Eksistensialisme adalah sebuah istilah untuk melingkupi semua filsuf yang mengulas sifat-kodrat-alamiah eksistensi-manusia sebagai sebuah kunci persoalan filosofis dan yang memiliki pandangan sama bahwa persoalan tersebut paling baik ditinjau melalui ontologi.
Definisi yang sangat luas ini, akan dijelaskan dengan pembahasan tujuh tema-kunci yang ditinjau oleh para pemikir eksistensialis.
Para filsuf yang dipandang sebagai eksistensialis nyaris semuanya berasal dari daratan Eropa pada rentang periode abad 19 M dan 20 M.
Di luar filsafat, gerakan eksistensialisme mungkin merupakan gerakan filosofis yang paling dikenal dan setidaknya dua dari anggotanya berada diantara sosok-filosofis yang paling terkenal dan secara luas dipandang sebagai pengarang-pengarang filsafat. Tentu saja gerakan ini memiliki pengaruh yang cukup besar di luar filsafat, sebagai contoh adalah pengaruh pada teori psikologi dan bidang seni.
Di dalam filsafat, meski dapat diterima untuk mengatakan bahwa gerakan eksistensialisme dengan batasan-definisi yang longgar ini, sebagai sebuah-keseluruhan tidak memiliki pengaruh yang besar, tetapi para individu dan gagasan-gagasan yang berada didalamnya tetaplah penting.
Lebih jauh lagi hampir semua filsuf yang secara konvensional dikelompokkan ke dalam eksistensialis tidak pernah menggunakan atau secara aktif menolak istilah eksistensialisme. Bahkan Sartre sendiri pernah berkata :
"Eksistensialisme ?"
"Aku tak tahu apa itu !"
Oleh karena itu, terdapat sebuah kondisi untuk diputuskan bahwa istilah eksistensialisme --sejauh ketika mengarahkan kita untuk mengabaikan hal-hal yang membedakan pendirian-filosofis atau untuk menggabungkan menjadi satu sejumlah ide yang sangat berbeda-- adalah lebih merugikan daripada membawa manfaat.
Meskipun demikian dalam artikel ini, diasumsikan bahwa suatu yang masuk-akal dapat diajukan mengenai eksistensialisme sebagai sebuah gerakan yang mempunyai batasan-definisi yang longgar.
Artikel ini terdiri dari tiga bagian.
Pertama, kita mengulas garis-besar sejumlah tema yang menentukan --meskipun secara luas-- perhatian-perhatian para eksistensialis. Ini dilakukan dengan mengacu pada konteks sejarah eksistensialisme yang akan membantu kita untuk memahami mengapa persoalan filisofis tertentu dan metodenya dianggap begitu penting.
Kedua kita membahas secara individual enam filsuf yang bisa diperdebatkan sebagai sosok-sentral dalam eksistensialisme, penekanan pada pembahasan ini pada cara bagaimana para filsuf ini mendekati tema-tema eksistensialis dengan cara yang berbeda beda. Sosok-sosok ini dan banyak sosok lain yang disebutkan mempunyai artikel-artikel sendiri yang panjang dan lengkap dalam ensiklopedia.
Akhirnya pada bagian ketiga kita melihat dengan sangat singkat kepada pengaruh eksistensialisme khususnya di luar filsafat.
Sumber :
https://www.iep.utm.edu/existent/
Pemahaman Pribadi
Definisi yang sangat luas ini, akan dijelaskan dengan pembahasan tujuh tema-kunci yang ditinjau oleh para pemikir eksistensialis.
Para filsuf yang dipandang sebagai eksistensialis nyaris semuanya berasal dari daratan Eropa pada rentang periode abad 19 M dan 20 M.
Di luar filsafat, gerakan eksistensialisme mungkin merupakan gerakan filosofis yang paling dikenal dan setidaknya dua dari anggotanya berada diantara sosok-filosofis yang paling terkenal dan secara luas dipandang sebagai pengarang-pengarang filsafat. Tentu saja gerakan ini memiliki pengaruh yang cukup besar di luar filsafat, sebagai contoh adalah pengaruh pada teori psikologi dan bidang seni.
Di dalam filsafat, meski dapat diterima untuk mengatakan bahwa gerakan eksistensialisme dengan batasan-definisi yang longgar ini, sebagai sebuah-keseluruhan tidak memiliki pengaruh yang besar, tetapi para individu dan gagasan-gagasan yang berada didalamnya tetaplah penting.
Lebih jauh lagi hampir semua filsuf yang secara konvensional dikelompokkan ke dalam eksistensialis tidak pernah menggunakan atau secara aktif menolak istilah eksistensialisme. Bahkan Sartre sendiri pernah berkata :
"Eksistensialisme ?"
"Aku tak tahu apa itu !"
Oleh karena itu, terdapat sebuah kondisi untuk diputuskan bahwa istilah eksistensialisme --sejauh ketika mengarahkan kita untuk mengabaikan hal-hal yang membedakan pendirian-filosofis atau untuk menggabungkan menjadi satu sejumlah ide yang sangat berbeda-- adalah lebih merugikan daripada membawa manfaat.
Meskipun demikian dalam artikel ini, diasumsikan bahwa suatu yang masuk-akal dapat diajukan mengenai eksistensialisme sebagai sebuah gerakan yang mempunyai batasan-definisi yang longgar.
Artikel ini terdiri dari tiga bagian.
Pertama, kita mengulas garis-besar sejumlah tema yang menentukan --meskipun secara luas-- perhatian-perhatian para eksistensialis. Ini dilakukan dengan mengacu pada konteks sejarah eksistensialisme yang akan membantu kita untuk memahami mengapa persoalan filisofis tertentu dan metodenya dianggap begitu penting.
Kedua kita membahas secara individual enam filsuf yang bisa diperdebatkan sebagai sosok-sentral dalam eksistensialisme, penekanan pada pembahasan ini pada cara bagaimana para filsuf ini mendekati tema-tema eksistensialis dengan cara yang berbeda beda. Sosok-sosok ini dan banyak sosok lain yang disebutkan mempunyai artikel-artikel sendiri yang panjang dan lengkap dalam ensiklopedia.
Akhirnya pada bagian ketiga kita melihat dengan sangat singkat kepada pengaruh eksistensialisme khususnya di luar filsafat.
Sumber :
https://www.iep.utm.edu/existent/
Pemahaman Pribadi
No comments:
Post a Comment