan telah menggunakan musik sebagai sebuah cara untuk mengundang dan menjaga partisipasi dengan basis-yang-luas dalam inisiatif mereka.

Beberapa integrasi antara musik dan keadilan-sosial telah menyatu-begitu-dalam dalam kerangka-kerangka identitas dan kebudayaan dari kelompok-kelompok tertentu, hal itu dipahami hari-ini terutama sebagai unsur-pembentuk kebudayaan.

Sebagai contoh, tradisi blues secara luas dikenal sebagai sebuah pembeda kontribusi yang khas Afrika-Amerika kepada musik, namun tidak selalu dikenal perannya dalam membantu membentuk kesadaran-politik dari komunitas masyarakat Afrika-Amerika yang muncul dari era Rekonstruksi di Amerika-Serikat bagian selatan pada abad 19 dan bermigrasi keluar Amerika-Serikat bagian selatan pada abad 21.

Hal yang sama juga benar mengenai interaksi antara jazz-bebas (free-jazz) tahun 1960-an dan gerakan nasionalis-kulit-hitam, peranan musik membantu memelihara, menumbuhkan dan membuat gerakan berkembang.

Moment-moment lain dalam musik dan keadilan-sosial sebagai sebuah integrasi, lebih sedikit muncul dalam narasi-narasi sosial dan sejarah kita dibanding konvergensi-konvergensi-aksidental yang tidak selalu kita cermati atau ingat.

Contoh-contoh tentang musik yang dikeluarkan dari politik daripada politik yang dikeluarkan dari musik, termasuk ketidak-pedulian budaya terhadap peranan-musik yang telah dimainkan dalam protes-protes sosial akhir-akhir ini yang terjadi dibawah bendera Occupy movement (gerakan sosial-politik progresif internasional yang menunjukkan perlawanan terhadap ketidaksetaraan-sosial-dan-ekonomi dan kurangnya 'demokrasi-yang-sebenarnya' di seluruh dunia) dan UK-Uncut (gerakan melawan pemotongan-layanan-publik dan penghindaran-pajak di Inggris) dan sampai peran-krusial bahwa musik telah dimainkan dalam gerakan anti-apartheid di Afrika-Selatan

Di sisi lain, paradigma terhadap hubungan-saling mempengaruhi antara ekspresi melalui musik dan komitment pada keadilan-sosial, merupakan budaya-protes-politik di Amerika dalam tahun 1960-an : secara khusus Gerakan Hak-Hak Sipil dan Gerakan Anti Perang Vietnam.

Dalam bukunya Rhythm and Resistance, p. 39 (Ritme dan Penolakan), Ray Pratt meneliti bahwa :

" Tidak ada musik yang-sendirian-saja mampu mengorganisasi kemampuan-seseorang untuk menanamkan perasaan-emosional dalam dunia, namun seseorang dapat menekankan kontribusi-kontribusi yang kuat dari musik bagi keadaan-keadaan emosional yang temporer. "

Hal itu dikarenakan cara musik memberi asupan ke dalam kehidupan-emosional-kita dan karena perasaan nyaman secara sosial yang kita peroleh dari berbagi-keadaan-emosional-yang-sama dengan orang-lain sehingga musik begitu sering menemani gerakan-gerakan yang membangun dan bergantung pada solidaritas.

Pastilah, ini adalah sebuah asosiasi yang tidak selalu terjadi (kontingen), namun tidak-adanya kepastian-logis tidak menghilangkan peranan-kuat musik bermain dalam usaha-usaha untuk membangun dunia yang lebih baik.



Sumber :
https://iep.utm.edu/music-sj/
Pemahaman Pribadi




No comments:

Post a Comment