Keadilan Ala Barat : Filsuf Kontemporer - Rawls

Dari sejak pendiriannya, pemikiran politik Amerika memiliki daya-tahan lama untuk memusatkan perhatian/bahasan pada keadilan. Pembukaan...

Saturday, July 4, 2020

Filsafat Analitik 6b : 1960-an Dan Setelahnya ( Era Ekletisme ) : Kebangkitan Metafisika


Metafisika mengalami semacam kebangkitan dalam filsafat-analitik post-bahasa.

Meskipun filsafat-analitik kontemporer tidak-mudah mendukung bangunan-sistem-metafisika-tradisional (setidaknya sebagai sebuah penghargaan aktivitas profesional), filsafat-analitik telah merangkul sepenuh hati terhadap pengejaran secara berangsur kepada pertanyaan-pertanyaan metafisika sehingga metafisika sekarang ini menjadi salah satu diantara tiga sub-disiplin yang paling penting dalam filsafat-analitik. (Dua yang lain adalah epistemologi dan filsafat-bahasa, ketiganya seringkali disebut sebagai 'inti' wilayah-wilayah analitik atau sub-disiplin). Ini memiliki arti penting mengingat orientasi anti-metafisika dalam filsafat-analitik-tradisional.

Pada tahun 1960-an filsuf bahasa-biasa Peter Strawson mulai mengangkat apa yang ia sebut 'metafisika-deskriptif', sebuah persoalan tentang melihat kepada struktur-dan-isi dari bahasa-natural untuk menyoroti kontur pandangan-pandangan metafisis yang berbeda atau 'skema-skema konseptual'.

Pada saat yang sama, dan disamping naturalisme dan saintisisme-nya yang menutup dia dari metafisika-spekulatif, pandangan-holistik dari Quine tentang makna dan verifikasi membuka pintu terhadap metafisika-spekulatif dengan menunjukan bahwa teori tidak dapat direduksi menjadi pengamatan-peristiwa dalam sain.

Pada tahun 1960-an dan 1970-an, upaya-upaya dari Donald Davidson dan yang lainnya untuk membangun sebuah teori-formal-makna berdasar definisi-formal tentang kebenaran yang dikemukakan Alfred Tarski pada akhirnya mengarah kepada pengembangan tentang dunia-dunia-makna-yang-mungkin oleh David Lewis.

Konsisten dengan pandangan Quinean bahwa makna terhubung dengan pandangan-pandangan-dunia-holistik, atau dalam terma yang lebih metafisis, keadaan-keadaan-dunia, dunia-dunia-makna-yang-mungkin menentukan pentingnya konsep-konsep-logis seperti validitas, kesan dan kesempurnaan begitu juga dengan konsep-konsep yang tidak mampu ditangani oleh logika-sebelumnya ---seperti kemungkinan dan kepastian--- dalam terma-terma mengenai deskripsi-total dari suatu cara bahwa beberapa-dunia atau semua-dunia mungkin ada. Sebagai contoh, proposisi P adalah pasti, jika P adalah benar dalam semua-dunia-yang-mungkin. Sehingga, disamping formalisme-nya, dunia-dunia-makna-yang-mungkin mendekati beberapa aspek dari metafisika-tradisional yang dihindari filsafat-analitik sebelumnya.

Dengan dunia-dunia-makna-yang-mungkin, perhatian telah meningkat dari pemahaman tentang makna menjadi referensi-nya. Yang terakhir berkaitan secara eksplisit terkait dengan hubungan dunia-bahasa dan juga memiliki sebuah aspek metafisika yang terbuka.

Pada tahun 1970, teori-teori-referensi-langsung menjadi mendominasi filsafat-bahasa.

Dikembangkan secara terpisah oleh Saul Kripke dan Ruth Barcan Marcus, teori-referensi-langsung berpendapat bahwa sejumlah kata ---khususnya nama kepemilikan--- tidak memiliki makna, namun hanya bertindak sebagai 'penanda-label (tags)' dalam istilah Marcus atau 'penanda-tetap (rigid)' dalam istilah Kripke bagi benda-benda yang diberi nama.

Penanda-label atau penanda-tetap biasa diucapkan dalam terma-terma dunia-dunia-yang-mungkin : Itu adalah sebuah relasi antara nama dan benda sedemikian hingga itu tetap-berlaku dalam semua dunia-dunia-yang-mungkin.

Ini kemudian menyediakan sebuah analogi linguistik terhadap sebuah teori-metafisika tentang identitas sesuatu yang mirip dengan salah satu yang ditemukan dalam 'substansi' metafisika-tradisional seperti yang dikemukakan Aristoteles.

Dengan dibuangnya batasan-batasan karakteristik pada filsafat-analitik awal, posisi ini dalam filsafat-bahasa diciptakan untuk suatu kemudahan transisi menuju metafisika yang memadai.



Sumber :
https://www.iep.utm.edu/analytic/#SH4a
Pemahaman Pribadi



No comments:

Post a Comment