Keadilan Ala Barat : Filsuf Kontemporer - Rawls

Dari sejak pendiriannya, pemikiran politik Amerika memiliki daya-tahan lama untuk memusatkan perhatian/bahasan pada keadilan. Pembukaan...

Tuesday, January 9, 2018

A-Priori Dan A-Posteriori 3 : Perbedaan Kepastian/Kontingen


Sebuah proposisi-yang-pasti adalah suatu proposisi yang nilai-kebenaran-nya tetap-konstan dalam semua dunia yang mungkin ada. Jadi proposisi-yang-pasti-benar adalah proposisi yang selalu-benar di dalam setiap dunia yang mungkin, dan proposisi-yang-pasti-salah adalah proposisi yang selalu-salah di dalam setiap dunia yang mungkin. Sebaliknya, nilai-kebenaran dari proposisi-kontingen adalah tidak-tetap di dalam semua kemungkinan dunia : untuk proposisi-kontingen apapun berlaku, setidaknya ada satu dunia yang mungkin di dalamnya proposisi itu adalah benar dan setidaknya satu dunia yang mungkin di dalamnya proposisi itu salah.

Perbedaan-kepastian/kontingen terkait erat dengan perbedaan-apriori/aposteriori. Adalah masuk akal untuk berharap, misalnya, jika sebuah pendapat-tertentu adalah pasti-benar, hal itu harus diketahui hanya secara apriori. Pengalaman-indrawi hanya dapat memberi tahu kita tentang dunia-aktual dan karenanya terhadap masalah itu tidak dapat mengatakan apa-apa mengenai apa-yang-pasti atau apa-yang-tidak-pasti. Di sisi lain, pendapat-kontingen tampaknya hanya bisa diketahui secara aposteriori, karena tidak jelas bagaimana pikiran-murni/akal-murni bisa memberi tahu kita tentang dunia-aktual dibanding dengan dunia-dunia-lain yang mungkin.

Meski terkait erat, kedua-perbedaan-itu tidaklah ekivalen. Perbedaan-kepastian/kontingen adalah metafisik : hal ini menyangkut status-modal (mungkin/pasti) dari proposisi. Dengan demikian, jelas sangat berbeda dengan perbedaan-apriori/aposteriori, yang bersifat epistemologis. Oleh karena itu, meskipun dua perbedaan-itu bersinggungan, keduanya tidaklah identik.

Namun ada juga alasan untuk berpikir bahwa kedua-perbedaan-itu tidak bersinggungan sama sekali. Beberapa filsuf berpendapat bahwa ada kebenaran-apriori-yang-kontingen (Kripke 1972; Kitcher 1980b). Contoh dari kebenaran seperti itu adalah proposisi bahwa batangan-standar-meteran yang tersimpan di Paris panjangnya satu-meter. Pendapat itu nampaknya bisa diketahui kebenaran-nya secara apriori karena batangan yang dimaksud mendefinisikan panjang satu-meter. Namun tampaknya juga ada kemungkinan sebuah-dunia di mana pendapat itu salah, misalnya dunia di mana batangan-standar-meteran itu menjadi rusak atau terkena panas yang ekstrem. Argumen yang sebanding telah ditawarkan untuk mendukung pendapat bahwa ada kebenaran-pasti-yang-aposteriori. Ambil, misalnya, proposisi bahwa air adalah H2O. Bisa dibayangkan bahwa proposisi itu benar di dalam semua kemungkinan dunia, yaitu di setiap dunia yang mungkin ada : air memiliki struktur-molekul-H2O. Tapi nampaknya juga proposisi itu hanya bisa diketahui melalui cara-empiris dan karenanya proposisi itu adalah aposteriori. Para filsuf tidak sepakat terhadap pengelompokan kasus semacam itu, tetapi jika interpretasi di atas adalah benar, sebuah proposisi-apriori tidak menjamin kepastian-nya, begitu juga sebuah proposisi-aposteriori tidak menjamin bahwa proposisi itu adalah kontingen.

Akhirnya, berdasar pada pembahasan di atas, tidak ada alasan yang jelas untuk menolak bahwa pendapat-tertentu-yang-pasti dan pendapat-tertentu-yang-kontingen mungkin tidak dapat diketahui dalam pengertian yang relevan. Bahkan jika proposisi semacam itu ada, maka yang-analitik tidak sesuai dengan yang-pasti, demikian juga yang-sintetik tidak sesuai dengan yang-kontingen.


Sumber :
http://www.iep.utm.edu/apriori/#H3
Pemahaman Pribadi



No comments:

Post a Comment